IKEA adalah pabrik dan toko furniture dari Swedia, yang sudah mendunia. Pabriknya ada di 50 negara, sementara tokonya ada 332 toko, yang tersebar di 38 negara. Produknya termasuk dalam self assembly furniture, compact dan gampang dibawa dengan angkutan umum ataupun sepeda. Seorang teman yang tinggal di Belanda, pernah membeli rak buku dan membawanya dengan sepedanya. Untuk Indonesia peritel ini rencananya akan masuk pada kurun waktu 2014 hinga 2021, dengan pemegang lisensinya adalah PT. Hero Supermarket, Tbk. Pabriknya sendiri akan didirikan di kota Solo.

Sekitar 2 tahun yang lalu saya berkesempatan memuaskan rasa ingin tahu tentang IKEA saat berkunjung ke Kuala Lumpur. Sendirian saja, karena ini edisi mengikuti suami dinas. Untuk mencapainya cukup mudah, saya tinggal naik Putra Light Rail Transit (Putra LRT) dari KL Central, yang menuju stasiun Kelana Jaya , menyebrang, dan menunggu shuttle bus gratis yang menuju Ikano Power Center, tempat IKEA berada. Kira-kira satu jam menunggu, kemudian bis datang. Perjalanan sendiri lancar, mungkin hanya setengah jam.

IKEA sendiri secara teratur mengirimkan katalog secara teratur pada pelanggannya. Katalog juga disediakan pada saat kita memasuki toko, tapi tidak untuk dibawa pulang. Kita boleh membawanya sambil berkeliling, namun yang penting adalah mengambil checklist dan pensil setengah batang dengan lambang IKEA. Gunanya kalau kita tertarik dengan barang yang ada di katalog, kita bisa mencatat nama dan lokasinya, kemudian mencarinya di dalam.

Disini semua harus dilakukan sendiri, jarang sekali terlihat ada petugas. Kita juga bisa membawa troli jika kebutuhannya banyak. Capek juga rasanya berkeliling karena pembeli diarahkan untuk mengikuti jalan yang disediakan, agar dapat melihat semua barang yang dipamerkan. Pamerannya seperti ruangan-ruangan di dalam rumah. Misal ruang tidur lengkap dengan berbagai furniturenya, bahkan hingga ke hiasan dindingnya.

Karena capek, saya coba untuk beristirahat di kantin. Kantinnya cukup besar dan penuh orang. Saya perhatikan bagaimana caranya mendapatkan makanan. Ternyata ambil baki dahulu, lalu pilih makanan yang kita sukai yang berada dalam etalase. Ada yang bisa ambil sendiri karena sudah disusun per porsi, ada yang diambilkan. Contohnya seperti main course, waktu itu saya memilih meatball yang mestinya tidak aneh dengan lidah Indonesia saya. Langsung disendokkan 16 bakso daging cincang bersaus tomat ke piring saya, masih ditambah kentang goreng. Kemudian kita bisa mengambil salad, kue dan minuman, selanjutnya membayarnya di kasir.

Sambil makan saya melihat-lihat katalog yang saya bawa. Karena pergi ke IKEA cuma iseng-iseng, sebenarnya tak terbersit keinginan untuk belanja. Tapi namanya lapar mata, akhirnya kepengen juga deh. Sembari pulang, saya beli beberapa oleh-oleh untuk teman. Sampai di kasir, bengonglah saya, lo kok ngga dikasih kantong plastik ya? Ternyata kalau belanja di IKEA pembeli harus menyiapkan sendiri kantong atau wadah untuk membawa. Terpaksa deh beli kantong made in IKEA, yang terbuat dari karung plastik.

Hari ini saya baca di Wallstreet Journal IKEA menarik menu meatballnya, terkait temuan di Czech Republic daging sapi tercampur dengan daging kuda. Wah, padahal yang di Malaysia itu cukup enak lo, dan halal pastinya. Mereka sempat mengganti resep meatball untuk IKEA Singapura, berdasarkan saran dari blog khusus makanan, yaitu Makansutra. Resep asli meatball sendiri daging cincangnya berasal dari daging sapi dan babi. Pendapatan dari kantin ini sendiri mencakup 5% dari total pendapatan IKEA yang USD $35.6 milyar.

‘Berkat’ isu daging kuda ini, bisa dibayangkan saat IKEA masuk Indonesia menu meatball mungkin sudah tidak ada lagi. Skandal ini benar-benar HORRIFYNG *plesetan dari horse*

Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/27/093392725/IKEA-Bersiap-Masuk-ke-Indonesia
http://en.wikipedia.org/wiki/IKEA
http://online.wsj.com/article/SB10001424127887323384604578325864020138732.html?mod=googlenews_wsj

sumbar gambar :
budakbandunglaici.blogspot.com
1simpleplan.blogspot.com
http://www.ikea.com/my