Akhirnya bersentuhan jg dgn yg namanya crowdfunding.
Bagian dari financial technoloy atau fintech yg katanya mengancam keberadaan bank itu memang makin nyata. Yg biasanya kita nabung di bank dan duit diputar utk investasi beragam usaha, dapat pengembalian modal plus bunga, skrg usahanya punya alternatif lain utk pinjam uang.
Masih inget kan Jacob Kowalskidi film Fantastic Beasts and Where to Find Them yg berusaha mencari pinjaman ke bank karena mau buka toko roti? Waktu itu dia bawa kecintaan dan kepiawaiannya membuat roti, which is ngga bakal dilirik sama bankirnya kecuali dia bawa agunan. Bank emang punya keterbatasan disitu, baru bisa minjemin kalau sudah yakit duitnya bakal balik. Etapi itu buat pebisnis kecil dan sangat mungil aja kali ya, kalau yang kakap mengalir terus sampai kena kredit macet. Duh
Trus gimana dong dengan pebisnis kecil tersebut? Gimanapun ide tinggal wacana kalau eksekusinya ngga jalan.
Jaman skrg sih mungkin dia bs ikutan acaara Dragons’ Den di BBC yg isinya para konglomerat yg menyeleksi org2 yg punya ide, prototype, dan brsh meyakinkan para konglo itu utk berinvestasi pd ide mrk. Tanpa agunan, dan yg diminta para konglo itu adalah kepemilikan saham. Atau mirip seperti para Angle Investors yg tumbuh di China, yaitu konglo yg menikmati ekonomi China yg meroket. Mrk menanamkan investnya pada para sarjana yg pny banyak ide dan mau berwirausaha, dgn tuntunan si kaya tadi. Bank yang bukan bank, atau disebut shadow banking.
Masalahnya, berapa orang sih yang bisa mencicip dana nganggur para konglo tsb. Trus, kalau kita bukan orang Inggris, atau bukan orang China, gimana dong?
Itu tuh yang saya suka bilang, bisnis itu ngga kenal nasionalisme. Apalagi dengan era global begini, sudah ngga jaman duit dikekep buat bangsa sendiri. Mana yang menguntungkan, disitulah tempat kita menanam. Jangan disikapi negatif pernyataan ini ya mas bro. Buktinya negara kita juga memoles diri supaya investor asing mau menanamkan modalnya disini. Dapet lah kerjaan dan makanan mereka yang terlibat langsung atau tidak langsung terhadap proyek-proyek ini.
Itu sebabnya perusahaan startup macam Kickstarter bisa bertumbuh.
Berawal dari iklan di timeline (emang iklan FB ini terbukti ampuh š ) sy tertarik utk klik videonya, tertarik produk yg katanya ‘swiss army knife’ di dunia perjaketan ini. Produknya unik, tp sistemnya lebih lagi.
Jd yg mereka iklankan dgn profesional itu adalah prototype, yg make ya model. Jd mrk buka PO sapa yang mau, worldwide, ada sejumlah dana yg mereka butuhkan. Trus seminggu lagi pendanaan bakal ditutup. Yang ngga mau beli juga boleh, nyumbang sedollar 10 dollar diperbolehkan.
Tapi liat lo dana yg terkumpul dr para backer ini (mereka nyebutnya gitu utk yang beli/penyokong dana). Belum habis masa berpromosi, dr 50 rb yg mrk butuhkan, mrk sdh dpt 3 jt š± Ada 17 rb backer yg nyumbang dan menunggu produknya, yg ktnya bakal dikirim Agustus ini. Rupanya mrk sdh pernah bikin jaket versi 1, dan itu laris manis, yg membuat mrk dipercaya lg utk bikin project lainnya.
Meyakinkan pembeli baru itu susah to ya, apalagi kita blm pegang produknya. Tp ya itulah kekuatan promosinya, bukan dgn menjelekkan produk existing, tp scr detail dia jelasin tuh knp produknya beda, kekuatannya apa, trus gimana jaga kepercayaan konsumen. Sy cek produk lainnya, duh kayanya semua bisa dibuat dan dijual deh. Mulai bola kristal yg isinya milky way, dompet minimalis, purifier water, software, tas serbaguna, senter anti gilas, bahkan buku agenda khusus chef juga ada. Semua punya keunikan dan rata2 sdh dpt funding melebihi yg dibutuhkan, sebelum masa promosinya berakhir. Ada 14 juta backers yang terlibat dan 141 ribu proyek yang terdanai. Jadi ceritanya 14 juta orang yang ngga saling kenal dan belum pernah pegang barangnya, rela urunan untuk 141 ribu ide yang telah diwujudkan. Buat kita sebagai backer mungkin sebatas dapat barang dengan lebih murah (karena PO tadi) tapi sebenarnya kita sudah membantu ide2 brilian untuk dapat diwujudkan.
Produsen yg jualan bs dr manapun, jd org Indonesia kalau mau jajal jg bs kok, asal siap berkompetisi internasional dan ngga cengeng. Jangan suka nyalahin pihak lain atau keadaan kalau ngga laku. Terus berlajar dari pengalaman dan terus berusaha. Kalau ada model begini khusus produsen dari Indonesia kan keren yah. Selain beralih dari bangsa pedagang menjadi bangsa pencipta dan pembuat, kita ngga perlu nunggu 9 dragons turun tangan untuk ngasih modal
***
IndriHapsari
Semoga selanjutnya Indonesia bisa kayak gitu ya. Ngikutin barat jangan lifestyle nya aja tapi penerapan strategi bisnisnya juga perlu selama bakal ngembangin industri dan UKM.
Bener mbak biarmakin inovatif dan bermanfaat bagi banyak orang yah