Dari tempat-tempat menarik yang ingin kami kunjungi dalam perjalanan Surabaya Semarang, terselip satu pabrik yang dirating tinggi oleh mereka yang pernah kesana. Lah kok bisa pabrik jadi tempat menarik? Rupanya Pabrik Kacang Dua Kelinci ini sudah mengubah bagian depannya jadi toko jualan semua produknya, dan ada restorannya juga yang namanya Waroeng Pati.

Karena belum tahu, kami parkir di depan pas di tokonya. Ternyata ada lagi parkiran gede di belakang, dan parkir besar juga di depan. Kayanya banyak rombongan yang datang dalam bis deh. Trus pak satpamnya juga rajin ngawe-awe dan waktu dikasih uang, sempet-sempetnya bilang ngga boleh pak. Wiih keren 🙂
Karena baru pertama juga, salah masuk pula. Jadi mestinya ngga usah lewat tokonya yang penuh dengan produk kacang. Beda dengan yang dia jual di toko-toko, yang disini dikemas jadi satu semua packing yang kecil-kecil. Harganya juga di bawah 20 ribu. Aw…jadi pengen 🙂 Saat itu toko penuh dengan rombongan anak TK dan ibu-ibunya yang sibuk ngeborong. Daripada kalah bersaing, saya ke Waroeng Pati dulu aja deh 🙂
Bagian depan restorannya yang juga bagian belakang toko, ditata unik. Selain ada meja kursi kayu buat mereka yang mau makan di luar, ada satu meja bulat yang alasnya dari kaca dan di bawah kaca itu dipenuhi dengan kacang kulit 😀 Kirain bakal serba kacang, ternyata ornamennya malah jagung. Lalu ada kolam yang penuh ikan gede-gede.

Restorannya sendiri dipenuhi ukiran Jepara ya, tempatnya agak remang gitu karena warna kayu. Tapi cukup nyaman kok dan jadi inget pas Bumbu Desa masih berjaya. Mbaknya juga sigap dan efisien, mencatat pesanan kita dari beragam menu yang ditawarkan. Unit-unik sih namanya. Kalau penyetan disini bilangnya nasi batu, alias pake cobek gitu. Trus ada bakmi goreng sukro, atau nasi goreng tic tac. Yeah, bener sekali, mengandung sponsor 😀 Lainnya ada gurame goreng, garang asam, naga alias nasi gandul, trus asem-asem bandeng, bandeng presto dan sop buntut. Cemilannya? Bukan kacang dong, tapibJaka alias Jamur Kangkung crispy. Oya Kacang Dua Kelinci sekarang ngga cuma jual perkacangan loh, tapi juga bandeng presto dengan merk nama resto ini. Trus ada sambal pecel juga.
Rasa makanannya rata-rata enak, yang kita kurang cocok adalah rasa manis yang menurut lidah Surabaya tidak pada tempatnya. Misalnya aja asem-asem bandeng kalau di kita kan asem asin yah, disini asin ada manisnya. Tapi bandengnya enak kok, pasti dari produk yang dijual *nuduh* 😛

Seakan ngga cukup memperhatikan detil resto dan menunya, toiletnya pun keren loh, lebih keren dari di mall. Selalu kering dan wangi, lampunya baru nyala kalau kita nutup pintu. Meski terdengar norak, tapi saya baru ngalamin kaya gitu di pusat servisnya salah satu merk mobil 🙂
***
IndriHapsari