Sitkom Dari Masa Ke Masa

Sebagai penggemar sitkom (situasi komedi), serial TV tentu jadi bagian yang tak terpisahkan sebagai tontonan di masa kecil. Apalagi hiburannya cuma televisi, yang syukur-syukur pas jaman saya masih anak-anak sudah ada stasiun televisi swasta. Saya mengalami jaman cuma ada TVRI dan jika sitkom yang dimaksud adalah serial komedi dari Amerika, maka mau ngga mau Little House on The Prairie yang ada episode lucunya harus dimasukkan. La abis pilihannya apa lagi 😅 Jadilah serial keluarga yang hidup di jaman koboi itu paling ditunggu setiap Minggu siang.

Pilihan jadi makin banyak ketika televisi swasta datang. Ngga semua bisa ditonton karena ada yang tayang malam, mesti nunggu seminggu sekali, dan kadang lupa aja saking sibuknya jadi anak sekolah. The Cosby Show akhirnya tayang di TVRI, cerita keluarga Amerika kulit hitam yang komedi banget tiap episodenya. The Jefferson yang cerita soal keluarga kulit hitam juga tayang di RCTI. Lalu Full House di RCTI, tentang 3 pria dewasa ngurusin 3 anak perempuan. The Fresh Prince of Bell Air di SCTV jadi bukti kekuatan akting Will Smith yang awalnya dikenal sebagai penyanyi rap. Seingat saya, saya nonton Family Ties beberapa kali, Who’s The Boss, dan Taxi sebagai era laris-larisnya Michael J. Fox dan Tony Danza. Yang mirip dengan Family Ties adalah Growing Pains, tayang di RCTI. Ada Adam’s Family keluarga setan dan I Dreamed of Jeannie si jin cantik. Lalu muncul yang lebih baru seperti Sabrina The Tennage Witch dan Seinfield. Sabrina ceritanya so sweet dan remaja banget, Seinfield sebenarnya agak susah saya ikuti karena vocab yang dia gunakan luas dan terjemahannya kadang ngga berjalan dengan baik. Tapi ketawanya karena plotnya yang lucu. Mau tang agak beda ada cerita detektif aneh Monk. Ada The Nanny juga yang cerita soal baby sitter yang ngurus 3 anak dan sekalian bapaknya 😄Jangan lupakan juga the best sitcom ever: Mr. Bean 👍

Nah waktu saya sudah melewati masa remaja baru deh muncul Friends yang ditayangkan di RCTI, dan How I Met Your Mother. Latar belakangnya yang cerita soal sekumpulan teman sepermainan yang tinggal di New York. Sitkom Amerika sudah bergeser nih dari yang semula keluarga yang terhubung ikatan darah, jadi mereka yang kita anggap keluarga karena sama-sama urban. Pergeseran juga terjadi karena sejak awal standar etika kita dan dunia barat beda, lalu Amerika semakin meningkatkan standar apa yang boleh dilihat oleh penonton usia 13++ mereka. Adegan kissing dan kode untuk berhubungan intim mulai muncul, apalagi ceritanya ini sudah bukan suami istri lagi, tapi car-pacaran yang membolehkan sex before married.

Akhirnya ada beberapa serial yang bisa saya saksikan lumayan lengkap justru karena mereka sudah lewat masa jualnya dan ditayangkan setiap hari oleh channel televisi yang membeli. Adanya channel seperti HITS cukup mampu membayar rasa kangen atas sitkom yang cenderung aman buat keluarga. Ada Cheers, Full House, Mind Your Languages, Family Ties, Who’s The Boss, Sabrina the Tennage Witch, Fresh Prince of Bel-Air, I Loved Lucy, Golden Girls, Three’s Company, dan Senfield. Ditambahi Netflix bisa dilihat full episode untuk Friends dan How I Met Your Mother. Sementara ada yang saya lupa nonton dimana tapi sudah cukup lengkap ada Wings dan Frasier. Trus nunut nonton anak saya kami juga nonton The Office, sepertinya dari internet.

Selain ngubek-ngubek sitkom lama, Netflix juga menawarkan banyak sitkom baru yang saking ngga pernah ngikutin perkembangan sitkom di Amerika jadi asing semua. Pertama ngikutin Space Force karena ada Steve Carell yang main The Office dan Lisa Kudrownya Friends. Sayangnya cuma 1 season mungkin karena kurang laris. Yang sampai 11 tahun ada Modern Family yang bolak balik menang penghargaan dan mencapai 250 episode.

Seberapa amannya nonton sitkom Modern Family ini? Yah kalau Anda mementingkan humor yang segar, terbuka untuk melihat hal-hal yang mungkin ngga sesuai dengan nilai-nilai yang Anda pegang, bisa deh ngintip berepisode-episode Modern Family. Sebagai orang tua, kalau Anda mau jadikan sitkom ini sebagai tontonan keluarga, maka ini yang Anda akan hadapi: istri kedua yang cantik dan seksi-sering dijambak istri pertama kalau ketemuan, papa mama yang kegep lagi separuh telanjang, ciuman bibir mulai ortu sampe anak kedua yang usianya belasan, kehidupan dan pernikahan gay dalam membesarkan anak angkat. Nonton sendiri lebih aman, kalau sama keluarga silakan disiapkan bahan diskusi atas situasi dan nilai yang berbeda antara Amerika dan Indonesia.

Di luar perbedaan yang mesti kita toleransi sebagai penonton, sitkom ini menanamkan kesan mendalam tentang kekompakan keluarga. Kekompakannya itu ngga ditunjukkan dengan saling menyemangati dengan selalu berada di sampingnya, mengucapkan kata-kata yang menguatkan, atau adegan-adegan yang berusaha touching. Tapi yang muncul adalah saling menyindir, teriakan-teriakan, pukulan di kepala, tindakan-tindakan yang ekspresif dan drama abis. Mereka juga bukan orang yang lurus-lurus aja. Ada yang nyuri anjing tetangganya, ambil kesempatan mendekati yang cantik dan seksi, anak dititip-titipin, membully anak kecil, ketangkep polisi karena mabok, dikeluarkan dari sekolah, dan marah-marah sampe nonjok muka orang. Di ujung hari, pelajaran yang didapat berupa kesan bukan kalimat-kalimat yang menggurui. Dan mereka mendapat pelajaran itu karena kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan sepanjang hari. Jadi salah itu manusiawi, dan masih ada hari esok untuk memperbaiki.

Modern Family kuat banget karakternya, plotnya jelas, ide cerita sebenarnya biasa tapi bisa disampaikan dengan kejadian-kejadian yang related dengan kehidupan nyata. Trus sitkom ini juga masuk ke mockumentary, jadi semacam dokumenter dengan penggunaan kamera tunggal dan tiap tokohnya menjadi narator. Potongan kejadiannya cepat, beda deh kalau kita biasa nonton sitkom-sitkom yang saya sebutkan terdahulu. Beberapa aktornya emang aktor komedi yang sudah banyak pengalamannya, tapi yang anak-anak kecil itu baru semua. Kerjasamanya bagus jadi yang senior bantu anak-anak baru ini bisa blend sama perannya. Yang hebat memang Christopher Lloyd dan Steven Levitan yang juga sudah malang melintang menciptakan dan memproduseri beberapa sitkom yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Bayangin selama puluhan tahun produser-produser senior itu bisa tahu sitkom apa yang cocok untuk jaman sekarang and it works! Sama seperti mereka dulu telah berhasil juga menciptakan sitkom-sitkom yang jadi legenda.

Kalau ngga bisa menerima nilai-nilai barat tersebut, sitkom Indonesia bisa jadi pilihan. Cuma saya picky banget soal ini, males aja liatin sitkom yang dilucu-lucuin, garing, dan cringe cringe ada speda. Ngga banyak yang berhasil bikin skenario yang matang, pemeran yang natural, dan ide cerita yang unik. Kalau boleh share favorit saya ada di Si Doel Anak Sekolah, Bajaj Bajuri, Suami-suami Takut Istri, dan Office Boy. Cukup dikit ya padahal negara sendiri. Semoga saja nanti bisa meniru apa yang baik dari sitkom Amerika, bahwa cerita yang unik itu mesti dikemas dengan baik, biar jualannya laris😄

***

IndriHapsari

2 comments

  1. Aku nggak nonton Modern Family karena ngerasa udah kebanyakan banget episodenya, mau marathon takut gabisa berhenti unless lagi cuti panjang😅 padahal dulu nonton Grey’s Anatomy marathon S01-S15 dibela2in dalam 3 minggu hahaha. Kalo HIMYM kayaknya everyone’s fav ya Mbak, sampe sekarang masih suka kuulang2 ga bosen2😄

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s