Beberapa waktu lalu saat berkesempatan mengunjungi Macau, salah satu tempat yang ingin kami datangi adalah The Venetian. Sesuai namanya, katanya tempat ini mempunyai kanal buatan di dalamnya, lalu bisa naik gondola seperti di Venesia, Italia. Lengkap dengan pengayuh dayungnya yang bernyanyi selama menyusuri sungai (serenading gondollers).
Dari hotel kami yang terletak di kawasan Peninsula, ada shuttle service yang mengantarkan penghuni hotel ke Outer Harbour Ferry Terminal. Terminal ini selain tempat berlabuh ferry dari Hong Kong, tempat heliport, juga merupakan tempat berkumpulnya semua shuttle service hotel dan hotel plus plus, maksudnya hotel plus mall plus kasino, yang ada di seluruh Macau. Dari terminal, kami naik shuttle bus milik The Venetian.
Berbeda dengan Peninsula yang lebih padat, Cotai kawasan tempat The Venetian berada lebih lengang, dengan bangunan-bangunan raksasa sejauh mata memandang. Megah semua, karena mungkin prinsipnya tempat kasino harus terlihat menawan gitu ya. Terminal The Venetian sendiri penuh dengan shuttle bus yang mengantarkan pengunjung ke tempat kasino yang lain. Wah, bisa puas deh yang hobi berjudi dan punya banyak duit *kombinasi maut*. Kerjasama antar pemilik bisnis ini juga patut diacungi jempol, tidak takut jika pelanggan lari ke tempat lain karena percaya setiap tempat memiliki keistimewaan masing-masing.
Lantai pertama The Venetian memang megah dan agak temaram, lantainya paduan antara karpet tebal dan lantai marmer. Banyak hiasan di dinding berwarna keemasan, termasuk gagang pintu toilet! Setiap membuka pintu toilet rasanya beraaat, karena tebalnya kayu yang digunakan. Ada gerai egg tart yang merupakan oleh-oleh wajib kalau dari Macau, dan di sini pula saya sempat ketemu tokoh yang biasanya ada di film Mandarin. Seorang tauke (majikan), dengan tubuh kecil-kacamata hitam-jas stylish, diikuti dengan beberapa pria bertubuh besar dan berjas juga, lalu ada wanita cantik tinggi semampai bergaun merah mengikutinya. Entah tauke itu adalah bandarnya, entah penjudi kelas kakap. Ih, beneran ada ternyata…
Kanal buatan itu sendiri letaknya ada di lantai tiga. Saat sampai di sana, rupanya Grand Canal tersebut membelah deretan pertokoan mewah di kanan kirinya. Terdapat langit buatan yang selalu cerah, sehingga berada di sini seakan tak ingat waktu lagi.
Setelah membayar biaya naik perahu sebesar 118 MOP untuk orang dewasa (sekitar Rp 144 ribu) dan 80 MOP untuk anak-anak (sekitar Rp 98 ribu), kami berempat duduk berhadapan dengan pendayung asal Filipina yang mengaku bernama Marco. Orangnya ramah, dan mengajak kami bercakap – cakap sambil mendayung. Sepertinya ada mesin di bawah gondola, sehingga Marco tak perlu berusaha keras mendayungnya. Melewati beberapa jembatan, dan dasar kanal yang berwarna biru tua, memang serupa melalui sungai kecil yang sangat-sangat bersih.
Sempat berpapasan dengan pendayung wanita bertubuh kecil, kami akhirnya sampai di ujung. Eh kemudian, Marco menyanyi! Lagunya ‘O Sole Mio, seperti yang Anda sedang dengarkan ini. Di ujung sungai ternyata ada pemain piano yang mengiringi Marco. Suaranya keras dan merdu, menggema di seluruh lantai tiga, sehingga semua mata pengunjung memandangnya. Walah, disajikan live music tepat di hadapan!
Setelah tepukan tangan yang meriah, Marco mengantarkan kami kembali ke pangkalan. Terdapat tawaran untuk membeli paket oleh-oleh berupa aneka barang dengan foto penumpang perahu yang sudah difoto sesaat sebelum perahu melaju.
Kalau melihat tayangan menyusuri sungai di Venesia yang asli, beberapa perbedaan pastilah ada. Air sungainya berwarna kecoklatan, kanan kiri adalah rumah penduduk, banyak perahu bersliweran sehingga kadang saling bersinggungan. Satu lagi, matahari bersinar cerah, persis lagu yang dinyanyikan Marco, ‘O Sole Mio, My Sunshine.
Che bella cosa è na jurnata ’e sole,
n’aria serena doppo na tempesta!
Pe’ ll’aria fresca para già na festa…
Che bella cosa na jurnata ’e sole.
Ma n’atu sole cchiù bello, oi ne’,
’o sole mio sta nfronte a te!
’o sole, ’o sole mio, sta nfronte a te,
sta nfronte a te!
Quanno fa notte e ’o sole se ne scenne,
me vane quasi ’na malincunia;
sotta ’a fenesta toia restarria
quanno fa notte e ’o sole se ne scenne.
Ma n’atu sole cchiù bello, oi ne’,
’o sole mio sta nfronte a te!
’o sole, ’o sole mio, sta nfronte a te,
sta nfronte a te!
English translation
What a beautiful thing is a sunny day!
The air is serene after a storm,
The air is so fresh that it already feels like a celebration.
What a beautiful thing is a sunny day!
But another sun that’s brighter still,
It’s my own sun that’s upon your face!
The sun, my own sun, it’s upon your face!
It’s upon your face!
When night comes and the sun has gone down,
I almost start feeling melancholy;
I’d stay below your window
When night comes and the sun has gone down.
But another sun that’s brighter still,
It’s my own sun that’s upon your face!
The sun, my own sun, it’s upon your face!
It’s upon your face!
***