Membaca buku anak saya, tentang kehidupan tokoh dunia Martin Luther King, Jr yang hidup di Amerika Serikat, mau ngga mau mengingatkan saya atas semua peristiwa yang terjadi di Indonesia saat ini. Kisah Martin berawal dari adanya satu pihak yang merasa kastanya lebih tinggi dari pihak lain, dalam hal ini warna kulit. Bukankah di dunia, ah ngga usah jauh-jauh, di Indonesia, hal itu juga terjadi. Ngga di semua area sih, sedikit mestinya, tapi tetap menarik perhatian saking piciknya. Menganggap hanya golongannya yang berhak mendapatkan ini itu, tanpa memperhatikan kemampuannya. Mestinya, kita bisa belajar dari masa kelam Amerika.
Masa kelam itu adalah Perang Saudara, yang terjadi pada tahun 1861. Perang ini merupakan perang pihak utara (union) yg menentang perbudakan, dengan pihak selatan (konfederasi) yg mendukung perbudakan terhadap org kulit hitam (okh). Sesama orang kulit putih (okp) ini saling membunuh untuk memperjuangkan prinsipnya. Akhirnya peperangan dimenangkan pihak utara, itupun setelah puluhan ribu tewas.
Ketegasan pemimpin juga diperlukan untuk mengatasi keruwetan ini. Kalau pemimpinnya ngga tegas, bisa disetir, takut ngga populer, bisa dipastikan perbudakan ini masuk urusan yang ngga penting, bahkan bisa menghambat karir. Mana suka orang kaya kalau mendadak mereka tak punya pelayan lagi? Dukungan kampanye buat pak presiden atau partai bisa surut gara-gara bersebrangan.
Tapi tidak dengan Presiden Abraham Lincoln. Lincoln mengeluarkan peraturan resmi yang melarang perbudakan. Lincoln juga mengusahakan agar kehidupan okh dapat lepas dari kemiskinan akibat penindasan yanb dilakukan okp. Perjuangan yang berharga mahal. Lincoln terbunuh tahun 1865, sebagai ganjaran atas keberaniannya membela yang lemah. Semua keputusan yang berani memang memancing reaksi, dan ngumpulin musuh tentu saja. Tapi demi kehidupan yang lebih baik, Lincoln melakukannya.
Sekelompok okp yang menganggap diri eksklusif juga menentang pembebasan budak. Tahun 1866 organisasi Ku Klux Klan berdiri. Kalau tidak tahu penampakannya, mereka suka pakai jubah panjang putih, plus topi yang dipakai hingga ke bahu untuk menutupi muka mereka. Ku Klux Klan berusaha meneror semangat okh dengan melakukan tindakan intimidasi. Ini juga sama tuh dengan di Indonesia, mereka yang segrup itu merasa perlu menggunakan kekerasan untuk mencapai maksudnya. Meskipun pada akhirnya mereka tak sadar bahwa tindakannya jauh dari kemanusiaan.
Harusnya kan pemimpinnya yang bijak ya. Kalau mau pencitraan doang, dengan mengeluarkan keputusan yang populer, dapat menciderai hati yang lain. Presiden Hayes mengijinkan hukum segregasi, dimana okh tdk boleh makan, minum dan berada di tempat yang sama dengan okp. Kalau begini, yang salah pemimpinnya yang lebay atau pengikutnya yang ngga mikir?
Untunglah kemudian ada John F. Kennedy yang mendukung King, meski awal ia melakukannya untuk mendapat simpati karena ia masih kandidat presiden. Sempat lupa dengan janji-janji kampanyenya, akhirnya Kennedy membantu King.
Martin Luther King, Jr yg lahir thn 1929 sudah merasakan pembedaan sejak kecil. Ia mengagumi Mahatma Gandhi dengan prinsip anti kekerasannya (ahimsa) yg mendasari protes-proes yg dilakukannya. Ayahnya yang pendeta juga mempengaruhi sikap-sikapnya. King selalu menjadi mahasiswa terbaik di kampus-kampus tempat ia belajar. Thn 1953 ia menikah, bekerja sebagai pendeta dan tugas pertamanya di Montgomery yang rasis.
Menjadi seorang pejuang, bukan berarti pendidikan ditinggalkan. Sekolah itu tetap nomor satu, sebagai tempat menimba ilmu, menambah wawasan juga menempa diri. Seorang pemimpin memang dilahirkan, tapi kapabilitasnya harus terus dilatih. King sadar ia punya kelemahan di pidato, maka ia berlatih terus hingga pidatonya selalu menyentuh banyak orang. Puncaknya adalah pidatonya yang terkenal, Saya Punya Sebuah Mimpi, di hadapan ribuan orang di Lincoln Memorial, Washington D. C.
Aksi yang dilakukan King untuk menentang segregasi adalah aksi damai. Mereka membawa poster-poster dan bubar dengan tertib. Mereka juga melakukan aksi boikot bis karena sopir bis seenaknya memperlakukan okh, bahkan disuruh berdiri jika okp butuh tempatnya. Kurang ajar banget tuh!
Akibat aksinya bisa dibayangkan apa yang terjadi. Rumahnya pernah dibom, kali lain gereja. Perusakan terjadi di fasilitas okh, dan keluar masuk penjara hingga 120 kali. Selalu ada harga yang harus dibayarkan ketika berjuang. Bukankah itu juga yang terjadi, dengan presiden pertama kita? Bapak proklamator ini bolak balik masuk penjara dan dibuang di pulau terpencil, karena kengeyelannya melawan penjajah.
Bukan hanya melawan okp, King juga harus berhadapan dengan sesama okh, yang meskipun sama-sama tertindas, merasa cara damai King tidak efektif. Salah satunya adalah Malcolm X, salah satu pemimpin okh dan dekat dengan Muhammad Ali. Malcolm X memimpin pergerakan yang melawan dengan kekerasan, dan terang-terangan merendahkan cara damai King. Rekonsiliasi belum sempat terjadi meski ada tanda-tanda Malcolm X mendukung gerakan King, karena ia keburu tewas ditembak pengikutnya sendiri.
Betapa mudahnya untuk melawan kejahatan dengan kejahatan! Itu sesuatu yang natural, manusiawi. Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tapi melawan kejahatan dengan tetap baik, luar biasa sulit. Dan King berhasil menyebarkannya pada orang lain, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Demo damainya yang diwarnai dengan pelepasan anjing oleh polisi dan menyerang anak-anak, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus menebar kedamaian.
Mimpi King terhenti saat ia terbunuh oleh tembakan yang dilakukan oleh seorang okp pada tahun 1968. Tapi semangatnya yang menginginkan persamaan tidak pernah luntur. Yang tertinggal dari seorang yang tiada adalah nama, dan mimpinya.
■Petikan Pidato Saya Punya Sebuah Mimpi■
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu saat,
negara ini akan bangkit dan menjalankan arti yang
sebenarnya :
“Kita memegang teguh kepercayaan ini sebagai bukti: bahwa semua manusia diciptakan sama”.
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa pada suatu hari
di Red Hills Georgia, para anak budak dan para anak
majikannya dapat duduk secara bersama-sama di
sebuah meja persaudaraan.
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari negara
Mississippi, negara gurun pasir, yang terik dengan
panas ketidakadilan dan penindasan, akan berubah
menjadi sebuah oasis kemerdekaan dan keadilan.
Saya memiliki mimpi bahwa pada suatu hari
keempat anak saya akan tinggal di sebuah negara dimana mereka tidak dihakimi berdasarkan
warna kulit mereka, tetapi berdasarkan karakter mereka.
Saya memiliki sebuah mimpi sekarang
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari,
negara bagian Alabama, yang dari bibir gubernur
kotanya mengalir kata-kata yang penuh celaan dan
penghinaan, akan berubah menjadi sebuah situasi
dimana lelaki kecil kulit hitam dan perempuan kecil
kulit hitam akan dapat bergandengan tangan dengan
anak laki-laki kulit putih dan anak perempuan kulit
putih, dan mereka berjalan bersama-sama
sebagaimana saudara laki-laki dan perempuan.
Saya memiliki sebuah mimpi saat ini
Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu hari,
setiap lembah akan dimuliakan,
setiap bukit dan gunung akan dibuat rendah,
tempat yang kacau akan dibuat bersih,
dan tempat yang bengkok akan dibuat lurus,
dan kebesaran Tuhan akan diungkapkan,
dan semua manusia akan melihatnya bersama-sama.
***
IndriHapsari
Sering nonton youtube dan Itu okh dan okp masih aja sampai sekarang sering ‘ribut’ 😀 .pidatonya bagus
Bener..dimana2 klo ngulik perbedaan itu pasti bikin ribut
I have a dream that one day this nation will rise up…
Duh mba jadi inget pernah disuruh mgafalin pidato beliau ini di kelas public speaking.
Thank you for writing this. Baru tau ttg detail historynya
Weeh..hebat dong sampe apal 🙂 Sama2 mbak, sy jg baru tahu ceritanya, buku seri tokoh dunia ini lebih seru dr wiki 😀