Usulan untuk Trans Studio Bandung

 

wikipedia
wikipedia

Jika Anda melihat peta di atas, menarik kan? Terdapat 20 wahana permainan, dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Untuk keterangan mengenai tiap wahana, dapat Anda lihat di http://www.transstudiobandung.com. Kali ini saya hanya menyampaikan pengalaman sebagai first time visitor, yang rasanya bakal jadi the only one deh.

Kenapa?

1.     Antri (di luar)

Mungkin karena hari libur ya, antriannya panjang, tidak jelas, bisa menitip dan saling serobot. Ditambah tidak ada petugas yang mengatur, lengkaplah sudah. Silakan menyalahkan ‘biasa…orang Indonesia’ tapi hal ini tidak akan terjadi jika sistem antrinya jelas dan banyak petugas yang mengatur. Bahkan untuk obyek wisata yang harganya sepersepuluh dari TSB ini, pengunjungnya bisa tertib antri. Hubungannya apa? Kalau harga tiket murah, yang berminat masuk lebih banyak dan kebanyakan berasal dari masyarakat middle to bottom. Tapi ya lancar dan tertib aja tuh.

2.     Foto

Baru masuk sudah dicegat pada petugas yang membawa kamera, yang berkata dengan sopan ’setiap pengunjung yang masuk akan difoto’. Tanpa bayar? Nah yang ini belum dijelaskan. Kalau menurut saya, mana ada sih yang gratis. Biasanya sepulang dari obyek wisata kita dapat menebus foto yang telah dicetak. Praktik ini boleh saja dilakukan, tapi harus fair dong dengan penjelasan proses selanjutnya dan harga yang harus dibayarkan. Menunggu ditanya? Wah yang ini biasanya jawabannya ‘la…tadi ngga nanya sih!’

3.     Hitam

Langit-langit tempat semua wahana berada dicat hitam. Ya saya tahu hal ini untuk mengelabui mata pengunjung terhadap centang perentang kabel, pipa dan konstruksi bangunan. Namun warna hitam ini mengakibatkan atmosfer ruangan menjadi gelap, kelam, dan mencekam. Apalagi dengan teriakan-teriakan dari wahana Giant Swing dan Vertigo. Atap yang gelap terasa kurang fun untuk anak-anak.

4.     Antri (di dalam)

Merupakan hal yang wajar untuk wahana yang banyak diminati, akan terdapat antrian yang mengular. Saya perhatikan hal ini berlaku untuk Marvel Superheroes 4D, Dunia Lain The Ride dan Jelajah. Karena malas antri, kami coba mengambil yang antriannya pendek, yaitu Si Bolang Adventure. Setelah menunggu selama lebih dari setengah jam, akhirnya kami dapat masuk…untuk mengantri lagi! Astaga, boleh dong saya curiga antrian saat masuk wahana memang sengaja dibuat pendek agar orang berminat untuk masuk. Kenapa tidak dibuat saja ‘labirin’ antrian di luar wahana, agar pengunjung dapat memperkirakan berapa lama lagi gilirannya tiba.  Ada satu obyek wisata yang petugasnya rajin mengganti papan di depan pintu wahana, dengan tulisan ‘mengantri 30 menit’ atau ‘mengantri 1 jam)

5.     Kartu

Saat akan membeli popcorn, pengunjung harus membayarnya dengan kartu yang diberikan waktu membeli karcis. Ternyata, kartu tersebut harus diisi waktu kita baru mulai masuk areal TSB, jadi semacam deposit. Sudah tidak diberitahukan di awal waktu membeli karcis, pengembalian sisa deposit atau refund, harus dilakukan di foodcourt Bandung Supermall (BSM). Saya pernah masuk tempat wisata yang modelnya semua transaksi harus pakai kartu, tapi tidak pernah ’selucu’ ini. Semua informasi didapatkan di awal waktu kita sedang membeli karcis, dan refund dilakukan di toko souvenir saat akan keluar dari tempat wisata.

Karena deposit masih tersisa, saya putuskan untuk menukarnya sambil makan siang. Counter refund terletak di pojok belakang foodcourt. Saat melewati deretan stand makanan, saya baru sadari, rasanya saya perlu kartu ini untuk membeli makanan. Akhirnya saya membeli makanan dan minuman yang tidak perlu, hanya untuk menghabiskan sisa deposit. Sesampainya di loket refund, deposit saya yang berjumlah Rp 13.400 dikembalikan hanya Rp 13.000 (pembulatan ke bawah). Wah susah sekali mencocokkan pembelian supaya jadi genap nilainya. Memberi Rp 400,- untuk orang miskin akan berarti, tapi kalau menyumbang orang yang sudah kaya,buat apa? Atau jangan-jangan dia bisa kaya karena hal ini ya…

Semoga artikel ini dapat berguna untuk manajemen TSB agar lebih baik lagi dalam meningkatkan kenyamanan pengunjung.

***

 

2 comments

  1. dulu sebelum mjd TSM seriiing banget ngajak anak2 main di arena bermainnya BSM…. setelah jadi TSM aku malah belom pernah ke situ… selain krn tiketnya mihil, juga krn ngantrinya ituu..

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s