Jangan Siksa Lagi

Sari, sudah ya, jangan kau siksa aku seperti ini.

Di satu sisi aku merasa, kau sangat mengharapkanku ada untukmu. Sehingga kemanapun kau mau, aku akan selalu siap mengantarkanmu. Meskipun itu berarti aku harus menunda pekerjaanku. Atau membuat yang lain menunggu. Kapanpun Sari, kau meneleponku, aku akan secepatnya berada di depan rumahmu.

Sari, aku selalu ingat saat kita bersama, saat kau melingkarkan tanganmu di pinggangku, waktu kita berboncengan. Seakan kau menganggapku sebagai penjagamu. Atau saat lelah, dan kau sandarkan kepalamu di punggungku. Saat itu pula aku bertekad, untuk selalu melindungimu.

Aku suka mengacak-acak rambutmu, saat kau menyeringai lucu. Memang bahaya dekat-dekat kamu, ku terpikat dengan pesonamu. Pesona yang kau sendiripun tak tahu, dan menyebabkan ku jatuh cinta. Diam-diam padamu.

Namun di sisi lain, kau sering tak pedulikan aku. Dengan entengnya kau cerita tentang teman-temanmu, termasuk para pria itu, yang katanya hanya temanmu. Sari, kalau teman tentu kau tak akan menceritakannya terus menerus, apalagi menceritakannya padaku. Sungguh ku ingin tahu, di antara mereka, adakah yang telah memenangkan hatimu?

Memang tak salah juga, karena ku tak pernah ungkapkan rasa. Hingga kau tak tahu, sebenarnya kita bukan teman biasa. Tapi kau tak boleh tahu rasaku Sari, untuk suatu alasan yang kutahu pasti.

Saat ku mau berbalik, sudah tidak bisa. Kau dan pesonamu, telah menjerat jiwa, menguasai rasa. Hingga bahkan untuk melepaskanmu menjadi hal terakhir yang ingin kulakukan dalam hidupku.

Tapi harus. Tapi mesti. Tapi kudu.

Sari, jangan siksa aku lagi. Rasanya ku mesti pelan-pelan menepi.

(Sari, akankah kau mencari?)

20130124-123303.jpg

Sumber gambar: pbase.com

Komen? Silakan^^