Masih ingat episode di atas?
Mr. Bean merasa tak berdaya menghadapi soal-soal yang dihadapinya. Karena itu Anda ingat adegan berikutnya, saat Mr. Bean memutuskan untuk melihat pekerjaan orang yang ada di sampingnya. Aksinya lucu, menegangkan, berakhir dengan tangisan karena di bawah pengawasan ketat pengawas ujian, aksi menconteknya digagalkan, demikian juga dengan ujiannya Mr. Bean.
Rasanya, tidak perlu saya ingatkan, kalau mencontek itu serupa mencuri, mengambil sesuatu tanpa diketahui yang punya, untuk menguntungkan diri sendiri. Kenapa yang diambil jawabannya rugi? Karena ia telah berusaha keras untuk belajar, dan Anda seenaknya saja mengambil jerih payahnya. Tidak adil, dan Anda tega.
Bagaimana kalau yang dicontek mengijinkan? Dalam kasus-kasus yang saya hadapi, ada memang yang salah langkah seperti ini. Berbuat baik, tanpa berpikir panjang hal itu akan merugikan. Merugikan si pemberi contekan kalau ketahuan, karena keduanya, yang mencontek dan dicontek, pasti akan diproses dan diberi sanksi. Yang kedua adalah merugikan yang mencontek, karena kali ini Anda serupa pengemis. Maunya disuapi terus, tanpa mau berusaha memperbaiki diri. Parasit. Atau benalu yang kerjanya menghisap nutrisi orang lain.
Semua orang melakukannya?
Oh, jadi kalau teman Anda masuk jurang, Anda juga melakukannya? Kalau teman Anda sakaw gara-gara narkoba, Anda juga ingin merasakan panas-dingin-lupa-ingatan yang sama? Kalau teman Anda free sex sampai kena AIDS, Anda juga ingin terjangkit virusnya? Semua perbuatan, ada efeknya. Dan saat efek buruk menerpa karena sejak semula sudah salah, siapkah Anda menghadapinya? Carilah contoh yang baik, bukan beramai-ramai masuk jurang.
Sekarang kalau Anda sudah tahu, mencontek itu merugikan, kalau masih kurang yakin, mencontek adalah bagian dari dosa. Kan, mengingini dari sesamamu manusia, termasuk jawabannya. Belum mengingat Tuhan ingin kita berusaha, baru memetik hasilnya. Bukan berusaha mencontek loh yah. Setiap perbuatan, akan terlihat olehNya. Jadi mau pakai trik sejitu apapun, aduh, otak lu tu ya, ngga ada secuilnya pinternya Tuhan.
Kenapa sih kok sampai mencontek?
Biasanya, karena persiapan kurang. Kalau tahu materi itu ngga bisa, belajarlah dua kali lipat dari teman-teman lainnya. Belajar lebih banyak, lebih lama, nanya lebih sering, fokus dua kali lipat. Bukannya karena ngga bisa malah nyerah, ngga belajar, dan liat nanti aja. Nah, itu tuh perbuatan yang dibenci Tuhan dan ditaksir setan.
Kalau mau lebih siap, bisa simak tips di bawah ini. Banyak kok cara supaya belajar efektif. Karena kondisi emang beda-beda. Ada yang kerjanya cuma belajar aja, sedang yang lain mesti kerja untuk biayai sekolahnya. Waktunya terbatas, tapi bukan jadi alasan untuk ngga belajar, apalagi alasan untuk melegalkan mencontek. Banyak kok contoh mereka-mereka yang bekerja sambil menempuh ujian, dan berhasil tuh. Apa ngga malu sama yang sukses?
Kebiasaan lain dari mencontek adalah, begitu ketangkep langsung jurus pengelesan, atau jurus pengingkaran diungkapkan. Pengawas itu ngga bodo-bodo amat, meskipun yang dijaga bukan bidangnya. Aktivitas mencontek kan berlaku umum, dan mau pasang tampang seinnocent apapun, atau alasan secanggih apapun, yang namanya nyontek ya tetap aja nyontek. Sudah dosa curang ke temannya, pakai acara ingkar ya tambah lipat dua dosanya.
Kalau ngga beragama, gimana? Kan ngga kenal dosa dan pahala?
Yah, apa asyiknya sih, berhasil karena otak orang lain? Berarti kita meremehkan otak sendiri dong, secara orang tak beragama itu mengandalkan banget pemikirannya. Kalau ujian aja nyontek, wah ngga tahu pemikiran macam apa yang dipunyainya, sampai menghadapi satu ujian aja ngga yakin sama otaknya. Gitu mau mikir penciptaan dunia.
Saat semakin dewasa, kita akan penasaran, sebenarnya, kalau tanpa mencontek itu, saya bisa lulus ngga sih? Nah, jadi meragukan kemampuan sendiri kan? Coba kalau itu terjadi pada keturunan kita, misal anak Anda menolak belajar karena ‘Mau nyontek aja, seperti Mama,’ apa ngga menohok tuh? Yang ditiru yang jelek doang, dan entah anak itu bakal jadi apa di masa datang.
Mereka yang terbiasa mendapatkan dengan mudah apa yang seharusnya ia kerjakan sendiri, akan menjadi generasi yang lembek, dan mudah untuk menempuh jalan pintas. Ngga mau ribet, nyuap sana sini. Ngga mau susah, sikut teman sendiri. Takut disuruh bertanggungjawab, korbanin anak buahnya. Iya kalau dia kaya, iya kalau dia punya power. Kalau ngga, ya jadi loser selamanya. Kerjanya mengeluh akan hidupnya yang serba sulit. Kenapa? Ya karena biasa gampang itu.
Ngga perlu lah mencoba kegiatan menantang bahaya seperti mencontek, ngga ada gunanya, dosa, beresiko, dan sungguh meremehkan kemampuan Anda. Percaya diri dan berusaha, itu kunci keberhasilan. Mungkin tes kali ini tak begitu memuaskan, tapi Anda bisa melanjutkan perjalanan tanpa beban.
IndriHapsari
Gambar : pinterest.com
ruginya yaa… nantinya pasti kalau jadi pejabat model si Farhat A…hahahha …. 😆
Huahaha…huahaha…aduuuh, itu orang entertaining banget yaaa…paling suka pas dia sewot sm Najwa Shihab 😀
farhat: klu sy jadi presiden, yang pinter sekolah gratis, yang bodoh bayar!
najwa: dulu mas farhat termasuk sekolah yang bayar apa yang gratis?
farhat : saya sekolah bayar.
penonton : #gubrak
Aduuuh….ait peyuut… 😀
dulu ada guru antro yg apal bnget padaku mbak, knapa? Dia guru yg plg bebas saat ulangan. Mau nyontek mau nanya, dibiarin. Tapi nilai mereka gk pernah lebih dari aku. Soale kalau gk bs, kujawb aja di lembr jawab, lupa pak. Trus udah selesai ku kumpulin. Ckikikan liat teman lain pada contek2an, hahaha
Hehehe, kadang godaan paling besar justru bukan krn kesempatan, tp liat teman kok lolos2 aja, makanya ikutan 🙂