Belum lagi beres mengetahui dan menganalisis yang namanya psikopat, muncul lagi istilah baru namanya sociopath. Kali karena makin maraknya penggunaan sosial media ya sampai memunculkan ‘orang gila’ baru dalam hidup bersosialisasi maya ini. Dari situs naturalnews.com disebutkan bahwa sociopath ini biasanya tukang bohong, jaim dan suka menipu orang lewat penampilannya. Penampilan dalam arti non harafiah ya, karena kita ngga pernah bertemu dengan nyatanya, alias orang tanpa bentuk.
Sociopath ini jago mempengaruhi dan menipu. Cuma sedikit yang dia katakan benar, dan dia jago banget mengatakan sesuatu dengan terpercaya. Kalau sudah begitu, mereka bisa mengatur korbannya untuk mendukung tujuannya. Kata Mike Adam sang editor naturalnews,com, ada 4% dari populasi yang menderita penyakit ini. Hiiy!
Bagaimana cirinya?
1. Mereka mempesona
Mereka punya karisma, dan bisa menarik orang untuk beredar di sekeliling mereka. Tampilannya bersinar, serba sempurna, punya daya tarik sensual yang tinggi.
2. Mereka lebih spontan dan kuat
Dalam menanggapi sesuatu, mereka menanggapinya dengan aneh, di luar nalar orang biasa. Cenderung berubah-ubah, dan suka mengambil resiko.
3. Ngga pernah malu, merasa bersalah, berbelas kasihan, apalagi menyesal
Emosi ini yang hilang dari otak mereka. Akibatnya mudah aja bagi mereka untuk mengkhianati teman, mengancam atau mempermalukan orang lain, tanpa pikir panjang. Mereka fokus pada kepentingannya, meski itu harus menghalalkan segala cara.
4. Berbohong soal pengalaman
Suka membesar-besarkan hal-hal yang menguntungkannya, dan ketika diminta menjelaskan lagi, bisa membuat lawan bicaranya percaya.
5. Mendominasi orang lain, apapun caranya
Mereka anti kalah dalam perdebatan, sehingga apapun dilakukan meskipun aneh, kok tega manusia punya pikiran dan cara begitu.
6. Ingin terlihat pintar
Masalahnya, otaknya dipakai untuk mengalahkan yang lain, bukannya membuatnya lebih bermanfaat.
7. Tidak mampu mencintai
Soalnya mereka lebih mencintai diri sendiri, sehingga sulit untuk mencintai orang lain, yang bahkan mencintai mereka sungguh-sungguh.
8. Bicara manis
Jago bicara pastinya, untuk memperdaya lawan bicara.
9. Tidak pernah memaafkan
Sukanya mendendam, ngga pernah salah, jadi jangan pernah menyalahkan. Karena itu mereka juga ngga pernah minta maaf dengan tulus. Boro-boro menyesal, malah menyiapkan serangan balasan.
10. Berkhayal
Mereka seperti berada dalam ilusi yang mereka ciptakan sendiri, kalau yang mereka khayalkan itu adalah kenyataan.
Berhubung mereka ini PD banget, biar sudah disodorin segepok kesalahan tetap saja ngeles, malah mereka yang balik marah dan mengancam. Paling jago memposisikan diri sebagai pahlawan dan si sempurna, kemudian pintar juga mengadu domba. Yang pasti, berdebat sama sociopath buang waktu saja.
Bagaimana mengetahui mereka sociopath apa bukan?
1. Cek apa yang mereka katakan
Tanya lebih kritis keterangan mereka, biasanya muncul pola ketidakkonsistenan. Lalu biasanya marah secara agresif kalau dipertanyakan, padahal kalau orang biasa sih woles saja. Malah berusaha memperjelas semua. Bukannya ngeles sini sana, memperlebar kemana-mana, karena harga dirinya disinggung.
2. Hati-hati dengan orang yang di bawah pengaruhnya
Mereka biasanya punya big fans, yang menelan mentah-mentah kata-kata si sociopath. Sudah ngga dikunyah, masih juga ditambahi analisis masing-masing yang menambah kefiksian si sociopath. Akibatnya sama-sama menderita ilusi, dan penderita ilusi memang sebaiknya tidak ditanyai.
3. Sociopath tidak pernah menyodorkan fakta, mereka selalu menyerang si penyampai pesan.
Misal nih, kita mempertanyakan maksudnya. Eh si sociopath pangsung ngamuk sambil nyindir-nyindir kehidupan personal kita, kelemahan kita, pokonya yang ngga ada hubungannya. Apa ngga gendeng namanya? Bukannya jawab baik-baik, malah kaya orang kebakaran jenggot atau masuk masa menopause jadi ganas begitu.
4. Melebih-lebihkan sesuatu, dan ngga bisa dibuktikan
Masalahnya, mereka tidak bisa membuktikan bahwa itu benar, kita juga tidak bisa membuktikan bahwa itu salah. Ya karena di sosial media tadi, atau kita sebenarnya ngga tahu dia nyata apa ngga, seandainya nyata kita juga ngga dekat. Jadi kesan pahlawan itu bisa dia ciptakan dengan modal imajinasi doang.
Berhubungan dengan sociopath bisa bahaya. Contohnya Hitler, yang seenaknya saja membantai sesama manusia karena pikirannya bangsa dia yang paling sempurna. Ada juga yang ngajak pengikutnya untuk minum racun, untuk mencapai nirwana.
Untuk menghadapinya, cobalah :
1. Berpikir sendiri. Jangan mau disetir orang lain, kita dianugrahi otak sendiri-sendiri kok, ngapain selalu setuju saja dengan si sociopath.
2. Percaya hati nurani, bukan orang luar. Gimanapun, yang dikasih Tuhan langsung ini lebih bisa dipercaya.
3. Lindungi hidup sesuai dengan kebutuhan. Misal dengan berteman atau berada dalam lingkungan yang kondusif.
4. Menghargai semua mahluk hidup
5. Menjalani kehidupan yang nyata. Waktu kita bilang ‘santai saja’ ya maksudnya benar-benar santai, bukannya adem di mulut tapi di hati mendidih
6. Bela yang tak bersalah. Kalau sudah ngga sesuai, ngapain tu sociopath dibelain? Belalah yang benar, sehingga bisa saling mendukung
7. Katakan yang benar. Ngga usah takut untuk berkata yang benar pada sociopath. Meski mereka murka, ya it’s their problem, not us.
Dengan memutus rantai big fans, sociopath pelan-pelan akan kehilangan pamornya. Apalagi ketika ia mendapati dirinya kini sendiri, semoga ia bisa menyadari kesalahannya dan mengubah kelakukannya. Atau setidaknya kalau mau gila, gilalah sendiri, ngga usah ajak-ajak orang lain 😀
***
IndriHapsari
Gambar : geekandjock.com