Mungkin berbeda dengan Kompasianer Arke yang berani memproklamirkan diri sebagai spesialis gendheng (gila), maka saya memilih untuk berada di area yang berbeda, area waras.
Ah, apa ini berarti saya lebih baik dari Arke dengan kegilaan akutnya? Justru tidak. Karena Arke SUDAH tahu area mana yang masuk gendheng, dan area mana yang waras. Sehingga saat dia memilih berada di area gendheng, berarti dia sudah tahu dengan pasti batasnya ada dimana.
Selain itu, bila dilihat dari artikel-artikel yang dihasilkan, nampaknya Arke menggunakan kegendhengannya untuk menghibur orang. Yah, anggap saja kegendhengan yang mencerahkan. Sedangkan artikel non humornya, malah bagi saya terasa sangat waras.
Jadi, gendheng di luar, waras di dalam (seperti iklan ya…).
Yang repot adalah saya, kita atau mereka yang menganggap dirinya waras, tapi dalam perilakunya malah terkesan gendheng. Misal menganggap korupsi itu hal wajar. Menganggap berkencan dengan wanita panggilan itu lumrah. Menganggap mengkhianati teman itu biasa. Jadi area waras yang berada dalam alam pikirnya sebenarnya sudah berada di area gendheng bagi orang lain.
Oh, area gendheng dan waras tiap orang berbeda?
Hmmphh, tidak juga. Kalau mau disamakan juga bisa. Perhatikan ajaran agama, norma, etika, logika, hati nurani. Itu area waras bersama. Di luar itu, masukkan saja ke area gendheng.
Bagaimana bila logika dan hati tak sejalan? Seharusnya, sejalan. Tuhan menganugrahkan kedua hal ini agar berjalan beriringan. Namun seperti Mario Teguh katakan, terdapat 7 emosi, dikuasai oleh hati, yang menyebabkan logika mendadak mandeg ngga bisa jalan.
7 emosi itu adalah marah, takut, sedih, haru, cinta, gembira, dan cemburu.
7 emosi tersebut akan membuat kita mudah membuat kesalahan di dalamnya, dengan mempercayai orang yang salah, dan meyakini kesalahan sebagai kebenaran. Ya itu tadi, bingung batas area waras dan gendhengnya. Hal itu menjadi penyebab hampir semua penyesalan kita.
Maka, hati-hati gunakan hati.
Sebelum menyuruh orang lain bersikap waras, cek dulu diri kita sendiri. Sudah waraskah pikiran, ucapan dan tindakan saya selama ini? Jika tidak, kembalilah, selalu ada pengampunan dariNya.
Mengenai orang lain yang ingin kita tarik ke zona waras, pikirkan lebih dahulu, sampai sejauh mana kita akan berusaha. Karena ada juga yang gendhengnya sudah akut, mendarah daging. Sehingga usaha yang kita lakukan seakan seperti membentur tembok, menghancurkan kepala kita sendiri. Terus terang untuk yang seperti ini, I give up. Perlu mukjizat Tuhan untuk mengembalikannya ke jalan yang benar.
Namun ada juga yang masih bimbang, tetap di area gendhengnya atau moving ke area waras. Untuk mereka, diperlukan kesabaran, dukungan, dan semangat yang terus menerus, agar mereka memantapkan hati untuk berpindah. Semua harus dari dalam diri sendiri, bukan dari paksaan, agar dapat berlangsung jangka panjang.
Kesabaran mutlak diperlukan. Karena kita nanti akan berhadapan dengan pertanyaan yang berulang-ulang, keraguan yang timbul tenggelam, ketidakstabilan pemikiran, dan emosi yang naik turun. Jika tidak stay cool, semua emosi negatif akan terserap, dan secara tidak sadar kita akan terseret ke area gendhengnya dia.
Bisakah saya stay waras, tidak peduli pada orang lain di luar yang sedang gila-gilaan? Bisa saja, namun ingatlah, sebaik-baiknya dan sewaras-warasnya kita, selalu saja ada orang yang berpendapat rendah pada diri kita. Memancing emosi dan kesabaran, ingin menyeret kita pada zona gendhengnya.
Saran dari Mario Teguh sih,
Bersabarlah. Mereka ada untuk menguji kesabaran dan kehormatan kita pada diri sendiri. Jangan bereaksi salah, jangan menyeberang ke areanya dia. Jiwa yang baik, jiwa yang waras, adalah kecintaan Tuhan.
Kelihatannya kok rumit bener ya. Kalau mumet, kembalikan ke hati nurani, apakah semua yang kita jalani ini sudah benar?
Penuhilah hati ini dengan cinta. Karena hati yang penuh cinta berbakat bagi keberuntungan. Sementara hati yang penuh kebencian menjadi berbakat bagi masalah.
IndriHapsari
Sumber gambar: egodevelopment.com
Gendheng tak berarti hujaaaaan…, yakinlah itu suatu cobaannnnnnn….., masih ada waktu dan kesempatan, tuk menjadi waraaaasssssssssssssssssss…..
(emmo salto)
Haseeeeq……wkwkwkwk…..
.oi..oi..oi..superr sekali mba Indri !!
Hehehe..salam waras^^
Saya baru tahu yang punya julukan Juragan Sempak di FB punya blog luar K juga. hwehehehe… yah barangkali beberapa dari kita memang mempunyai skala kegilaan sendiri-sendiri. mungkin tingkatan saya hanya 6 skala richter. :v
Hahaha…semua akan gila pada waktunya #eh 😀