Postingan ini akan diupdate, sehubungan makannya pasti macem-macem 🙂
Baru datang, sudah lapar. Biasa, belum kena nasi sejak mendarat 🙂 Mojok di salah satu kafe, bener aja, yang ada cumq roti dengan segala variasinya. Egg-bacon, sausage roll dan chicken tandori. Yang unik chicken tandorinya porsinya gedeee banget sampe dibagi dua, dan setengah porsinyapun sudah bikin kenyang. Ayamnya dipotong kotak, trus diisi wortel dan daun apa ya, pokoknya banyaaak banget, tapi untunglah enak. Tapi malu liat sopir bis kita yang cewek dqn strong banget masuk-masukin koper ke bagasi bisnya, sampe ndlosor ke dalam, sarapannya cuma apel. Hiks….langsung laper.
Nongkrong di salah satu resto di Sudut Chevron, anak-anak pesan makanan breakfast jam satu siang. Mereka sedia sampai jam 4. Telurnya, dimasak setengah matang, sampai ngalir keluar gitu kuningnya. Eh kuning di sini kok lebih oranye ya daripada di Jawa. Lalu yang besar pesan egg benedict. Gara-gara mupeng liat MasterChef. Baru tau juga saya, roti tawar, dihiasi campuran telur, mayo dan mustard seperti ya, soalnya agak asam. Sosisnya enak dan kenyal. Yang hebat milkshakenya, dikasih sejembung…eh apa ya, itu istilah kita untuk teko. Gedeee…bener, dan rasanya emang ngga main-main. Enak!
Makan sore di resto di daerah Piazza. Banyak resto-resto kecil, kali ini yang punya orang korea. Mesennya cuma nugget sama kentang, buat yang kecil. Dan seperti biasa, munculnya cukup untuk dua orang. Pokonya di sini porsinya gede-gede. Kentang dan nugget biasa, trus dicocol saus tomat atau saus BBQ.
Makan malam balik lagi di Piazza, nyari yang pake kuah. Akhirnya masuk ke resto Vietnam, dan yang ngelayanin…orang Bali. Jualannya mie-mie berkuah gitu, cukup light, tapi lauknya doong..kali seperempat roasted duck dicemplungin ke mienya, gedeee banget. Udangnya juga gede-gede, dapet 6 biji. Rasanya enak, dan anak-anak makan sampai habis.
Sebenarnya ya, living cost di tiap negara itu sama, yang bedain currencynya. Contoh teh manis di Indo 3 ribu rupiah, di Oz 3 dollar, di Malaysia 3 ringgit. Semua 3, cuma karena kita nyesuaikan dengan kurs, jadinya tuing-tuing pas dikonversi ke mata uang kita 🙂
.
Ternyata, tetap saja ngga bisa lepas dari mie cup. Sengaja beli merk yang ngga ada di Indonesia, berujung kecewa. Selain rasanya sama aja, bahkan ada yang enakan punya kita, diwarnai dengan insiden : ngga ada garpu lipatnyaaa….! Jadi kosongan aja gituh, ada yang bumbunya udah dicampur, ada yang terpisah. Bingung juga gimana kalau orang lain makannya. Kalau saya sih udah bawa sendok plastik kemana-mana.
Trus di Warnet Bross, cuek aja masuk ke resto tanpa lihat itu apa. Keren sih, pake karpet tebal, trus meja kayu. Di atas meja, ada menu nachos. Oh ok. Sempat curiga waktu mesannya ke model kaya bar gitu, dengan dispenser penuh berisi bir, trus orang-orang kayanya pada mesen bir, margarita, sama entah apalagi. Tapi untung ada coke untuk lidah dan perut asia. Setelah keluar, baru tahu kalau namanya Dirty Harry bar, dan tanda Xnya sampe empat! 😀
Dan jreeeng…datanglah pesanan kita. Nachos alias kripik jagung, disiram saus tomat, keju, dan alpukat. Trus ada ayam cincangnya. Rasanya..ya bayangin aja tomat campur alpukat campur keju campur jagung 😛 Pokonya bukan one of my fave deh, ngga penasaran lagi aja sama makanan mexico.
Hotdog yang ada di Wet n Wild biasa banget, seperti yang bisa didapat di salah satu minimarket di Indo, Menang gede doang 🙂
Untuk early dinner, makannya roti india dengan lamb curry. Naannya enak sih, terutama yang cheese. Sedang lambnya, sepertinya dagingnya kurang segar. Tapi rasa karinya ok, seperti yang di Surabaya. Untuk anak-anak pesan chicken butter. Penampilannya kaya ayam cabe, tapi ternyata enak. Paduannya nasi briyani, yang panjang-panjang itu bulirnya dan ngga lengket. Yang ini enak dan anak-anak cocok.
.
Di theme park, pilihan makanannya terbatas. Jadilah dua theme park, pesanannya fish and chip mulu. Mana sepo (tawar) lagi. Biasa di Indonesia makanannya mesti spicy 😛 Yang unik saus tomatnya, kemasannya edisi baru, tinggal ditekuk, keluar deh sausnya.
Untuk malam, kita coba ke resto Taiwan. Mungkin karena kangen nasi ya, jadinya tuh enaaak banget makannya *lebay* Ada tofu masak tauco, pork dengan onion dan beef mince bowl. Anak-anak suka menyantapnya karena gurih. Oya, ada milk tea khas Taiwan juga.
.
Sarapan isengnya di stasiun pas mau ke Brisbane. Sausage roll ini sesuatu ya, dimana-mana ada. Trus di Brisbane, sembari menunggu museum buka. Cafe library ini satu-satunya yang buka. Satu hot chocolate dan satu ham and cheese croissant, disantap berempat.
Siangnya, ngejer cruise di Brisbane River, tanpa ada satupun tanda tempat makan. Akhirnya sandwich lagi dengan isi yang hampir sama dengan croissant tadi pagi. Syukurlah makan malamnya rada ‘bener’. Apalagi kalau ngga balik ke depot Vietnam di Surfer Paradise. Chicken laksa, crispy chicken dan nasi goreng, yang penting ngga lapaar 🙂
.
Siangnya kita makan di airportnya Gold Coast, banyak pilihan makanan, dan harganya sama aja kaya di luaran, awalnya beli roasted chicken di Red Roaster, cuma 1/4 ayam campur kentang. Ternyata anak-anak doyan. Jadilah beli 1/2 lagi, tanpa kentang. Trus lihat ada Noddle Box, kita beli kid meal sama roasted duck.
Nah, itu semua makanan yang kita cicip di Gold Coast sebagai turis. Tetap ikuti wisata kuliner selanjutnya, di Sydney ^_^
***
IndriHapsari
Haha tuing2 nya ya….serem:-)
Hihihi, iya Bu, padahal jumlah porsinya sdh dikecilin, 1 porsi makan berdua, ttp aja tuing2 🙂
kikikik…duka nestapa holiday itu pas ngonversi itu ya mbak, hahaha
Hiks iya…padahal bnyk yg pengen dicoba #eh