Patah hati rasanya
Jika dia yang kau hubungi
Tak menyambutmu mesra
.
‘Hm..ya..ya..ngga..hmm…baik..’
.
Padahal kau akan cerita
Hari ini jenuh rasanya
Tinggal sendiri, tak ada sesiapa
.
Kau ingin bertanya
Apa kabarnya baik- baik saja
Karena kau rindu padanya
.
Kau ingin ia balik bertanya
Karena kau ingin menjawab
Dengan sebuah cerita
.
‘Si Anu yang di depan rumah
Kemarin meninggal dunia
Padahal ia seumuran.’
.
Kau tak akan katakan
Hatimu diliput kekhawatiran
Kapan tiba giliran
.
Dan saat hal itu terjadi
Apakah ia bisa dihubungi
Untuk mengurus semuanya nanti
.
Kalau saat sehat begini
Ia susah sekali menelepon kembali
Dengan alasan kesibukan tiada henti
.
Tapi tak pernah kau keluhkan
Kau tak mau ganggu pekerjaan
Kau selalu dalam penantian
.
Dari dulu hingga sekarang
Yang kau beri adalah pengorbanan
Melimpahi dengan kasih sayang
.
Meski kini kau tak ada gigi
Mata rabun dan rambut memutih
Penyakit datang dan badan letih
.
Dulu ada sepasang tangan kuat
Yang selalu menggendongnya
Membelainya saat keningnya panas
.
Tubuhmu dulu kau gunakan sekuat tenaga
Mencari penghidupan untuk keluarga
Termasuk ia yang dimanja
.
Pikiranmu selalu tenang
Menghadapi banyak persoalan
Termasuk melepaskannya dari belit masalah
.
Kini saat semua hilang
Kau tetap berikan semua
Sampai penghabisan
.
Meskipun yang ia katakan hanya,
‘Hm..ya..ya..ngga..hmm…baik..’?
.
(Dan tak pernah menelepon balik?)
.
