Jika kau ingin menjadi manusia yang bermutu,
Syarat pertama :
sekolah yang berkualitas dengan guru terbaik yang mengajarkan ilmu terbaik.
Syarat kedua :
kumpulan yang berkualitas. Ini penting karena sumber ilmu kedua selain sekolah.
Berkawan dgn orang-orang pinter akan membuatmu ketularan pinter. Demikian juga sebaliknya. Sehingga jika wawasanmu luas dan logikamu pun juga jalan, kau tidak akan kesulitan hidup di segala jaman.
Syarat ketiga:
berkarya. Aplikasikan semua skill dan wawasan yang kau miliki.
Aji Prasetyo, komikus
***
Kemarin pembagian rapor. Untuk Adek, memang agak berbeda dengan Kakak. Apa pengaruh gender ya? Karena kalau untuk Kakak, saya bisa dengan tenang menghadiri acara pembagian rapornya, sedangkan kalau untuk Adek, belum-belum udah deg-degan sendiri. Nanti bu guru bilang apa lagi ya? Beberapa kali ketemu ibu guru, beliaunya curhat mulu. Yang Adek nangisan lah, ngga nurut lah, susah diajarin lah…
Setelah sabar menunggu ibu guru yang sedang memberi penjelasan ke masing-masing orang tua, tibalah giliran saya. Yang dikatakan, sama sih dengan yang lalu. Masih suka nangis dan kabur ke luar kelas, nyari gurunya di kelas terdahulu yang manis dan baik hati (kalau ini kelakuannya nurun bapaknya mesti..hihihi). Masih suka ngga fokus sama pelajaran. Masih ngebiarin mainannya berantakan (oh yeah, hasil didampingi sus selama bertahun-tahun).
Kalau dari curhatan sesama moms, mereka sudah me-les-kan anaknya sejak usia dini. Yang diajar ya menulis dan membaca. Ehm, jadi inget adek. Menulis diajar gurunya. Membaca, malah bisa sendiri. Saya cuma mengarahkan saja. Karena tertarik dengan gambar komik, dia jadi terpacu baca isi balonnya. Berhitung, lumayan, meski agak nangis darah kalau mengingatnya. (masih ingat yang Dua Puluh Delapan kan?).
Saya mendapatkan 4 buku rapor, dan setumpuk hasil kegiatan yang telah dikerjakan adek selama berada di TK. Semua buku gambar, buku melipat, buku kreasi, buku menulis, buku menghitung, dan hasil kerajinan tangan ditandatangani di setiap lembarnya dan dikembalikan ke gurunya. Sementara 4 buku rapor boleh dibawa pulang, ditandatangani, dan dikembalikan.
Rapor pertama berjudul Perkembangan Anak Didik. Terdapat 66 poin indikator, dengan kelompok meliputi Agama, Moral, Sosial Emosional, Bahasa, Sains, Matematika, Motorik Kasar, dan Motorik Halus. Nilai diberikan dalam 3 simbol, yaitu wajah tersenyum untuk hasil naik, wajah tidak senyum dan tidak cemberut untuk hasil cukup, dan wajah cemberut untuk hasil kurang. Mumet juga bacanya, apalagi yang mengisi. Berarti gurunya harus memantau perkembangan anak didik dari ke 66 poin tersebut untuk dapat mengisi buku rapor yang pertama. Semua nilai-nilai ini juga masih dilengkapi dengan tulisan tangan guru, yang merangkum hasil dan saran untuk murid. Salut untuk bu guru!
Rapor kedua berjudul Teknologi Informasi dan Komunikasi. Isinya cukup ’sederhana’, hanya 5 poin. Terdiri dari Operating Environment, Desktop Publishing, Graphic, Word Processing, dan Spreadsheet. What? Sudah diajari Excel dan teman-temannya? Saya saja dulu baru kenal jaman SMA. Jadi penasaran bagaimana ya cara mengajar computer untuk anak TK.
Rapor ketiga berjudul Kegiatan Pengembangan Diri. Terdiri dari kelompok English, Mandarin. Inggris dan Mandarin lebih ke respon murid terhadap perintah Miss/Lao Tse, pelafalan dan bernyanyi. Sedang menari isinya adalah ketrampilan gerak, respon terhadap irama musik, dan keberanian. Nah untuk yang terakhir ini adek dapat simbol tersenyum. Means dia ngga malu-malu, tapi narinya ngawur J
Rapor keempat merupakan kerjasama sekolah Adek dengan John Robert Power (JRP). Setiap minggu mereka ada kegiatan, yang bisa dibagi dalam 4 kelompok yaitu personal growth, communication, etiquette, dan well groomed. Dalam semester pertama ini sudah dua kali kami para orang tua diberikan seminar oleh JRP mengenai pengembangan karakter anak.
Saya bayangkan ya, jadi guru TK jaman sekarang sulit juga. Sebagian ketrampilan yang saya pelajari di tingkat yang lebih tinggi, ditarik ke tingkat sangat dasar. Kasihan anaknya? Ah, anak saya baik-baik saja. Masih pulang tengah hari. Masih ngeberantakin seisi rumah. Masih bisa bobo’ 8 jam sehari. Jadi memang ada perbedaan anak dulu (saya) dan sekarang. Apapun itu, support orang tua untuk menjadikan anaknya manusia bermutu tetap dibutuhkan.