Berhubung terdapat dua kubu terhadap penganut dan penolak poligami, bagaimana kalau saya tawarkan jalan tengahnya. Sama-sama senang dan sama-sama ikhlas.
Selama ini poligami ditentang karena istri pertama tidak setuju diduakan-ditigakan-dan diempatkan, takut diperlakukan tidak adil yang akan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan keluarga. Hal tersebut terjadi karena suami mengatakannya, atau meminta ijin, di TENGAH perjalanan hidup sebagai suatu keluarga. Bagaimana jika para suami mengatakannya di AWAL?
Berikut tahapannya :
Langkah pertama : Katakan dengan gagah pada calon istri Anda bahwa Anda penganut poligami. Jadi bila di kemudian hari ada suatu alasan untuk menambah istri lagi, calon istri Anda tidak kaget karena hal itu telah dijelaskan di awal. Jika calon istri Anda menerima dengan ikhlas, GO AHEAD, lanjutkan ke langkah 2! Jika ragu, mungkin Anda harus jelaskan alasan-alasannya, sehingga calon istri dapat memahami, atau mungkin sebaliknya, malah menolak. Nah, kalau calon istri menolak, keputusan di tangan Anda. Kubur dalam-dalam keinginan tersebut atau tinggalkan dia! Itu yang namanya tegas, Anda bisa mencari calon istri lain yang memahami prinsip Anda.
Langkah kedua : Katakan saat melamar calon istri Anda, bahwa Anda penganut poligami di depan keluarga besarnya, terutama orang tuanya. Agar orang tua tahu rencana Anda, yang mungkin akan dilaksanakan. Beberapa kasus poligami melibatkan mertua istri yang marah-marah dan mengutuk mantunya. Kalau menerima, silakan dilanjutkan, kalau ragu silakan diberi pengertian, kalau menolak, yah Anda harus mencari calon istri baru yang orang tuanya paham prinsip Anda. Bagaimana kalau si anak setuju sedangkan orang tua menolak? Daripada kualat, sebaiknya dibicarakan baik-baik dulu dengan calon mertua. Bagaimanapun restu orang tua tetap diperlukan dalam perjalanan rumah tangga.
OK, sekarang FAQ (imajiner) ya…
T: Bagaimana bila keinginan berpoligami saat ini belum ada, tapi nanti -siapa tahu kalau ada yang perlu dibantu misalnya- tiba-tiba saya jadi ingin berpoligami?
J: Karena munculnya tiba-tiba, jangan kaget juga kalau tiba-tiba istri Anda yang tadinya penurut jadi berani menolak secara brutal. Janjiannya kan ngga gitu di awal. Ada juga yang mungkin pasrah menerima, meskipun jadinya kan tidak fair ya…
T: Kalau keinginan berpoligami muncul dari istri pertama, meminta Anda silakan mencari istri lagi, bagaimana?
J: GO AHEAD! Berarti sudah dapat ijin dong, Anda dapat melakukannya. Tapi tolong pikirkan lagi konsekuensi, perasaan anak-anak, dan rumah tangga yang sudah Anda bangun.
T: Jika saya (para suami) ‘lupa’ menanyakan di awal, bagaimana ya?
Saran saya untuk para wanita, sebaiknya Anda yang berinisiatif menanyakan pada calon suami, apakah dia menganut prinsip poligami? Jika ya, silakan, keputusan ada di tangan Anda seperti di langkah pertama artikel ini.
***