Menunggu

20130502-024248.jpg

Jumat, jam 12 malam.

Sebentar lagi kau akan datang. Kulihat bayanganku di cermin. Kubelalakan mataku. Ngga kelihatan ngantuk kan? Biasanya kalau melihat mataku sayu, kau akan berkata,

‘Ngantuk ya? Ngga jadi aja?’

Kali ini tak kuberikan kau kesempatan tuk mengatakannya. Enak saja, tak tahukah kau selalu kutunggu saat-saat ini?

Terdengar ketukan di pintu. Pasti kamu.

Kubuka, dan kau berdiri di sana. Dengan dasi longgar hampir terlepas, dan lengan kemeja yang digulung sampai ke siku. Wajahmu kusut, dengan dagu berwarna gelap. Tapi entah kenapa, kau justru terlihat gagah bagiku.

‘Malam.’ katamu sambil beranjak masuk. Kuambil tasmu dan kutaruh dulu. Setelah itu kuhampiri kau yang duduk di tepi tempat tidur.

‘Capek ya?’ kataku sambil duduk di sampingmu. Berusaha memijat bahumu. Tegap, dengan dengan lengan yang liat.

‘Iya, banyak kerjaan’ katamu singkat.

Aku berdiri dan melingkarkan lenganku di lehermu, hendak melepaskan dasi itu.

‘Besok saja ya. Aku capek.’ Tanpa menatapku yang tengah berhadapan denganmu. Aku hanya tersenyum kecut.

Waktumu. Selalu waktumu. Kenapa ku harus selalu mengikutinya. Tidakkah kau tanyakan, kapankah waktuku… menginginkanmu?

Sabtu, jam 10 malam.

Seharian pergi, mengurus keperluanmu. Kau perlu kemeja baru, sepatu baru, dan ponsel baru. Tapi setelah itu kacau lagi. Kau marah ketika tahu ponsel yang kau beli malah merepotkanmu.

‘Ini gara-garamu!’ Aku terheran-heran. Apa salahku hingga kau marah padaku.

‘Kalau saja aku tak menuruti merk favoritmu, aku tak akan susah begini!’

Aku terdiam. Kau tadi tanya aku suka merk apa, kujawab dengan jujur, dan lihat apa akibatnya. Tahu begitu, kau beli saja ponsel dengan merk yang sama seperti punyamu dulu, tak perlu ikuti saranku.

Malam ini. Kau tidur menghadap belakang. Hanya bisa kulihat punggungmu.
Dekat, tapi tak tergapai. Hanya sedepa, tapi tak tercapai.

Waktuku. Ternyata memang tak bisa sama dengan waktumu. Kau memang tak pernah tahu…. dan tak pernah mau tahu…

Minggu, jam 7 pagi.

Aku terbangun dengan sebuah kecupan di kening. Kamu. Menatapku sambil tersenyum. Membelai rambutku dengan sayang. Memelukku. Mengelus punggungku. Mendekatkan wajahmu ke wajahku.

‘Pagi ini ya?’ katamu manja. ‘Nanti sore aku harus kembali.’

…Takkah kau tanya, apa aku juga mau…

‘Bisa kan?’ katamu sambil tersenyum. Sebuah kecupan mendarat. Nafasmu terasa hangat.

‘Mmmh…OK’ kataku.

Baiklah, semoga ini waktu KITA, bukan sendiri-sendiri lagi.

‘Aku ke kamar mandi dulu.’ Ya, aku harus persiapkan diri dulu.

‘Pergi deh.’ katamu sambil melepas pelukan. ‘Aku tunggu. Jangan lama-lama!’

‘Yaaa.’ kataku sambil tertawa.

Kumasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Ah!..mmm…rupanya…

‘Teddy!’ panggilku dari pintu kamar mandi.

‘Kenapa, sayaaang?’ katamu acuh sambil memainkan ponsel barumu.

‘Ngga bisaaaa.’ kataku lagi. Masih di pintu kamar mandi.

‘Hah?! Kenapa?’ matamu kini beralih ke aku.

‘Lagi.’ kataku singkat

‘Jadiiii….?’ Kau mulai akan mengumpat.

‘Minggu depan aja yaaa…’

Dalam hati ku tertawa. WaktuNya, telah mengalahkan waktumu….

20130502-023052.jpg

***
Reposted-edited
Sumber gambar : pinterest.com

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s