Setelah terpesona dengan sushinya Sushi Tei, ramennya Hakata Ikkousha, udonnya Marugame Udon, beef bowlnya Yoshinoya, another Japan restaurant yang bisa jadi jujugan adalah Bentoya. Awalnya cuma lewat doang kalau dari atau ke cinemanya Grand City. Lama-lama coba masuk ah. Ada display gelatonya yang sayang sekali belum saya coba. Bayangannya sih kaya es krimnya Goota atau Pisa Kafe.

Sashiminya ngga saya komentarin ya, soalnya salmon mentah begitu trus apa bedanya dimana-mana 😀 Tapi penataannya bagus, dan itu yang kayanya jadi kekuatan Bentoya. Kalau ngintip orang yang lagi makan di selasar, kotak bentonya penuh terisi nasi, sayur dan lauk pauk. Saya pesan bento juga sih, tapi tanpa nasi. Lumayan, hemat 10 ribu 😀 Kalau mau pakai nasi tapi sama daging doang, bisa pilih Gyu Don, mirip dengan beef bowlnya Yoshinoya, dengan saus yang terpisah. Yang saya pesan Beef Hambagu, seperti daging hamburger, dengan kentang goreng kering seukuran separuh batang korek api, dan saus manis yang lezat. Masih ditambah lagi saus tambahan yang akhirnya tetap utuh. Dagingnya empuk, mirip dengan hamburgernya Pepper Lunch.

Cawan mushinya masuk kategori enak, meski isinya ngga selengkap yang Sushi Tei. Telurnya terasa lembut ngga mbrindil, asin dan tingkat kematangannya pas. Yang menyenangkan, datangnya cepat dan mangkoknya bagus 🙂 Beneran jadi appetizer kalau disini. Edamame juga bisa jadi appetizer yang ngga mengenyangkan.

Mau ngemil cantik juga ada gyoza, yang pilihannya dipanggang atau digoreng. Gyoza ini kaya dim sum dengan isian daging dan sayur. Enak kok, apalagi ditata cantik begini.

Ngomong-ngomong soal dim sum, dulu saya punya langganan Hong Kong Dim Sum, yang cabangnya ada dimana-mana, mulai dari Galaxy Mall sampai Pasar Atom, mulai dari Supermall Pakuwon Indah sampai Garden Palace Hotel. Jadi memang outlet dim sum ini asalnya dari hotel ternama itu, trus karena dirasa animonya bagus, banyak dibuka di mall. Dan menurut saya emang enak sih, bisa diadu sama dim sum lain yang harganya berkali-kali lipat dari harga si Hong Kong ini. Kalau yang biasa makan tengah pasti tau rasanya memesan berkeranjang-keranjang dim sum tanpa khawatir melotot pas lihat bill. Makanya kalau ada yang menawarkan all you can eat dim sum pasti laris deh.

Nah sejak dia menghilang itu, berasa ada yang kurang. Kayanya sejak itu saya juga puasa dim sum 😀 Tapi sejak nemu outlet dim sum di food loftnya Grand City, jadi doyan lagi. Miriiip banget sama Hong Kong Dim Sum. Ya tampilannya, rasanya, seragam mas-masnya.
Di display sudah berjajar rapi dim sum goreng, sementara di meja kukus samping ada tumpukan dim sum yang dihangatkan terus. Prosesnya cepat, tinggal milih, ambil dan bayar. Favorit saya yang bakso sapi, lumpia kulit tahu dan siomay.
Oya, kedua resto ini jual masakan halal.
***
IndriHapsari
Makanannya benr bener lezat nih..sama hokben kayaknya lebih cozy disini
Bandingannya mgkn bukan hokben, tp takigawa, sushi hana atau hachi2 😊
wah gitu ya. maklum bu saya kurang terlalu sering makanan beginian..kemarin AW jg habis ngeluarin baru lagi sepertinya mirip mirip begini
Oya? Wah sy blm tahu..makasih infonya 🙂
sama sama mbk
bikin ngiler mbak Indri… apalagi yang motret pinter… jadi makin cantik makanannya…
Waduh motret asal ni mbak..mesti blajar foodtography 🙂 Makasih kunjungannya y mbak 😀