Hujan, tanpa kamu, itu sesuatu ya.
Duduk di pinggir jendela, memandangi tetesan air.
Satu-satu, turun membasahi kaca.
Langit memang sedang menangis, tapi tak bermuram durja.
Langit sedang tersenyum, sayang.
Tetap terang kok, tak ada awan gelapnya.
Aneh ya, hujan kali ini tidak membuatku sendu,
meski tanpa hadirmu..
***
Harus pulang pakai kereta sore ini?
Iya, besok ada quiz.
Oh? Sudah belajar?
Gampang.
Kenapa tidak bilang?
Buat apa? Toh aku tetap akan kesini.
Setidaknya, kau bisa belajar selama disini.
Dan melewatkan waktu bersamamu? Hei! Aku jauh-jauh datang untuk kamu!
Nanti kamu ngga lulus…
…aku sudah belajar kok (nyengir)
Aaaah…nakaaaal (nyubitin pinggangnya)
Godain terus deeee (meluk lengannya)
Habis, seneng sih godain kamu (ketawa, ngacak-ngacak rambutnya)
***
Hujan, dari dalam kereta, itu sesuatu ya.
Melihat butiran air mengalir ke arah berlawanan.
Kereta ke depan, tetesan hujan ke belakang.
Seperti cintaku yang tertinggal, meski raga sudah melanglang.
Namun, bulan depan ku kan kembali. Menemui hati.
Sekarang, buka buku. Mulai belajar.
***
.
.
(jangan hujan terus ya…nanti mellow lagi neeeeh)
Foto : painetworks.com

