Tujuan utama ke London ini mau nyocokin film dan novel Harpot dengan kenyataannya 😄 Yang pertama kita bayangkan adalah wajib ke Warner Bross di utara London, karena kalau browsing yang keluar itu. Trus ada Harry Potter shop di stasiun King’s Cross. Oklah kita kesana. Ngobrol sama teman, ditanyain kok ngga ke Edinburg sama Oxford juga, kan syutingnya disana. Cek perjalanan, ke Edinburg jauuh, 6 jam dari London dan ntar disana ngapain juga ngga tau. Edinburg ini tempat tinggalnya JK Rowling, jadi inspirasi bisa datang dari sana. Kalau Oxford cukup dekat, bisa ditempuh bareng Warner Bross. Cuma pertanyaannya sama dengan ke Edinburg, ntar disana mau ngapain ya ngga ngerti. Karena Oxford ini kaya kota kecil, trus ada beberapa sekolah yang dipakai sebagai tempat syutingnya Harpot. Sekolahnya nyebar-nyebar. Karena kita ngga tau lokasi sekolahnya yang mana aja, mulai kepikiran pake tur. Di salah satu tur ada yang nawarin paket ke WB sama Oxford dalam satu hari. Wah boljug tuh, dan kita pake bis, yeay! 😄 Sebagai turis yang biasa naik turun kendaraan untuk mencapai suatu tempat, bisa tetap bertahan di satu kendaran itu such blessing 😁 Tentu aja konsekwensinya biaya jadi mahal. Sekitar 1,5-2 kali kalau kita melakukan sendiri. Tapi karena butuh walking tour di Oxford, ya dilakoni aja.
Pas di London karena mau beli London Pass kita ke King’s Cross. Trus karena dekat toko Harry Potter kita mampir ke St. Pancras, ini stasiun gede sebelah King’s Cross tempat kereta ke negara-negara Eropa lainnya berada. Gampang aja nyari toko Harpot, saat itu pagi penuh dengan antrian remaja yang mau foto di platform 9 3/4 ciptaan Rowling. Ada separo troli nempel di tembok, trus kita ntar bergaya dorong troli sambil liat belakang, karena disanalah fotografer, yang default dari tokonya atau boleh juga teman kita motret, berada. Lengkap pake pengarah gaya loh, soalnya yang mau bergaya bisa pilih syal salah satu menara, trus pas mau dipotret itu syalnya dilambaikan sama masnya jadi pas dipotret kaya melayang gitu 😂 Ada-ada aja ya orang cari duit.
Toko Harpotnya ngga kalah rame, koleksinya lengkap, tapi lebih lengkap yang di Warner Bross. Tapi oklah untuk tombo tahu, barangnya sama kok. Yang kecil minta coklat kodok yang di dalamnya ada kartu karakter di Harpot, berhologram, jadi seolah-olah fotonya bisa bergerak. Trus nyobain Berttie Boots atau kacang segala rasa yang mirip permen jelly bean. Itu cara makannya ambil sambil merem tu permen dari kotak, trus makan dan baru protes 😁 Soalnya selain rasa yang layak untuk jadi permen, ada rasa rumput, kotoran, cacing tanah, sampe rasa muntah 😝 Setelah beberapa kali ngambil akhirnya ngga ada yang berani ambil lagi karena kayanya yang tertinggal rasa yang bahaya semua 😅
Pas wisata ke Oxford kita ambil spot nunggu di Gluocester Road, karena deket stasiun dan dipickup pertama. Yah jaga-jaga misal ditinggal masih bisa ngejer ke spot tunggu kedua. Karena datang kepagian, mampir dulu ke cafe dan sarapan. Selesai makan sudah ada bis nangkring dan ada masnya yang bawa daftar. Kita langsung diperbolehkan masuk dengan menunjukkan kode booking. Oya tour yang kita pakai namanya International Friends, cara ordernya juga gampang.
Setelah ngambil ke spot kedua penuhlah bis kita. Ke Oxford sekitar 1,5 jam, karena ini hari Rabu maka urutan tournya Oxford dulu, baru Warner Bross. Syukurlah soalnya kalau Oxford belakangan sudah ilang momennya. Sebelum nyampe kita diturunin dulu di rest area untuk pipis atau ngopi. Nyampe Oxford sudah nunggu guide kita yang super heboh dan kita dibagi jadi dua kelompok, kayanya supaya satu guide ngehandle 20 orangan aja. Guide kita namanya Debbie, emak-emak heboh yang suaranya keras, komunikatif, suka becanda dan ceplas ceplos. Turisnya kebanyakan keluarga Amerika, sepasang dari Prancis, sepasang Australia, dan kami dari Indonesia. Si kecil kepake terus tuh untuk ngejawab pertanyaan, peragaan, atau dikerjain 😅 Untung anaknya mau aja dan menikmati.
Oxford ini kaya desa kecil yang fokus jadi desa pelajar. Ada 38 colleges dengan asramanya dan semua aturannya. Itu di Harpot yang anak sekolah pake jubah, emang demikianlah adanya. Mahasiswa dan dosen pakai jubah, semakin panjang semakin tinggi jabatannya. Disini transportasinya pake sepeda, dengan jalan yang berbatu-batu dan toko-toko kecil berbaris rapi di kanan kiri.
Rowling katanya ngga diterima di college sini, tapi dia suka jalan sambil ngamati . Kalau sudah sampai Oxford sih langsung berasa pengaruh lingkungan terhdap hasil karya. Keluar masuk area yang boleh dimasuki turis juga jadi ngerasain hidup disana. Debbie juga banyak cerita proses syuting beberapa film disana ya Harpot, Transformer, sama Mission Impossible. Katanya kalau ada shooting gitu dia suka liat-liat juga. Oya di Oxford ada istilah Towny dan Gowny. Towny itu kaya Debbie, tinggal di Oxford tapi ngga sekolah disana. Sedang Gowny orang luar yang sekolah di Oxford.
Setelah ngejelasin antara 30-45 menit sambil keliling ke beberapa spot, trus free time deh buat kita biar bebas moto atau belanja. Kita susurin lagi yang dia jelasin, agak jauh dikit kalau ada obyek menarik. Hari itu cuaca di Oxford cerah dan ada banyak kelompok-kelompok turis yang datang. Bis-bis parkirnya di tempat kita nurunin tadi, ke Oxford yang walking tour mereka ngga boleh masuk. Selain menyusuri bangunan Oxford yang tua dan indah, kita juga masuk beberapa toko yang jualan aksesoris Oxford. Ngga nyangka nemu butterbeer edisi botol kaca. Wah sudah dalam bentuk kemasan rupanya, soalnya yang di Jepang tempo hari cuma bisa beli di gelas. Kita juga mampir ke Boelian Library, perpus yang menurut Debbie terlengkap di dunia. Setiap edisi pertama sebuah buku harus dikirim ke sini dulu, termasuk edisi pertama Harpot. Kita juga masuk ke resto yang disarankan Debbie, karena menurut dia di Warner Bross masakannya awful. Setelah ngerasain makanan yang dianjurkan Debbie yang ngga seheboh kata-katanya, kayanya mungkin resto ini punya hubungan kekerabatan sama dia 😜
Di Warner Bross kita cuma dianterin dan dibagi tiket. Kata masnya kita perlu 3,5 jam untuk disana. Eh beneran loh, ngga lebih ngga kurang. Warner Bross itu isinya semua pernak pernik yang dipake di Harpot, termasuk teknologi dan miniatur kastilnya yang gedeee banget. Buat yang sudah pernah baca buku atau liat filmnya pasti asyik, bikin kok sampe detil gitu. Kayanya habis ini ngga mau gampang ngritik film yang kurang disuka dah, mengingat sudah banyak usaha di dalamnya. Yang ukurannya sama Kereta Hogwarts. Ada kereta segede gaban di dalam ruangan dan pengunjung bisa menaiki kereta yang diem aja itu. Yang dibikin satu tempat full ada Diagon Alley, dining hall, kantor Dumbledore, dan forbidden forest. Di kafenya kita bisa piknik dengan makan bekal kita, atau beli butterbeer aja. Terakhir tentu pengunjung dicegat toko yang menjual segala soal Harpot.
Barang-barang Harpot ngga melulu dijual di tempat yang saya ceritakan tadi. Pas ke British Library ada juga pojok Harpot. Atau pas ke toko buku Foyless, toko buku Blackwell di Oxford, dan Primark.
So…keep your eyes open ya 😄
***
IndriHapsari
[…] Harry Potter di London […]
Siapin dompet tebel dong buat beli oleh2 khas harry potter..
ngga pak kita ngga terlalu nyari oleh2 😀