Kurva di atas merupakan siklus umum tegangan fatigue pada material. Fatigue sendiri adalah salah satu jenis kerusakan/kegagalan yang disebabkan oleh beban berulang, dan sangat sensitif terhadap desain struktur. Tiga siklus tegangan fatigue di gambar tersebut menunjukkan fluktuasi tegangan terjadi mulai dari tegangan rata-rata nol dengan amplitudo yang konstan (gambar A), fluktuasi tegangan dimulai di atas garis rata-rata nol dengan amplitudo konstan (gambar B), sedangkan yang ketiga (gambar C) merupakan fluktuasi tegangan yang acak/random. Merupakan fluktuasi yang rumit karena kedua pertukaran dan rata-rata beban berubah, bisa secara acak maupun berpola tertentu.
*mbak…judul!*
Ups, OK! Gara-gara ‘fluktuasi tegangan yang acak/random tadi’ jadi kepikiran. Bagaimana dengan fluktuasi niat studi mahasiswa, dikaitkan dengan…cinta?
*ah, mulai lagi deh, pergalauan!*
Lah, gimana, emang ngga bisa dihindari kok! Justru karena itu, mesti dikendalikan. Supaya…tidak mengganggu perencanaan studi kita.
*kita???*
Please, berilah saya sekecap kebahagiaan untuk belagak muda *grin*. Sudah, bisa dimulai ya? Sekarang, coba kita lihat kurva seorang mahasiswa di bawah ini.
Kalau di siklus tegangan mungkin ini sudah masuk super rumit. Sumbu Y nya (yang vertikal) anggap sebagai niat untuk belajar. Sedang sumbu X nya (yang horisontal) adalah waktu.
Awalnya, tidak ada wanita dalam hidupnya, niat belajarnya masih menggebu-gebu. Ini mahasiswa baru kali yaa…Then, seiring dengan sering bersama dalam kegiatan orientasi, ngerjain tugas bareng, berorganisasi, atau sering ketemu sama anaknya ibu kos….TARRRAAA…seorang wanita hadir dalam hidupnya. Mulai deh..galau. Dia suka juga ngga ya. Kalau saya ungkapkan perasaan dia mau ngga ya…dsb dst dll.
Di kelas, papannya pindah belakang, karena sang gadis idaman senangnya duduk di belakang. Ke perpustakaan, mata ngga ke buku, tapi melirik dia yang lagi ciyus baca buku. Ngga betah di kampus, maunya cepet pulang ke kos, siapa tahu tuh adik cantik juga sudah pulang sekolah. Niat studi…drop.
Ooh..belum seberapa. Karena nih kejadian berikutnya, sang mahasiswa mulai merancang strategi untuk mengungkapkan perasaannya. Makin jauh aja deh niat studinya, karena sibuk mikir pake surat, lewat telepon, SMS atau BBM, atau datangin langsung aja ya ke rumahnya untuk katakan cinta?
Kalau sudah..mulai deh tahap penantian. Cemas dan gelisah, apalagi kalau ceweknya jenis tegaan. Semakin melihat yang pengaju proposal blingsatan, makin senanglah ia. Kalau yang cewek sudah ada rasa sih, biasanya cepat. Jadi sang mahasiswa tak perlu menunggu lama. Rasa apa? Ya rasa cinta, atau sebaliknya, rasa pengen nendang ups nolak maksudnya.
Kalau diterima sih…serasa kampus milik berdua. Di kelas, duduk bersebelahan. Di kantin, makan berduaan. Yang lain ngerjain tugas, si mbak dan mas malah janjian. Tapi semangat belajar jadi meningkat drastis. Selain rajin ke kampus, mereka juga bisa bersaing secara sehat, tinggi-tinggian IP misalnya. Ini yang fokus studi loh ya. Ada juga yang begitu pacaran malah sibuk berduaan, malah melakukan macam-macam, akibatnya kuliah ditinggal. Drooooop.
Lebih drop lagi, kalau ditolak. Wedeh. Kiamat rasanya (padahal cewek ngga cuma dia aja). Akibatnya, lupakan studi. Malah, lupa kalau dia sudah jadi mahasiswa. Beruntung menempuh pendidikan tinggi, sementara ada ratusan juta teman sebayanya tak bisa merasakan itu. Ngga teringat jerih payah orang tua yang menginginkan anaknya lulus tepat waktu. Yang dipikir cuma penolakan, penolakan, dan penolakan. Deepest condolences deh.
But, time heals. Kalau mau kebih cepat, move on. Cari cewek lain, atau kegiatan lain, atau…kenapa ini ngga jadi pemicu untuk mengejar ketertinggalan distudi, bahkan mempercepatnya? Setelah tahap penolakan dan penyangkalan tentang hal buruk tersebut, kelak akan ada penerimaan, bahwa hal itu hanya salah satu episode dalam kehidupan. Masih banyak epiosde lain yang…taruhan…pasti lebih baik di masa depan.
*untung, happy ending*
Mau ending baik atau buruk, semua tergantung kita kok. Jadi…cemungud eaaaaaa!!
Sumber gambar siklus fatigue : blog.ub.ac.id/zainal
Sumber gambar siklus studi: thinkdifferent.com
.
IndriHapsari