‘Sam menitipkan ini untukmu.’ Wanita itu memberikan sebuah agenda padaku.
Aku menerimanya. ‘Sam bilang, baca dari belakang.’ pesannya lagi, sebelum meninggalkanku.
Aku mencari tempat duduk. Mulai membuka agenda itu. Dari belakang.
***
#12 Nopember
Aku berangkat. Mereka mengatakan butuh bantuan, karena kali ini korban yang berjatuhan cukup banyak. Aku bergabung dengan tim penyelamat yang dibentuk oleh kampus. Kegiatan rutin, dulu aku pernah bergabung dengan mereka.
Ve. Kuhubungi, tak bisa. Entah di-reject, atau dia tak mendengarnya. Ve, semoga kepergianku ini akan menyadarkanmu, jika ada yang hilang dari hidupmu. Dan semoga saat ku kembali, kau sudah siap dengan rindu itu. Akan kusambut Ve, karena sebenarnya ini caraku untuk mengalihkan rindu darimu.
Namun, hati ini berkata, lebih baik aku titipkan agenda ini ke ibu kos. Entah ya, jika Ve datang sebelum aku karena ia sudah merindu, dia bisa membacanya.
Membaca hatiku.
#10 Oktober
Kami bertengkar. Ve mempermasalahkan kedekatanku dengan Cecil, sekretaris senat. Ah Ve, kalau saja kau tahu, Cecil yang mendekatiku. Aku tidak menanggapinya, meski dia menggoda dengan luar biasa. Ve minta break. Dengan waktu tak terbatas.
Sebenarnya aku ingin protes. Ve, tahukah kau malam-malam yang harus aku lewati karena tak bisa bertemu denganmu. Hanya menekan satu tombol di ponsel, sebenarnya ku bisa terhubung denganmu. Tapi itu tak boleh kulakukan.
Bisa, tapi tak boleh. Betapa menyebalkan!
Ve, aku rindu kamu…
#20 September
Ve meradang. Ia mendengar mahasiswi baru itu menyukaiku, dan aku membalasnya! Ah, darimana gosip itu. Kudatangi kosnya, ia tak mau menemuiku.
Akhirnya aku nekat. Kumainkan lagu itu, di depan kamarmu, di tengah tontonan teman-teman kosmu.
I have died everyday waiting for you
Darlin’ don’t be afraid
I have loved you for a thousand years
I’ll love you for a thousand more
Ve, percayalah, aku sekarang hanya untukmu. Hapus ketakutanmu. Ini peryataan cintaku.
Dan petikanku terhenti, saat ku melihat kau keluar dari kamarmu…
#17 Agustus
Konyol. Upacara bendera, malah kujadikan ajang modus dengan Ve. Berdiri bersebelahan sebagai peserta upacara, aku mencandai Ve yang serius mengikuti.
‘Mau dengar proklamasi cintaku?’,
‘Tuh, inspektur upacara bilang istirahat di tempat. Mari Ve, istirahat di bahuku.’,
‘Ve, mau dengar pidato hatiku ngga?’.
Ve cuma tertawa-tawa kecil. Gemesin.
#20 Juli
Menunggu Ve sampai selesai latihan menari ternyata ada gunanya. Saat itulah dia tidak dikelilingi teman-temannya. Kuberanikan diri menyapanya, mengajaknya ke sudut ruangan. Nampak kebingungan, tapi diikutinya juga usulku. Dan saat ku bilang cinta, setengah tak percaya dia tertawa. Sialan! Tak tahu ia betapa kali ini ku cemas bakal ditolak.
Sulit meyakinkannya bahwa mereka semua adalah teman biasa. Ya tak tahu juga jika mereka menghembuskan kabar, masing-masing mengaku sebagai pacarku. Ada persaingan, mungkin saja. Tapi yang penting, aku tak pernah nyatakan cinta kok. Hanya bersikap manis saja.
‘Buktikan.’ cuma itu saja katamu. Ah, kupikir bakal segera ada jawaban. OK, akan kubuktikan Ve! Aku cinta kamu!
#5 Juni
Saat kuturun dari panggung, wanita itu menatapku dalam diam. Kulihat pakaiannya, oh, dia penampil berikutnya. Penari. Sambil tersenyum, ia mulai beranjak ke panggung. Ku melihatnya dari samping.
Gerakannya. Kerlingannya,. Ekspresinya. Telah sanggup menyedot perhatianku. Banyak penari telah aku saksikan. Tapi tak ada yang seperti dia. Menghayati perannya. Sebagai seorang wanita yang ditinggalkan. Harus setia, meski banyak godaan. Ku melihat kelembutan, namun juga kekuatan. Kerinduan, dan kemampuan untuk bertahan.
Ketika ia turun, ku memberi selamat padanya. ‘Tarianmu bagus sekali.’ Dan itulah awal perkenalan. Ve namanya. Dia sendiri memuji permainan gitarku. Dan kalimat penutupnya ‘Akhirnya seorang penari bertemu seorang pemusik.’ katanya sambil tertawa renyah. Aku terdiam. Saat itu kurasakan, ku ingin mengiringi gerakmu, dan kuingin gerakmu menginspirasiku.
***
Aku menutup agenda itu. Ada rasa yang hangat mengalir di pipi. Begitu rupanya. Hati yang ingin kuketahui isinya. Terlambat.
Berita hilangnya grup penyelamat telah datang pagi ini…
aduuuh, sedihnya… mba 😦 mana pas lagi sensi begini 😦
Haduuh, jangan sedih mbaaak 🙂