Hotel Transylvania 2: Kasih Sayang Kakek ke Cucunya

image
bloody-disgusting dot com

Judul sengaja dibuat sama dengan ulasan saya di Hotel Transylvania jilid satu, supaya terbayang apa sih inti dari film ini. Count Drac yang kemaren annoying sebagai ayah, sekarang makin annoying setelah jadi kakek. Ditambah lagi gap mendidik yang berbeda antara dia dan Mavis, anaknya, bikin konflik di sepanjang film.

Tapi syukurlah film ini ngga terjebak di penyuluhan pembinaan keluarga rukun dan sejahtera šŸ˜€

Filmnya mengalir lancar, dengan kelucuan tersebar di seluruh bagian, ide-ide yang segar, tokoh yang unik, dan dubbing yang berkarakter. Adam Sandler sebagai pengisi suara Drac bisa membawakannya sebagai khas suara Drac, bukan Sandler. Teman-teman Drac yang Frankeinstein, invisible man, mummy dan siluman serigala itu juga diisi suara oleh komedian terkenal, jadi ya mulus-mulus aja. Mungkin yang paling menarik adalah tokoh Dennis, cucunya Drac yang digambarkan mulai bayi sampai umur 5 tahun. Namanya suara anak kecil ya, pasti cute dan kepingin njiwit.

Di film ini keluarga Johny, mantunya Drac, dibenturkan budayanya dengan budaya para monster. Keluarga Johny tipikal keluarga Amerika banget, yang terbuka dan berusaha menghargai perbedaan. Berkebalikan dengan Vlad, ayahnya Drac yang maunya menjaga darah murni vampirnya. Tapi bokapnya Drac ini lucu juga, awalnya kaya mau nelen gitu waktu dilihat Dennis belum tumbuh gigi taringnya, ternyata dia juga ngalamin hal yang sama saat Drac masih kecil.

Dennis ini dicemasin Mavis ibunya karena khawatir dapat pengaruh yang buruk dari para monster, dan inginnya biar dia gaul aja sama manusia. Keributan yang membuat Dennis sedih, karena di lingkungan monster dia masih manusia, di lingkungan manusia dia sendiri ngga nyaman. Adegan lucu dan natural terjadi saat dia yang lagi down dijamu minum teh sama Winnie, anaknya siluman serigala.

Selebihnya film ini mengisahkan usaha Drac untuk membuat Dennis menjadi vampire. Pernah liat trailer ini? Sudah lama wira-wiri di Youtube, bikin kepengen liat filmnya utuh.

image
Ew dot com

Drac juga harus menghadapi dunia yang makin berubah. Monster-monster binaannya harus beradaptasi dengan teknologi, yang dia sendiri ngga bisa pake. Misal pada pake handphone touchscreen, sementara karena kukunya panjang dia ngga bisa nge-touch handphonenya. Trus paksaannya supaya teman-temannya menunjukkan kemampuan mereka menakuti orang, gagal semua. Tambah kecewa waktu masuk ke tempat sejenis summer camp, pelatihan yang didapat para vampire kecil ini dinilai terlalu lembek bagi Drac yang vampire sejati.

Filmnya sendiri detail, sehingga sampe heran kok kepikiran ya berimajinasi sampai sana. Meski begitu, ada adegan statis yang terasa lama, sehingga mau ketawa ya ngga ada yang lucu, mau diem ya kayanya ni adegan bermaksud ngelucu deh šŸ™‚ Serba salah. Hal lain yang entah menganggu atau ngga, adalah penampakan berkali-kali handphone Sony Xperia dipakai. Meskipun bikin bangga juga…

image
Horeee sama šŸ˜€

..karena pakai handphone yang sama, tapi kesannya too much dan emang perlu ya segamblang itu? Film James Bond aja yang promosiin mobil dan jam tangan ngga sampe segitunya. Kan eike jadi curiga juga, itu scene emang skenario asli atau pesanan dari Sony?

Anyway, ni film tetap recommended kok…dan bagus, karena buktinya sampai sekarang saya masih ingat jalinan ceritanya dan lucunya dimana šŸ™‚

***
IndriHapsari

2 comments

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s