Pekerjaan Yang Anti Masuk Angin

20130619-203752.jpg

Setiap kali bepergian, bekal utama saya adalah obat (atau jamu ya?) anti masuk angin. Obat tersebut berupa sirup, dikemas dalam sachet. Jumlah sachet yang saya bawa, sesuai dengan jumlah hari perginya. Harus disiplin gitu, karena masuk angin itu ngga banget rasanya.

Pusing, mual, ngga semangat, dan bete seharian. Belum kalau temannya, flu, datang berkunjung. Tambah lengkap penderitaan. Padahal kalau bepergian, kesehatan itu hal utama. Bukan berarti kalau di rumah saja lebih enak sakit lo ya. Maksudnya, kalau sakit pas di rumah kan enak. Bisa istirahat di kamar yang nyaman, ketemu bantal sama guling, dan bisa molor seharian. Manggil tukang pijat langganan, atau minta mbak untuk ngerokin. Angeeet….

Nah, oleh sebab itu, salute saya buat mereka-mereka yang (terpaksa) bekerja di luar, saat angin datang, hujan menerjang, atau saat hawa malam yang jahat datang. Kok ya kuat, kerja begitu tahunan, tanpa mengeluh masuk angin. Udah kebal kali ya.

Kalau yang saya lihat sih pegawai pom bensin. Entah dimana mereka berisitirahat, tapi yang saya lihat mereka selalu dalam posisi berdiri, termasuk di malam hari. Ngga ketemu tuh yang namanya petugasnya lagi jongkok, atau nyender di pilar. Lalu pom bensin kan buka terus, yang dapat shift malam itu lo, huaaa..hebat banget ngga pake acara kerokan pas di rumah.

Lalu satpam di pintu masuk atau keluar mall. Kadang ada juga yang ditaruh di jalanan untuk melancarkan akses masuk dan keluar. Sudah kena angin, lalu debu kendaraan. Belum kalau sedang panas terik. Kalau hujan sih saya ngga pernah lihat yang relah berhujan-hujan, demi kendaraan yang mungkin bakal menyemprotkan air kotor ke badan mereka.

Ibu-ibu yang jualannya tengah malam, juga juara. Jualan beneran ini, biasanya minuman hangat atau makanan. Di Yogya dan Solo nih banyak. Memang sih di pinggir jalan, tapi kan tetap bukan ruangan tertutup. Gitu kok ya bisa, jualan sampai pagi. Sebaliknya, ada juga yang memulai hari sejak tengah malam, lalu berakhir waktu siang. Ibu-ibu penjual sayur, terutama di pasar besar, sudah sibuk mengatur dagangannya akan diletakkan dimana, atau bersiap menyambut tukang sayur keliling yang akan membeli padanya.

Kuli pelabuhan juga kerja ngga kenal waktu, karena kapal bisa datang kapan saja. Sudah kena angin dari darat ke laut, ditambah ngangkutin barang, yang bikin keringatan, berarti kan pori-pori membesar ya. Tapi aman tuh, angin pada takut semua.

Yang paling keren sih para nelayan. Berangkat malam kan, pas anginnya tepat. Lalu dengan baju seadanya (yang pasti kalau disini belum pernah lihat nelayan pakai jaket) bisa berdiri di geladak, atau mempersiapkan jaringnya. Kena angin dari segala penjuru tapi tetap bertahan. Waaah..padahal saya naik ferry kurang dari 30 menit saja buru-buru masuk kabin karena takut masuk angin 😀

Tapi ngiri saya bukan berarti jadi kepingin memiliki kelebihan itu ya. Wong saya dan mereka sama-sama anti masuk angin kok…. *obat..mana obat..*

IndriHapsari
***

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s