Menyakiti Hati

Image
dhyadiana.wordpress.com

Saya punya banyak artikel mengenai bagaimana menghadapi dan mengatasi sakit hati. Tapi artikel menyakiti hati, belum pernah saya buat, karena hampir tidak pernah saya melakukannya. Namun, nampaknya kali ini harus saya buat, sebagai pengingat untuk saya, dan semoga juga berguna bagi yang lainnya.

Saya tidak mau mengatakan bahwa saya orang baik. Saya hanya berusaha berada di jalurNya, berteman dengan siapa saja, dan menjaga perkataan dan tindakan. Tapi ternyata hal tersebut tidak meloloskan saya dari perbuatan menyakiti orang lain. Kalau dicari-cari sumbernya, karena saya kurang tegas.

Ya, kekurangtegasan saya ternyata membawa banyak masalah. Ada rasa yang dikorbankan, ada rasa yang dipermainkan, ada rasa yang tersakiti. Dan sungguh saya tidak pernah menyadari, bahwa itu akan menyakitkan hati.

Itulah sebabnya, saya pernah menulis orang baik tidak boleh lugu. Selain untuk mengamankan hidupnya sendiri, dia juga jangan membuat orang lain tersiksa dengan ulahnya.

Kenapa tidak boleh menyakiti orang lain? Buat saya, sebagai si pelaku, rasanya sungguh tidak enak. Serasa ada beban yang mengikuti. Meskipun itu tidak sengaja. Untuk hal-hal yang sengaja, bisa saya hindari. Namun yang tak sengaja, kadang kita lupa, tak sadar, orang bisa salah paham. Dan itu yang saya lakukan.

Sedih. Saat membayangkan sakit hatinya korban. Perasaan tidak enak yang saya rasa, mungkin tidak seberapa dibanding mereka yang merasa tersakiti. Ucap maaf tak akan bisa menutupi lubang yang ada.

Maka untuk semua yang sudah saya sakiti, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Sungguh, tidak ada maksud. Tapi saya bisa bayangkan perasaan sakitnya. Selain maaf, tak ada lagi yang bisa saya lakukan, selain mungkin menjauh, entah sementara atau selamanya, hingga mereka yang tersakiti bisa menerima saya lagi. Itu artinya lubangnya telah mengecil, atau telah tertutupi.

Jika kehadiran saya tak membawa damai, bagi orang lain dan saya sendiri, maka mungkin memang bukan disitu tempat saya.

Komen? Silakan^^