Blog Anak Jaman Sekarang

Kalau saya lagi kumat ingin tahunya, kadang saya blusukan ke blog-blog lain (blog walking) untuk menambah wawasan. Namanya juga jaman internet, semua pengetahuan bisa diakses dan dipelajari, tinggal kitanya saja mau melakukan itu atau tidak. Kadang kita menunggu diasupi pengetahuan, alih-alih mencarinya dari berbagai referensi yang tersedia.

Pengetahuan yang saya cari itu sebagian besar tidak berhubungan dengan background pekerjaan, karena untuk hal tersebut saya akan menggunakan literatur dan situs jurnal yang terpercaya. Namun untuk pengetahuan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, misal terkait hobi atau riset untuk artikel yang saya buat, maka saya tinggal ketikkan kata kuncinya di Google, dan dalam tempo singkat muncullah hasilnya.

Dari hasil yang terpampang di halaman satu hingga tiga Google, menjelajah ke berbagai blog yang ada merupakan keasyikan tersendiri. Terkait dengan topik yang saya cari, saya bisa mengelompokannya menjadi blog yang ditulis berlandaskan opini pribadi, namun ada juga yang sepertinya berangkat dari literatur atau tugas mata kuliah.

Kuliah? Ya! Ketika saya mendapatkan satu isi blog yang cukup berat dicerna terkait dengan penggunaan kosakata dan sistematika penulisannya, biasanya saya cek siapa penulisnya. Dan ternyata pemilik blog-blog ‘berat’ itu adalah para mahasiswa, dari berbagai jurusan. Jika saya berpikiran positif, maka acung dua jempol atas isi blog yang luar biasa bermanfaat dan komprehensifnya, yang dituliskan oleh anak-anak muda jaman sekarang. Sedangkan dalam pikiran paling pesimispun, saya tetap acungkan jempol atas kesediaannya membagi apa yang dia dapat, baik dari catatan dosen maupun literatur yang dibacanya, demi pembaca blognya.

Diskusi dengan seorang teman tentang hal ini, tentang ‘blog anak jaman sekarang yang berat-berat’ hal ini merupakan perkembangan yang sangat positif. Kalau menurut Bre Redhana, mereka adalah generasi ketiga. Generasi yang muncul dari inkubator perguruan tinggi, yang masih memandang dunia dari kacamata idealismenya. Jadi ada penjelasan mengenai sistem kapitalisme yang murni itu seperti apa, sastra dengan perkembangannya, filsafat ilmu, perhitungan tegangan material dan lain sebagainya, semua itu tersaji dalam blog-blog pribadi mereka. Merekalah darah segar yang kita butuhkan di dunia yang gila dan penuh dengan ranah abu-abu.

Mereka, memilih jalan menerbitkan artikel di blog yang merupakan ‘samudera kesepian‘. Mengutip quote dari Hesti Rusli :

Menulis, ke mana pun tujuan akhirnya, adalah pelayaran kesepian yang harus diarungi sendirian. Menulis adalah tentang bagaimana menghasilkan sesuatu yang membuat jiwa kita kaya—dan semoga bisa memperkaya jiwa orang lain—serta mengarungi samudera sepi itu tanpa merasa kesepian.

Tak peduli dengan jumlah klik dan vote, yang mereka lakukan ‘hanya’ menulis dan membagi sesuatu yang bagi saya bermanfaat sekali. Tak ada pamrih, hanya berbagi.

Terkait dengan isi, jadi malu sendiri. Setelah lebih dari setengah tahun ‘nyampah’ di Kompasiana, akhirnya saya punya blog sendiri, indrihapsariw.com yang memuat semua tulisan saya sejak Desember 2012. Gunanya untuk mencegah saya menayangkan hal-hal yang ngga penting di Kompasiana. Maklum, saya kalau menulis bisa hingga 4 artikel per hari, terkait ide yang berdesakan di otak yang kepingin dikeluarin. Setelah saya tulis di blog, baru saya saring dan perhalus kosakatanya untuk tayang di Kompasiana. Selain karena rating Alexa Kompasiana yang cukup bagus, juga senang rasanya bisa berinteraksi di sini. Maka, tak dapat dipungkiri, sekarang saya ‘nyampah’ di blog karena kalau otaknya lagi ngga tepat di tengah, isinya jadi curhat emak-emak galau. Nah itu yang saya cegah muncul di Kompasiana.

Anyway, hasil blusukan ke blog anak jaman sekarang, membuat malu saya yang beda puluhan belasan beberapa tahun umurnya dari mereka. Mereka masih memandang dunia dengan kacamata hitam putih. Mereka bisa menentukan mana benar mana salah. Mereka dengan segala idealismenya merupakan agen perubahan yang kita perlukan dalam dunia yang makin gila.

Bravo, anak muda!

image

Sumber gambar : I fucking love science (group FB)

4 comments

Leave a reply to Yudhi Hendro Cancel reply