Kebetulan, hanya ada sekali saja.
Kalau ada yang kedua, itu artinya takdir, atau sengaja …
Lisa bergegas memasuki gedung berlantai delapan itu. Disandangnya tas laptop yang setia menemaninya kemana-mana. Pak satpam mengangguk ramah padanya, seorang manajer pemasaran muda yang aktif namun tetap tak lupa menyapa ramah mereka yang ditemuinya.
Pintu lift menutup. Lisa dengan cepat menekan tombol naik, namun terlambat, angka di lift sudah berubah menjadi angka dua. Ia menunggu dengan tak sabar. Perlu waktu lima menit jika lift kosong untuk langsung ke bawah, atau sepuluh menit jika ada penumpang.
Lisa melirik lift yang ada di sebelah kanannya. Angkanya berkejaran turun dengan lift yang ada di hadapannya. Ah, siapapun yang bisa mencapai lantai ini dengan lebih cepat, berhak mengangkutnya ke lantai enam!
5-5
5-4 (nampaknya yang sebelah kanan)
4-3 (Lisa bergeser ke samping kanan)
3-3 (hmm…penumpang di lift kanan pastilah banyak)
2-3 (Lisa bergeser ke kiri)
1-2
Ting!
Dan keluarlah beberapa orang dari pintu lift. Seorang staff, seorang OB dan … Harry.
‘Hei! Kemana lo?’ seru Lisa.
‘Nyarap!’ kata yang disapa ceria. Wangi parfum yang segar menguar dari tubuhnya. ‘Ikut?’ ia berhenti sejenak.
‘Ogaaah!’ Lisa tertawa, tangannya masih menahan tombol naik. Ia bergegas masuk. ‘Bye Harry!’
‘Bye, Cantik!’ Harry meringis dan segera berlalu.
Pintu lift kiri tertutup, Lisa lenyap dari pandangan. Pintu lift kanan terbuka, serombongan orang keluar dari sana. Salah satunya, seorang pria yang menyandang ranselnya.
**
‘Harry! Nih oleh-oleh!’ Lisa meletakkan tumbler bertuliskan nama kafe kopi ternama, dengan kata Singapore di bawahnya. Ruangan agak sepi, sebagian staff sudah menyerbu kafetaria di bawah.
‘Aiih…mbak Lisa ini baik niaan,’ celoteh Harry centil. Disambarnya tumbler itu dengan gembira.
Lisa memandang takjub tetangga kubikelnya. Gagah, cakep, bertato di lengan, pakai anting berlian di telinga, tapi tingkahnya sering konyol dan bahkan kebanci-bancian. Bikin ilfill yang ngefans saja.
‘Kemana aja lo? Seminggu disana, masa ke sini doang?’ Harry mengacungkan tumbler barunya. Mungkin ia akan nekat menggunakannya siang ini, tanpa mencucinya dulu di pantry. Tangannya sigap memegang kopi sachet dan guntingnya.
‘Rapat, lah. Lo pikir gampang ngelayanin para bos bule?’ celetuk Lisa kesal.
‘Gila ya, baru aja seminggu, lo udah jadi cewek panggilan.’
Perkataan yang langsung disesali Harry, karena berikutnya stok kopi sachetnya sudah melayang ke wajahnya.
‘Aduh, Lis! Sakit tauk! Lo sensi amat sih?!’ gerutunya kesal.
Lisa tertawa. ‘Rasain! Emang gue apaan!’
Harry balas tertawa. ‘Iya iyaaa..tau, lo kan nyonya Sam tersayang!’ katanya dengan senyum mengejek. ‘Apa kabar pacar lo itu?’
Lisa terdiam. Baru sehari ia pulang, Sam melesat lagi entah kemana. Tugas peliputan, katanya. Ia akan beri kabar seminggu lagi.
‘Baik,’ katanya singkat.
‘Masih nyuekin lo?’ kata Harry serius.
‘Kurang ajar, lo Har!’ Lisa merengut. ‘Nebak lo enakan napa??’
‘Hahaha…kan gue cuma prediksi aja, lo sama Sam itu gimana sih hubungannya. Cuek beibeh gitu ya orangnya. Dan sok sibuk gitu! Ngga asyik! Paling kalau janjian sama lo, isinya gini nih : Lis, aku ke tempatmu, pukul 17.05 tepat ya. Hahaha….’ berderai tawa Harry membayangkan imajinasinya sendiri.
‘Busyet lo Har, lo udah kaya pacar dia aja, sampe apal!’ cengir Lisa akhirnya bisa menemukan celah menjatuhkan si sok tahu ini.
Ganti Harry yang cemberut. ‘Begini-begini gue masih doyan cewek lagiii…tapi gue pemilih. Dan sialnya yang gue pilih ngga milih gue.’
‘Eh? Gue ngga masuk seminggu dan ketinggalan berita penting ini? Siapa si cewek yang sial itu, Har?’ Lisa tersenyum.
‘Elo lagi, Lis,’ jawab Harry jujur.
Senyum Lisa lenyap.
‘Ah, ngga asik lo Har! Enak aja begitu ngga ada cewek yang suka lo, trus lo jadi naksir gue. Gue cadangan lo dong!’ Lisa tertawa untuk menutupi kagetnya.
‘Ah, cewek emang suka abai ya sama orang yang benar-benar suka dia, malah ngejer-ngejer orang yang ngga jelas rimbanya,’ sindir Harry cemburu pada Sam.
Lisa tertegun. Bagaimana Harry mengetahui kisahnya dengan pria beransel, pria tak dikenal yang mengalihkan ketakutannya akan turbulensi?
(bersambung)
***
IndriHapsari
Gambar : pinterest.com/pin/45458277461210937/
Serial Cara Tuhan Bercanda
ah, lanjut donk… Jd penasaran mbak. Sumprit, apik!
Makasih yah Val, semoga punya tenaga untuk lanjutinnya 🙂
OOO.,.,. iki to
To iki ooo 😀