Angelina Jolie, Sempurna Secara Matematika

Kecantikan ternyata dapat dihubungkan dengan perhitungan matematis, sehingga bila ingin cantik seperti Angelina Jolie, ikuti saja logika Matematika, lalu hubungi dokter bedah plastik terdeka *grin*

Oh ya, sebelumnya, ini artikel ringan lo. Jadi saya bukan wanita yang tidak mensyukuri kecantikannya, bukan ibu yang tidak puas dengan kecukupan hidupnya, atau nyonya sok kaya yang punya dokter bedah plastik langganan. Saya cuma punya koleksi ember buat nyuci. So, enjoy aja, OK?

Bagaimana hal ini bermula? Fibonacci, seorang matematikawan asal Italia (1170 – 1250) meyakini bahwa keindahan bisa didapat dari deret matematis angka tertentu, yang akan mewujudkan kesempurnaan. Deret Fibonacci terdiri atas angka-angka, yang berasal dari penjumlahan dua angka sebelumnya.

c= a + b

Misalnya 0+1 = 1, 1+1 = 2, 1+2 = 3 dan seterusnya. Sehingga  deret Fibonnaci meliputi 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21 dan seterusnya.

Jika baris ini dibuat pola, maka hasilnya adalah sketsa seperti ada gambar di bawah ini.

FibonacciBlocks

Dapat dikembangkan lagi menjadi bentuk spiral seperti pada gambar berikut

Fibonacci_spiral_34

Penerapannya pada desain, dapat dilihat pada  logo Apple berikut ini.

apple

Yang menarik, jika satu angka dalam deret ini dibagi dengan angka sebelumnya, akan didapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain.

phi = b/a

Misalnya 5/3 = 1.667, 13/8 = 1.6225, 21/13 = 1.615 dan nilai phi akan tetap pada angka yang ke-13. Angka ini dikenal sebagai ‘golden ratio’, besarnya 1.618.

Keindahan yang bisa dihubungkan dengan golden ratio contohnya adalah seperti gambar di bawah ini, perhatikan pola spiral yang terbentuk.

sunflower3

Terdapat penerapan beberapa golden ratio pada wajah manusia. Misalnya, jumlah lebar dua gigi depan pada rahang atas, dibagi dengan tingginya akan menghasilkan nilai phi. Kemudian lebar gigi pertama dari tengah, dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan nilai phi. Sehingga bila komposisi golden ratio diterapkan pada wajah manusia, hasilnya seperti ini.

fiboface

Si pemilik wajah marah-marah sambil bilang ‘I’m a golden reject!’ 🙂

Sementara kalau diterapkan di wajah Angelina Jolie, hasilnya seperti ini.

angelina

Sempurna! *ngeces*

.

Referensi:

Sulistyo, B. H. dan Hermawan, D., Misteri Desain Apple, 2012

http://en.wikipedia.org/wiki/Fibonacci_number

http://en.wikipedia.org/wiki/Fibonacci

http://www.mathsisfun.com/numbers/nature-golden-ratio-fibonacci.html

Softwarenya sudah ada, misalnya di http://www.phimatrix.com/ dan AppStore

Sumber gambar:

en.wikipedia.org

whofortedblog.com

dhs.stanford.edu

tiffsbloggy.com

facethis.blogspot.com

mathisfun.com

popmath.org

4 comments

  1. Mengukur kecantikan manusia (patrun) dengan ukuran matematis Golden Ratio memang kelihatannya masuk akal tetapi sebagian orang yang mengetahui topeng Golden Ratio, meragukan teori ini karena Golden Ratio tidak menjelaskan kontur dan warna kulit yang “ideal”, cuma bentuk wajah, bentuk rahang, tulang alis, batang hidung, dll baik tampilan depan wajah dan tampilan samping wajah (sering digunakan untuk evaluasi sebelum perawatan ortodontik). Misalnya bentuk wajah seseorang sangat cocok dengan topeng Golden Ratio tetapi alis nya terlalu tebal / tipis, warna mata nya kekuningan / kemerahan, warna bibir sangat pucat / berwarna kehitaman, banyak bercak jerawat, bisul, kelainan pigmentasi warna kulit atau menderita penyakit langka seperti albino, jadi apa masih bisa wajah orang yang bersangkutan dibilang cantik / tampan atau tidak?

    • Bener pak Golden Ratio hanya menjelaskan kontur tulang wajah, karena itu yang paling sulit disamarkan. Kalau kulit mungkin karena masih bisa disamarkan dengan make up makanya ngga heboh pembahasannya 🙂

      • Anda punya referensi di Phimatrix.com ya? Saya juga sudah mengikuti situs website nya dan kalau saya benar, penggagas Phimatrix.com adalah Gary Meisner ya? Gary Mesiner memberitahu saya kalau jika pernyataan ” Kecantikan ada di mata empu nya ” itu benar, maka tidak akan ada pemilihan Miss Universe, Miss World dan majalah fashion seperti Vanity Vair. Secara pribadi, saya percaya bahwa “Kecantikan Manusia” tunduk kepada Rasio Emas, Proporsi Ideal dan Kesimetrisan yang bisa dipertanggungjawabkan secara Ilmiah, juga bisa dijadikan panduan untuk memperbaiki bentuk fisik dan wajah seseorang yang “cacat” atau punya gangguan maloklusi seperti bentuk mulut cameh,dll baik melalui Bedah Mulut dan Maksilofasial, Perawatan Ortodonti dan Bedah Plastik terutama untuk tampilan wajah samping / Repose Lateral. Pernyataan “Kecantikan itu relatif atau masalah selera” yang sampai sekarang masih banyak dipercaya orang pada umumnya, tampaknya adalah hal yang masuk akal dan penuh belas kasihan tetapi juga bisa disalahgunakan untuk menghina bentuk fisik seseorang karena alasan rasial, kebencian, sentimen pribadi yang tidak beralasan / alasan yang tidak jelas dan seringkali mereka melebih lebihkan kekurangan fisik yang sebenarnya tidak jelek2 amat kalau dinilai secara obyektif. Justru bagi saya penilaian Kecantikan Manusia secara Relatif dan Selera lebih berbahaya dalam kehidupan sosial di Dunia.

      • Hehehe rasanya saya ambilnya dari wikipedia pak…wah sampe ngakak ‘kecantikan relatif’ sebagai hal yang ‘penuh belas kasihan’ 😀 Kalau begitu saya lebih memilih kecantikan sebagai penunjang daripada utama bagi kualitas seorang wanita 🙂

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s