Kenapa dibilang lain? Karena sebelumnya dan sebenarnya fokus kita di museum-museum di London, yang lain tambahan aja. Tapi emang kok di London ini banyak tempat yang bisa dikunjungi gratis, apalagi yang berbayar, apalagi kalau hobinya foto-foto dan upload di Instagram 😁 pasti sukaaa ngider disini.
Ini beberapa di antaranya:
1. Sea Life
Lima destinasi wisata mihil yang dikelola swasta dijadiin satu di sisi lain sungai Thames, jadi sebrangnya gedung Westminster dan Big Ben. Isinya ada Madame Tussaud, London Eye, London Dungeon, Shrek Adventure, dan Sea Life London. Kalau mau liat lima-limanya ada harga khususnya. Cuma kalau sudah sekali itu kok males ngulang yah. Kaya Madame Tussaud, bianglala, Legoland, kalau sudah sekali males ah. London Dungeon kaya rumah hantu gitu, Shrek Adventure kayanya ya liat-liat Shrek which is not my favourite. Kalau Sea Life emang disempetin soalnya siapa tau punya koleksi yang beda dengan akuarium lain yang pernah kita datangi.
Datang di Sabtu sore, wilayah Westminster Bridge ini kaya cendol. Mau jalan aja susah. Sea Lifenya sendiri rame, bikin ngga nyaman liat koleksinya. Secara koleksi sih ngga banyak, dan sama seperti di London Zoo, aslinya Inggris ini koleksinya dikit aja, jadi banyak karena ngambil dari mana-mana, termasuk Indonesia.
Areanya ada penguin point, dengan satu penguin terlihat di tengah akuarium yang besar. Ngga dingin-dingin amat sih, dan kasian ngga ada temennya 😁 Ada Shipwreck alias bangkai kapal dengan dengan shark kecil yang sesekali melintas. Trus ada Ocean tunnel yang pendek bahkan kalau dibandingin dengan Seaworld Jakarta, dan bikin macet karena semua pengunjung berhenti dan foto-foto. Untung ada diver yang dadah-dadah di atas jadi ada bedanya lah dengan yang lain. Oya ini pengunjungnya hampir semua dari luar Inggris atau imigran. Bukannya rasis, tapi toilet wanita jadi bau karena para emak ninggalin diaper atau celana anaknya gitu aja yang udah kotor. Jorok mah jorok aja ngga ada urusannya sama HAM 😆
Selanjutnya ada Ocean invaders yang isinya jellyfish. Kalau dilihat dari infografis penyebarannya, Inggris malah cuma punya sedikit dan satu macam. Nah lo darimana dia punya koleksi jellyfish yang cukup lengkap? 😁 Ada Coral kingdom yang berisi clown fish macam nemo, trus Seahorse kingdom yang ngga keliatan seahorsenya karena banyak muka-muka yang hampir nempel di kaca 😅 Thames walk isinya ikan air tawar, sedangkan Rockpool isinya starfish, sea anemone, crab. Yang starfishnya ada di kolam pendek yang bisa disentuh anak-anak. Ray lagoon banyak berisi Mr. Ray alias stingray atau ikan pari. Yang terbaru dia nambahin Rainforest adventure dengan koleksinya crocodile kecil dan scorpion.
Sea Life London kecil aja, kayanya sama Sea World gedean yang di Jakarta deh. Secara pengaturan juga ngga mempesona, setelah keliling ke beberapa akuarium di beberapa negara, jadinya ngga aneh lagi dan ngga istimewa. Cuma untuk tombo kepo boleh lah kesana 😁
2. CityCruises
Salah satu kegiatan yang pasti dilakukan kalau lagi jalan-jalan gini adalah wisata sungai. Asyik soalnya liat sungai pada bersih-bersih dan itu cara cepat liat surrounding. Meski airnya coklat, itu bukan dari sampah loh tapi dari lumpur. Selain itu sungainya ngga ada baunya jadi emang bener ngga ada sampah. Jadi inget pas di Sea Life ada cerita dulu saluran pembuangan tinja itu langsung ke Thames, jadi banyak wabah penyakit. Sekarang dibuangnya di bawah sungai Thames, jadi sudah ngga ganggu sungai lagi.
CityCruises kita pilih karena masuk paketannya London Pass. Kita berangkat dari Westminster Pier sebagai dermaga pertama, mau ke Greenwich Pier sebagai dermaga terakhir. Banyak juga muatnya karena antrian yang mengular bisa masuk semua, ke dek atas dan bawah. London ini suka gloomy jadi kita pilih bawah aja dah daripada kehujanan dan kedinginan.
Di bawah jelas lah memamah biak 😆Cafenya lumayan yang ngga dijual pop mie doang #eh. Ada sandwich, kripik, dan minuman panas. Entah karena cemilannya atau karena lokasinya yang di bawah, kita jadi ngga gitu perhatiin ngelewatin apa aja. Padahal ada guidenya loh yang cuma terdengar suaranya. Ini si guidenya orangnya cuek banget dan ngenyekan 😂 Dia tuh bisa bilang ayo liat kananmu, itu the ugliest building in London. Trus dienyeklah bangunan yang ngga salah apa-apa itu. Atau liat kirimu, siapkan HPmu, itu bukan gedung penting kok (ampuuun, kirain siapin HP untuk motret 😂). Atau pas dia welcoming guest yang baru naik dari London Eye Pier dan Tower Pier, dia bilang dia bisa 3 bahasa, English, Gibberish, and Rubish 🤣 Kayanya ramah waktu nanya apa ada yang dari US? Beberapa penumpang ngacung, oh ya udah kalo gitu aku akan memperlambat bicaraku 🙈 Trus tanya lagi ada yang dari Australia? Ugh OK aku akan melengkapi dengan subtitle 😬 Ampun dah kalau aja dia tau ada terselip orang Indonesia disini, bisa abis dibully.
Selain menjelaskan soal building, tiap jembatan yang dilewati juga dijelaskan sejarahnya. Selain Westminster Bridge yang kita lewati, ada Lambeth Bridge, Waterloo Bridge, Blackfriars Bridge, Millenium Footbridge, Southwark Bridge, London Bridge, dan Tower Bridge. Pas kita turun guidenya ngga lupa mengingatkan jangan lupa belonging dan juga anak-anak. Soalnya dia pernah ditinggal bapaknya pas umur 9 tahun 😆 Ampuun kocak banget dah, dia menambahkan unsur human di kerjaannya. Kebanyakan pake audio guide gitu, baik speaker maupun earphone. Ada yang live tapi ngomongnya kaya robot. Meski ngomongnya ngadep kita tapi mukanya jutek banget. Tau gitu diganti mesin aja daripada liat mukanya yang asem. Yang CityCruises ini meski ngga keliatan orangnya tapi berhasil menciptakan keceriaan (atau mungkin kesebelan juga 😜) ke para penumpangnya.
Oya perjalanan dari ujung ke ujung makan waktu lebih dari sejam.
3. Taman
Taman itu paket lengkap. Udah gratis, buka 24 jam, dapat kesegaran dan pemandangan indah karena semuanya terjaga. Apalagi taman kerajaan tuh, beugh bagus banget! 👍 Ini contoh yg St. James Park depan Buckingham Palace. Kalau pagi buat orang lari sama kerja, siangan dikit banyak anak-anak dan orang kantoran yang makan siang di taman.
Kalau St. James Park dan Green Park yang ada depan Buckingham Palace cocok untuk jalan-jalan di taman dan piknik, Hyde Park di deket Kensington Palace malah cocok buat wisata karena isinya banyak.
Baru masuk sudah disambut rumah kecil yang adem banget liatnya, kaya damaaai gitu disana. Apalagi lagi spring nih bunga-bunganya pada mekar. Trus ada taman Italia buatan tahun 1800an. Wah bebek aja betah hidup di taman penuh air mancur ini. Jalan lagi ada kolam gede yang saya curiga disini tempat syutingnya Mr. Bean. Ituloh yang dia mainin remote kontrol kapal-kapalan punya seorang anak, trus berakhir dengan rebutan. Akhirnya si anak yang menang, tapi yang jalan kini kursi roda lengkap dengan nenek-neneknya, meluncur ke kolam 😂 Rasanya bener itu deh, angsa-angsanya sama. Kita duduk disana, and it can be hours kalau ngga inget ada tempat lain yang mesti dikunjungi. Asyik ngeliatin orang Inggris nyapu pake truk kecil yang langsung bisa ngeluarin enam sapu dari bagian bawahnya 😁
Jalan lagi, eh ketemu dah Kensington Palace, tempat kediaman keluarga raja. Karena baru buka jam 10 pagi, kita liat aja depannya. Istana yang ini memang lebih layak jadi kediaman soalnya ngga guede kaya Buckingham Palace. Kebayang jadi Pangeran Harry gitu pas kecil mau main sepatu roda di dalam rumah juga bisa 😄
Tadinya kita mau pergi aja setelah puas memandang (dan foto-foto tentu) tapi trus liat ada patung ratu di depan halaman. Oh ternyata Ratu Victoria. Pas liat bawah eh ternyata ada barcodenya, karena patung ini adalah talking statue. Barcode menghubungkan ke website yang ternyata bikin kita ditelpon ‘ratu’ begitu diangkat muncul suara nenek-nenek Inggris yang cerita sebagai ratu Victoria. Dari sana kita jadi tau kalau ada patungnya Albert, Victoria’s lovely husband, di sisi lain taman itu.
Ini linknya kalau mau coba:
http://www.talkingstatueslondon.co.uk/statues/victoria-ken/
Pas mau pulang, baru tau kalau Princess Diana Memorial Fountain juga ada disana. Jadilah kita balik lagi untuk lihat. Pertama ada arena menunggang kuda, trus taman penuh bunga, trus ada kolam medium ada angsa Issy di pinggirnya. Angsa Issy ini emang melambangkan Diana banget yang pemalu, introvert, tapi cantik. Yah kalo tau nasibnya yang tragis itu emang kasian ya 😢
4. Shopping
Wa ini, London ini sesat sekali. Masuk museum gratis, tapi di ujung perjalanan ada toko kecil yang jual barang-barang cantik dan cuma dijual disitu. Jadi privilege buat kita yang masuknya pake ngantri atau bayar. Duh kah bikin lemah iman aja 😅 Siapin ruang di koper atau sekalian aja koper tambahan, biar kebawa semuanya.
Kalau niatnya emang belanja, ini beberapa tempat yang kita datangi:
Harrods foodhall
Ke Harrods itu bukan buat belanja, tapi jalan liat-liat aja. Ya barangnya, ya mbaknya, ya pengunjungnya. Sebagai department store papan atas, kalau di Indonesia ngga kebeli apalagi di Inggris dong, mbahnya mahal 😁 Yang bagian department storenya rame, susah mau liatnya. Kalu di outletnya sepi karena yang masuk pasti niat beli. Oya kayanya banyakan orang luar Inggris deh. Banyak yang rasnya Jepang atau Cina gitu, Afrika, Timur tengah, bulepun pake bahasa non english. Orang Inggrisnya kayanya males mau rame-rame gitu. Yang perekonomian berkembang sekarang emang negara-negara Asia, jadi potential customer banget.
Seperti plaza kelas atas, secara ukuran ngga ada apa-apanya sama plaza di Indo. Tapi untuk ukuran toko emang gede, terdiri dari beberapa lantai. Keramik dan dindingnya bagus kaya di Plaza Indonesia. Toilet juga bagus tapi ngantri. Trus di wastafelnya ada botol-botol parfum gratis untuk dicoba. Dicoba untuk dipakai ya, bukan dibawa 😁
Yang kebeli itu yang dijual di Food Hallnya dan wajib untuk take away sesuatu dari sana, karena lengkap banget dan harganya moderate. Buat oleh-oleh ada coklat Harrods milk choco dan dark choco. Trus frozen food sih merk-merk ya, yang keren koleksi sosis dan kejunya. Makanan jadinya juga ok. Kita ngga pernah dapet yang jual shepherd pie sebagai makanan khas Inggris, disinilah dapetnya, bersanding dengan pie-pie unik lainnya. Rasanya sih kaya perkedel ya (duile 😅) masih enakan yang di Sydney. Entah apa namanya ya, pie ada isinya daging gitu, nyemek2 gitu dah dan sempet masuk TV sebagai favourite food di Australia. Trus ada ruangan lain khusus roti dan minuman serbuk atau cair. Yah kopi, teh, dan miras pastinya.
M&M’s World
Terletak di Leichester Square, toko permen yang hadap-hadapan dengan toko Lego ini asli memancing perhatian. Isinya warna-warni khas coklat M&M’s. Packingnya juga lucuk-lucuk. Mau model gimana juga ada, bahkan variasi warnanya juga diatur. Jika ngga gitu suka coklatnya karena manis, cobain deh permen dia yang bukan coklat namun kaya jelly gitu. Nyobain dari tester yang dibagi pegawainya, wah rasanya enak dan mestinya variasinya banyak.
Tokonya ngga jual permen aja, tapi merchandise macam kaos-kaos gitu dijual dengan warna-warna gonjreng. Nyobain beli minumannya, brrr manis dan kental banget 😅 Keliatan lantai atas jualan lebih banyak merchandise? Karena itu kita memutuskan ke lantai bawah…which is…
…surga.
Beneran. Itu tabung-tabung permen aneka warna memenuhi dinding. Nyusunnya juga berdasarkan gradasi warna. Wah QCnya kerja keras inj untuk menyamakan warnanya. Karena biru aja contohnya, punya sepuluh sampai lima belas tabung bergradasi warna biru. Pas dirasa sih sama aja, coklat. Cara belinya cukup tekan tombolnya, nanti permen-permen itu meluncur ke gelas minimum 7 pound atau plastik pembungkus untuk yang mau beli kiloan.
Primark
Kita dateng di Primark London sama Paris. Yang London rame banget dan yang banyak dituju area Harry Potter. La abis kalau di toko resmi Harpot harganya bisa 2-3 kali lipat untuk kaos dan pernak pernik lainnya. Tauk ya gimana cara Primark untuk dapetin lisensinya, karena yang dia jual bukan barang KW. Kalau yang di Paris lebih sepi dan pojok Harpotnya sepi. Yah, yang tergila-gila kali orang Inggrisnya sendiri, atau orang luar taunya cuma nyari aksesoris Harpot itu ya di Inggris.
Soal koleksinya sangat beragam dan buatannya dari negara-negara berkembang kaya India, Vietnam, Myanmar. Harga kalau kisaran London dan Paris ya murah, tapi lebih murah di Auchan, supermarket yang jual segala macam Carrefour gitu. Eh ngomong-ngomong soal Carrefour, kok ngga keliatan banyak ya kaya di Surabaya. Nemu satu pas perjalanan via toll ke airport Charless de Gaule.
Primark yang London itu gede banget, terdiri dari dua lantai, tapi ada separo-separo lantainya gitu jadi sekitar 3-4 lantai. Pokoknya sampe gempor untuk ketemuan kalau terpisah dari rombongan 😄
Tk Maxx
Setelah mengunjungi Primark yang lumayan murah itu (kalau mau lebih murah lagi di PGS ae) 😁 ada teman di Jerman menyarankan untuk ke Tk Maxx. Cabangnya emang ada seEropa, jadi boleh juga dikunjungi. Dibelain cari mana Tk Maxx yang dekat dengan stasiun kereta, dapet dah di sekitaran South Kensington.
Jadi Tk Maxx itu katanya jual barang-barang branded dengan harga murah. Kepikiran FO yang di Bandung dong suasananya. Ternyata yang dipajang cuma satu unit per satu item, kalo baju digantungin, kalau sepatu dipajang di rak. Tau sendiri dong itu baju nyampur-nyampur dan supaya menekan harga ngga pake disetrika dulu. Yang banyak beli ya imigran gitu. Ngeliatnya aja susah, jadi males mau nyari apalagi milih. Soal harga ya ngga murah banget, kalau mau murah ya di Pasar Turi (aduh repot musuh wong Suroboyo 😁).
Westfield
Mall di barat London ini terhitung baru. Kami kesana numpang makan sama pipis ☺️ Di London ngga semua stasiun ada toiletnya, kalaupun ada berbayar. Kalau mau yang gratis ya beli apa dulu gitu ke cafe, resto, atau fast food chain, pasti ada dah.
Karena orang Inggris sukanya kegiatan di luar, yang rame malah resto dan cafe yang berada di luar mall atau di dalam mall tapi punya jendela besar menghadap ke luar. Food hall, yang di Indonesia biasa dinamain Foodcourt, tetap penuh sih tapi ya ngga sampe ngantri-ngantri atau makannya ditungguin pengunjung berikutnya macam di Hong Kong 😆 Harga makanan lipat dua daripada resto atau depot pinggir jalan, jadi ngga usah sering-sering ke mall. Eh nampaknya bagus juga ide begini diterapkan di Indonesia, jangan sering-sering makan di mall 😁
Perasaan di London jarang nemuin makanan khasnya, yang ditemuin malah makanan khas seluruh dunia. Akhirnya malah pesan makanan Jepang dan makanan Vietnam. Disini caranya order dan bayar di outletnya, trus dikasih alat yang bunyi dan berpendar merah kalau pesanan sudah siap. Tinggal diambil deh. Setelah selesai makan sudah ada mbak dan mas yang membereskan meja makan kita. Kalau di fast food chain kita usahakan beresin sendiri, gampang kok tinggal bawa baki isi peralatan makan kosong ke tempat sampah yang sudah tersedia, cemplungin semua disana kecuali bakinya. Sebabnya sumber daya mereka terbatas, biasanya pada sibuk di kasir atau dapur.
Tempat shopping lain yang wajib dikunjungi tentu toko buku. Di London toko bukunya pada lama-lama, bukan jaringan, tapi mampu bertahan. Kalaupun ngga minat beli bukunya karena Inggrisan kabeh atau mahal, liat-liat aja stationerynya, unik -unik. Misal kaya sticky note dibawah ini
5. Lapangan olahraga
Arsenal stadium
Bukan penggemar bola (dan olahraga lainnya) tapi pasti banyak yang sirik kalau bisa foto sini (duh motivasinya 😅) Sekitar stadion banyak cafe, jadi sarapan disini mestinya bisa sambil liatin stadio tepat di depan mata. Stadionnya gedee dan ada beberapa patung pemain bola (jangan tanya siapa ya). Ternyata Arsenal ini lambangnya meriam, dan stadionnya (atau klubnya?) dimiliki oleh Emirates.
Nah kalau stadion satunya, Chelsea Stadium, lebih tertutup karena kita masuk ngga boleh slonong boy gitu, mesti kulonuwun sama pak penjaga yang meriksa tas. Beda dengan Arsenal yang serba merah, Chelsea ini serba biru dan lebih kecil stadionnya.
Kedua tempat ini mestinya ada museum dan tournya setiap jam 10. Tapi kan kita niatnya memang untuk foto-foto luarnya jadi datengnya selalu pagi. Kalau kedua tempat ini gampang mencapainya dari central London, Wimbledon yang buat main tenes agak jauh. Mesti naik bus agak lama dan ganti sekali untuk mencapai museumnya yang terletak di pinggir kota Wimbledon. Enaknya di Inggris transportasi itu gampang, tepat waktu dan menjangkau semua sudut, jadi kita gampang merencanakannya.
6. London Zoo
Letak kebun binatang ini rada pinggir, dan sepi pula. Kepagian nyampe sana, gempor juga jalannya. Kita ngaso dulu di Regent’s Park. Duh orang Inggris rajin amat lari, bawa anjing dan berangkat kerja motong taman yang guede ini. Dua dari tiga pengunjung bawa anjingnya, tapi ngga pernah sekalipun kita nyium bau tai anjing atau nginjek. Ternyata buat anjingnya pup di pohon apa rumput, pemiliknya langsung sigap ngambil pup tersebut pake plastik yang dia bawa. Ntar dibuang kalau nemu tempat sampah khusus pup, jadi ngga nyampur sama sampah lainnya. Beda sama di Indonesia, yang bawa anjing kali satu banding seratus, tapi beraknya dimana-mana dan merebut hak pejalan kaki lainnya untuk jalan tenang ngga kena ranjau. Kok masih ngga tau adat ya yang punya, bahkan ada yang sengaja bawa anjing ke taman biar anjingnya pup dimana-mana sedang rumah dia bersih 🤦♀️
Akhirnya kebun binatang buka, dan sama seperti kebun binatang di Australia, sebenarnya koleksinya ngga banyak. Tapi penataan, display, perawatan ok semua jadi ngga ada bau ngga enak dari kandang, hewan yang kurus menyedihkan, kandang yang kotor. Toiletnya aja bersih loh, ngga ada bau pesing blas.
Soal hewan sih kebanyakan dapet dari seluruh dunia. Coba yang khas Inggris apa, susah carinya. Yang menarik butterfly paradise, itu kupu-kupu gede-gede pada terbang di sekeliling kita ngga ada takutnya. Hewan kaya pinguin atau otter yang hobi nyelam dibikinin lantai kaya basement gitu, berkaca, jadi kita bisa ngintip berenangnya. Yang tinggi-tinggi macam jerapah dibikin panggung biar bisa lihat jelas. Atau supaya aman, kalau keliling kandang singa juga dibikin tinggi.
Yang menarik lagi lokasi bonbinnya ini kanan kiri jalan. Jadi kita nyebrang tunnel gitu untuk liat sisi satunya. Mau keluarpun ternyata kita ngelewatin kanal, duh jadi pingin naik perahu. Kalau liat petugasnya mereka ini kebanyakan masih muda, keliatan keren dengan baju ijonya. Jadi mungkin aja anak-anak kelak pingin jadi zoo keeper sebagai passion, bukan kerjaan yang yah-apa-boleh-buat.
7. British Library
Tau ngga perpusnya Inggris? Guedeee! Hah baru kali inj liat perpus dibuat begitu serius dan megah macam di London. Orang luar yang bukan member juga boleh masuk, bisa menikmati Treasures of British Library, isinya 2000 years of human experiences. Beneran loh, ada magna carta yang jadi landasan hukum pemerintahan, desainnya Leonardo da Vinci, aneka kitab suci, hingga partiturnya komposer dan Beatles lyric. Jadi kepikiran kalau saja mereka ngga menulis, apa yang tertinggal dari namanya? Kita jadi tahu tulisan mirror ala Da Vinci itu seperti apa. Benar-benar orang gila yang jenius. Atau Beethoven yang tuli tapi coretan-coretan di partiturnya membuat kita heran, dia kok tau ya nadanya harus itu? Apalagi lagu-lagunya kan ngga gampang dan harus satu orkestra yang mainkan 😱 Kitab suci juga macem-macem, ditulis tangan kebanyakan. Yang Alkitab dihias demikian indahnya di buku yang tebal-tebal. Duh kalau ingat gimana saya memperlakukan kitab suci, berasa durhaka deh 😅
Yang gratis lagi ada pameran prangko, bisa dicek dari deretan prangko di dinding. Mau pakai ruang bacanya juga bisa, ada meja kursi yang penuh orang ngetik. Ada pameran yang pake tiket. Trus ada koleksi King George III yang nyumbang 85 ribu buku! Kebayang dong nyimpen buku-buku tebal itu, ditaruh di rak-rak tinggi satu ruangan tersendiri.
British library shopnya juga ngga main-main lo, dia jual barang khas perpusnya dengan kualitas yang bagus. Buku dan pernak pernik Harpot juga dijual disini. Yang asyik, penjaga tokonya nunggu pembeli sambil baca buku. Wow, jarang banget ya. Disini ada yang kalau ngga ngobrol ya mainin HP 😬
8. Gereja
Katedral St. Paul
Antrian yang panjang cukup membuktikan ini katedral jadi tujuan turis datang. Awalnya mau dilewatin doang, foto-foto dan terus pulang. La kok gede banget katedralnya, dan disarankan oleh London Pass untuk masuk. Ya sudah dan setelah ngantri setengah jam, tibalah saat kami untuk berkunjung.
Gedung katedralnya indaaaah banget. Rupanya disana biasa ya untuk menghiasi langit-langit. Jadi inget acara pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana diselenggarakan disini. Selain untuk peribadatan, tempat ini juga berfungsi sebagai kuburan. Banyak peti dari marmer diletakkan di dinding katedral, banyak yang disertai patung untuk meringkas dia dulu ngapain aja dan apa jasanya. Ini klo malem apa ngga serem ya 😄 Pas kita masih di London, ada tayangan abunya Stephen Hawking dikubur di salah satu lantainya, pake ceremony segala. Ebentar, bukannya dia atheis ya? 😁 Tapi kalau sudah meninggal ya ngga bisa protes juga, atau jangan-jangan wasiat terakhirnya malah gitu.
Tokonya ada di lantai bawah, dan sama seperti toko di tempat wisata lain, tokonya serius menjual barang-barang khas St. Paul yang berkualitas. Ada souvenir khas London lain sih, dan kita dapet potongan harga dengan London Pass yang kita punya. Disini ngga boleh motret jadi foto seadanya aja ya.
Westminster Abbey
Gereja yang kita kunjungi ini sebenarnya sama perlakuannya dengan Katedral St. Paul, awalnya ngga dimasukin, lewat doang. Tapi karena liat St. Paul bagus gitu, kita jadi pingin masuk juga ke gereja ini. Terletak di pinggir jalan yang ramai dan di tengah cuaca yang duingin dan berangin, kita nunggu gerejanya buka jam 10. Malah saking dinginnya, kita mutusin segera masuk toko yang terletak di depan, buka jam 9.30.
Gerejanya sendiri megah, dengan langit-langit tinggi yang dihias dengan indah. Suasana tua dan antik terasa. Dan sama seperti di St. Paul, gereja ini isinya kuburan juga, malah kayanya lebih banyak. Ada beberapa kuburan raja dan ratu yang diletakkan dalam ruang-ruang khusus. Ngebayangin kebaktian ditemenin arwah gimana rasanya 😅 Tapi orang Inggris mungkin mikirnya biarlah jenasah mereka aman dan nyaman disini, dan biar tenang juga.
Jadi inget dining hallnya Hogwarts yang banyak sliweran hantu-hantu bangsawan dengan segala kisahnya. Mungkin idenya dari sini. Kalau kita sih inget Westminster Abbey karena inget sindirannya Kapten Haddock ke Thompson bersaudara yang ngotot memberikan koordinat harta karunnya 😁
Fiuh banyak juga ya, dan semuanya menyenangkan untuk didatangi kembali 😊***
IndriHapsari
Setiap jengkal keknya terlalu bagus ya. Gak bakalan kehabisan bahan postingan IG
Hahaha untung ngga punya IG 😁 tp asli kewalahan dgn semua pemandangan yg ada 😊
[…] soal taman, kalau mau wisata gratis, santai, dan menyegarkan, datang aja ke taman. Tamannya gede-gede kalau […]
[…] Wisata Lain di London […]
Keren Budos… perjalanannya terlalu singkat, sekalian keliling…
eh, tapi, biar ada alasan untuk kembali…
Hahaha beneer mbak 😁👍