Kalau Suami Bilang Anak Kok Dititipi Pembantu, Berhentilah Bekerja

Anak
sapulidinews

Ini beneran. Karena kalau suami sudah ngroweng atau ngomel begitu, berarti ada something wrong dengan anak-anak kita. Misal sering sakit, nilai ulangan menurun, atau anak ngga keurus. Habis peran istri kalau di buku IPS sudah jelas, mengatur rumah tangga. Kalau hal tersebut jadi berantakan karena istri bekerja, pantes dong suami ngomel begitu. Daripada disalahin untuk hal-hal lain, yang berhubungan sampai ke yang ngga berhubungan, ya mending stop bekerja.

Saat suami meminta seperti itu, artinya suami juga sudah siap dengan konsekwensinya. Misal, kerja harus lebih keras dan cerdas, biar pendapatannya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, mengingat sekarang lokomotifnya cuma satu. Trus jangan lupa semua gaji kasih ke istri. Kan tugasnya mengatur rumah tangga, perlu modal dong. Masa beli susu anak aja pake diirit-irit, kasian anak gizinya kurang karena duit juga kurang. Lalu Sabtu Minggu, suami juga membantu istri dalam mengurus anak-anak. Kan sudah tanam saham, masa sih ngurusin sehari dua hari ngga sempat? Kalau hari Senin sampai Jumat bisa ngeles dengan alasan sibuk bekerja, weekend kasihlah kesempatan pada istri untuk ‘me time’ biar punya kesempatan merawat diri, tentu modal dari suami. Mau pergi sekeluarga juga OK, inilah saat para suami menunjukkan sebagai bapak teladan yang juga telaten ngurusin anak-anak. Suami juga sudah me time lo pas weekday, meskipun di sela-sela pekerjaannya biar ngga jenuh. Nah istri boleh dong cuti dua hari supaya semangat lagi di hari Senin.

Suami yang protes anak kok dititipi pembantu memang concern ke perkembangan anak sehingga permintaannya harus didukung. Tentu perlu kerjasama yang baik juga antara suami istri, supaya pembantu yang dihilangkan perannya ini bisa digantikan dengan peran istri dan suami. Suami jangan sungkan loh bantuin anak belajar, ngga usah gengsi bantuin istri melakukan pekerjaan rumah, atau langsung berangkat betulin waktu dibilang atap rumah bocor. Temani juga anak bermain sepulang kerja atau pas weekend, bantu juga dia dalam mencari tugas sekolahnya yang suka aneh-aneh dan mendadak.

Suami sejati itu ya yang begitu. Yang menginginkan keluarganya dapat yang terbaik dengan menyingkirkan egonya.

Tapi kalau yang ngomong anak kok dititipi pembantu itu suami ORANG LAIN, la ngapain repot diurusin? Wong dia ngga ngasi uang belanja, ngga nyekolahin anak dan ngga punya saham juga, kalau mereka nyinyir soal istri orang lain yang kerja dan menuduh nitipin anak ke pembantu seperti nitipin dompet, yah mungkin mereka aja yang kurang piknik, bahwa keluarga orang lain itu ngga kaya keluarganya.

Mungkin keluarganya ngga seharmonis kita, yang anak-anaknya keurus meskipun kedua ortunya bekerja. Mungkin ada kekacauan dalam keluarganya saat anak diurus pembantu, ya entah istrinya yang ngga bisa membagi peran, anak-anak yang belum mengerti dan menuntu perhatian orang tua, atau dapat pembantu yang serampangan, atau bisa juga…suaminya yang ngga bisa mengendalikan situasinya, jadi kerjanya nyalahin istri aja. Yah habis siapa lagi orang terdekat yang bisa disalahin dan disinyalir bakal pasrah karena suami adalah pemimpin keluarga? Malu dong, kalau ternyata suami memimpin sebuah keluarga yang kacau balau…

Jadi kalau suami ngga protes, tenanglah ibu-ibu bekerja. Itu berarti, suami masih perlu peran kita untuk membantunya dalam hal finansial. Ia merasa tenang karena meski istrinya bekerja, perannya dapat dilakukan dengan baik antara kantor dan keluarga. Ia lepas dari masalah insecure, soal pendapatan istri atau wawasan istri yang mungkin akan melebihinya, karena ia percaya istri dan anak-anaknya tetap menghormati ia sebagai pemimpin keluarga , orang yang harus dihormati keputusan-keputusannya. Ia juga melihat, keluarganya baik-baik saja meski anak dititipi pembantu. Wong pembantunya juga ngga sembarangan dipilih, digaji yang baik, sudah diajari ngurus anak yang bener, dibimbing serta diawasi oleh istrinya. Dia juga tahu, istrinya berusaha cepat sampai di rumah biar bisa langsung ngurus anak-anak, rela cuti kalau anak sakit, berusaha datang kalau ada acara parenting biar ngurus anaknya lebih berkualitas, dan nyaris tanpa me time karena weekend pun buat keluarga.

Jadi tetap ibu-ibu, ikutilah apa kata suami SENDIRI 🙂

***

7 comments

  1. oke…
    jadi segala sesuatu itu perlu modal, ya bapak-bapak…

    tidak semua modal itu berarti suntikan dana.
    ada modal pengetahuan yang baik.
    ada modal pengertian yang baik.

    dan yang paling penting : modal cinta…

    karena dengan cinta, semua kesulitan bisa dicari jalan keluarnya… #tsaaaaahhhh…

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s