Seumur hidup, saya nonton film India cuma 1,5 kali. Pertama adalah Kuch Kuch Hota Hai yang ngga full, separo doang. Nonton pertama kali karena teman satu kontrakan ada yang hobi film India, dia recommend nonton KKH karena dia sendiri sudah 8x nonton. Makanya lagu sama dialognya apal banget. Nontonnya pake komputer saya, rame-rame di kamar. Baru seperempat, saya sudah bosen sama filmnya. Biasa deh India, sibuk sama nari dan nyanyi, trus colorful emang, kebangetan malah, sampe mikir emang ada ya dunia seindah itu. Apalagi kalau tau Indianya seperti apa. Biar diputar bolak balik di tivi, tetap aja bagian itu juga yang saya tonton. Jadi ngga tau akhirnya jadian apa ngga si tokohnya, ngga cari tau juga.
Makanya pas Slumdog Millionaire menang penghargaan internasional, nonton ya tinggal nonton, saya masih males mau liat. Takut trauma yang sama terulang lagi. Antara jeda KKH dan SM emang banyak lagi film India, plus serial India, termasuk Mahabharata yang bikin orang sini jerit-jerit saking kesengsem sama pemainnya. Coba ya, film India kan isinya gitu-gitu aja, trus serialnya juga samalah kaya wayang kita, ngapain ngulang tontonan yang sama? Dan lagi-lagi, males liat film yang ngga sesuai realita. Itu sebabnya kenapa orang India sendiri jadi fans number one produksi film mereka. Karena film-filmnya menawarkan mimpi, plus prinsip ogah rugi. Beneran, dengan duit yang sama, bisa ngadem di bioskop hampir 3 jam, bakal rugi besar kalau dibandingkan dengan film barat yang sejam lebih sudah bubar.
Ternyata SM beda. Reviewnya bisa dilihat disini. Kenapa kok saya akhirnya nonton juga, karena tersedia di depan mata. Tiap bulan Usee TV nyimpenin 4 film untuk kita tonton, kebetulan pas saat itu gilirannya SM. Can’t take my eyes from that movie, soalnya bagus bingit. Dia menceritakan the real India, yang kelam, yang kejam, tapi toh tetap ada cinta. Yang penting, ngga ada nyanyian dan tariannya, kecuali di akhir. Eh ada dikit ding pas di stasiun, itu cukup. Ngga sampe eneg.
Makanya pas liat trailernya PK karena tertarik dengan berita dari teman-teman, sempat skeptis juga karena PK ini penuh warna, pemain ceweknya pake rambut palsu yang ngingetin saya dengan pemain sinetron kita, dan pemeran utamanya kaya Mr. bean wanna be. Apaan nih? Mau bikin Mr. Bean ala India?
Ketika datang kesempatan nonton, skeptis saya makin menjadi. Ini film gabungan dari beberapa film barat tampaknya. Ada alien yang dikirim telanjang bulat ke bumi India. Trus kalung buat manggil pesawatnya dijambret orang. Trus cerita beralih ke Belgia, tempat si pemeran cewek berada. Mmm..namanya Jaggu, biar ngga ribet nyeritainnya. Singkat kata, dan emang episodenya singkat banget, dia jatuh cinta sama pemuda Pakistan. Adegannya sinetron banget, jadi maleees liatnya. Berhubung si Jaggu ini Hindu, pemudanya Islam, orang tua Jaggu yang percaya banget dengan tokoh kharismatik di India, marah besar dan melarang dia berhubungan. Bahkan si tokoh ini bilang, pemuda ini akan nipu Jaggu. Eh beneran, pas mau kawin di gereja, Jaggu dapat surat pembatalan dan minta jangan menghubungi lagi. Nah, disini mulai menarik. Bukan karena Jaggu akhirnya pulang ke India, tapi karena perkawinan antara agama dan nikahnya di tempat ibadah agama lain. Kayanya film ini mau menyampaikan sesuatu deh…
Akhirnya ketemulah Jaggu dan PK, si alien itu. Ada beberapa kejadian yang membuat mereka ketemu terus, sampai akhirnya PK cerita semua, kenapa akhirnya dia bisa dapat baju ganti-ganti (ingat, sebelumnya dia telanjang), bisa ngomong India (sebelumnya dia ngga ngerti blas), dan kenapa dia mencari Tuhan. Sepanjang cerita itu, kita disuguhi tarian dan nyanyian juga, tapi lumayan, ngga bikin muak. Trus adegan-adegannya emang lucu. Bukan hanya slapstick, tapi…parodi. Parodi orang-orang yang agamais, namun sebenarnya mereka call the wrong number.
Call the wrong number, adalah kata-kata PK yang sibuk mencari Tuhan agar mau mengembalikan kalungnya. Berdasarkan kacamata orang yang ngga tahu sama sekali apa itu agama, anggap bayi baru lahir deh, dia mencari yang Tuhan itu yang mana. Beneran, agama ada banyak, dan semua punya Tuhan, dengan aturan yang berbeda. Siapa yang menciptakan aturan? Ternyata manusia.
Dengan mudah manusia bisa membalikkan perintah Tuhan untuk kepentingannya. Bangun kuil agar bertambah kaya. Wanita tidak boleh sekolah. Buang susu untuk persembahan. Padahal banyak orang miskin di jalan, tapi kenapa malah Tuhan memerintahkan untuk terus menyembahnya, dengan mengabaikan mereka yang kesusahan di depan mata? Film ini hendak meluruskan praktik beragama yang salah kaprah, termasuk tewasnya ayah angkat PK karena perbuatan teroris.
Cerita terus bergulir dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama. Benar jika ada pendapat film ini seperti Forest Gump. Dia lucu, tapi sarat makna. Tema yang sama sebenarnya diusung film ? (Tanda Tanya), tentang konflik antar agama. Saya sempat saksikan seperempat jam, langsung mikir pantes aja film ini dibanned. Lah habis kisahnya kaya nantang-nantang, bikin tersinggung banyak orang. Coba deh dibikin kaya PK, dengan unsur humor dan ada pesannya. Film ini pesannya ngga sehalus Forest Gump, jadi tanpa mikir dalam ‘I’ve got your point’.
Selain kisah rohani, ada juga kisah cinta tak berbalas dan misteri. Saya sudah duga sih pas liat adegan itu di awal, ini pasti ada maksudnya. Bener aja, tapi baru ketebaknya ya di akhir. Menarik kok, buat yang mau ketawa, menangis bahagia, atau sedang dalam pertanyaan : dimana Tuhan?
***
IndriHapsari
Sm emang bagus bu.. Aku jg suka.
Udah nonton ya? Kirain sy bkl ngga betah baca di wiki dia 153 menit…ternyat tahan 🙂
Kan nyanyi2 nya ngk kayak biasanya bu. Haha
Iya, nyanyiannya *klo baca liriknya ya* bagus. Yg cinta itu membuang waktu…apalagi yg mencari Tuhan..beugh…galaunya full 🙂
Kayanya menarik mbak, saya juga suka sm
Nah ini bersebrangan sm SM, tp soal skenario, jempol deh 🙂
Okay sip dah mbak 🙂
Di blitz ya mba nontonnya?
Jadi pengen nonton.
Eh kalo film india yang 3 Idiots ga suka mba? Bagus juga menurutku
21 jg ada 🙂 Oh, belum liat. Klo ada reviewnya, mau dong 🙂
Wahh..kl bu ind rekomen ya…oke nih
Tfs
Hahaha…ayo Pak Ve nonton 🙂
setuju film ini mirip forestgump… kisah orang ‘tolol’ yg yg lebih pintar dari orang pintar. tapi emang ciri khas amir khan sih. 3 idiots juga modelnya yg ‘menampar kesadaran’ begini.. paling lucu pas adegan tuhan yang kehabisan baterai… wkwkwkwk,, sampe ngakak guling aku
Ooh 3 idiots jg amir khan? Jd pengen liat nih 🙂
seumur umur saya baru nonton 3 film india full sampe end. 3 idiots, taare zamen, ma PK(SM belum, tapi jadi tertarik buat nonton). Bagi saya 3 film ini luar biasa, beda banget ma film-film india lain yang bener kata anda, colourful banget. 3 film ini malah mengangkat salah kaprahnya pikiran masyarakat. Saya berikan rinciannya ya..
3 idiots : menepis anggapan masyarakat bahwa kita perlu belajar hanya untuk mendapat ijazah, bukan menjadi pintar secara keseluruhan. Dan persahabatan tentunya. Ada romancenya, tapi sedikit. Sense humornya hampir sama kaya PK, di mana Aamir Khan kaya orang bodoh(namanya aja 3 Idiots).
Taare zamen : di sini juga menepis anggapan masyarakat bahwa anak yang pintar itu anak yang pandai membaca, menulis, dan berhitung, sedangkan kesenian dikesampingkan. Selain itu juga mengajak masyarakat untuk tidak menilai buku dari covernya. Orang yang mengalami keterbelakangan mental bisa menjadi orang sukses asalkan mereka berusaha.
Kalau PK anda sudah tahu kan? 🙂
Entah kebetulan atau tidak, 3 film ini diperankan oleh Aamir Khan semua lho! Dan ini membuat saya mengidolakan Aamir Khan sebagai aktor India favorit saya. Ini hanya referensi buat anda, yang juga menyukai film India yang sarat akan nilai-nilai hidup dan tidak terlalu menyukai film cinta cengeng.
Ciao!
Wah makasih banyak ya reviewnya. Iya, saya jadi ngefans ih sama Aamir Khan, dia punya idealisme 🙂