Berawal dari sebuah artikel di harian Kompas tentang self publishing, muncul kerinduan untuk membuat dan menerbitkan sebuah buku. Selama ini keinginan membuat buku ada, namun mungkin terhalang oleh syarat-syarat yang ditetapkan oleh penerbit-penerbit besar. Padahal buku merupakan ekspresi dari buah pemikiran atau pengalaman seseorang, membantu orang lain mendapatkan pemahaman atau pengalaman yang sama, dan menambah kredibilitas personal ataupun institusi.
Kendala yang muncul antara lain:
– topik-topik yang kurang populer sulit untuk diterbitkan karena pangsa pasar terbatas
– royalty sekitar 8-9 % karena penulis baru – memerlukan oplah yang besar, minimal 500 eksemplar (untuk penerbit kecil) dan minimal 1000 eksemplar (untuk penerbit besar)
– kaitan poin 1 dan poin 2, kalau memaksa penerbit untuk menerbitkan buku yang kurang populer, penulis terpaksa memborong sebagian besar oplah untuk dijual sendiri
– dalam hal pemasaran, jaringan toko buku besar mensyaratkan 3000 eksemplar harus tersedia untuk dijual di jaringan tersebut
Alternatif yang biasa dilakukan adalah menerbitkan buku sendiri. Menyusun naskah, mencetak, membuat cover dan meminta jasa percetakan untuk memperbanyak dan menjilidnya. ISBN dan barcode untuk dicantumkan di cover dapat didaftarkan melalui fax. Kemudian langkah berikutnya penulis memilih distributor atau memasarkannya sendiri. Jika langkah ini masih dianggap mahal, bisa mencari distributor yang berkenan membiayai proses percetakan buku, dengan syarat pemasaran harus dilakukan lewat distributor tersebut.
Penerbit self publishing melihat ini sebagai sebuah kesempatan. Seorang penulis dapat menuangkan buah pemikirannya, apapun, termasuk foto-foto perjalanan dan resep masakan. Penulis tinggal mempersiapkan naskahnya sesuai format, sedangkan tahapan pra-cetak seperti pembuatan cover, editing, layout, pengurusan ISBN dikerjakan oleh penerbit. Cetak, bahkan untuk 2 eksemplarpun bisa! Contohnya Goenawan Muhammad dengan buku kumpulan puisinya, diterbitkan terbatas hanya untuk koleksi pribadi dan dibagikan ke teman-teman.
Biaya akan lebih murah jika penulis melakukan tahapan pra-cetak sendiri. Untuk paket pra cetak hingga cetak, ada penerbit yang menawarkan harga hanya Rp 800.000,00 untuk 40 eksemplar (jumlah halaman minimal 100, cetak hitam putih). Ada juga penerbit yang menawarkan Rp 500.000,00 untuk 2 eksemplar, penawaran jasa lengkap hingga ke pemasaran. Pemasaran bisa dilakukan oleh penulis sendiri, memilih distributor, atau dititipkan ke penerbit. Mereka mempublikasikannya lewat website, dengan royalti untuk penulis 15% – 60% untuk setiap buku yang laku. Yang menarik, harga jual bisa ditentukan oleh penulis sendiri! Kisaran harga jual didapatkan dari : ongkos produksi, fee untuk penerbit, dan royalti untuk penulis.
Biarlah kendali kini ada di tangan penulis, karena kendala penerbitan sudah mulai berkurang. Semoga bermanfaat:)
PS: Untuk situs web self publisher dapat Anda cari di Google. Di antaranya adalah
Leutika Prio, Hasfa Publisher, Red Carpet Studio, Samudra Biru
btw.. gmn ya caranya buat nyari topik populer sebagai ide penulisan buku?
Bisa liat dr tren di socmed, bestseller toko buku, permintaan penerbit, atau baca koran ttg topik yg bakal menghangat 🙂