Karena berangkatnya dari Museum Fatahillah, cukup jalan 10 menit ke arah selatan ada Museum Bank Indonesia. Rame juga yah jalan di depannya, ada jalurnya Trans Jakarta, angkot dan bus wisata punyanya pemprov DKI.

Bangunan museumnya sendiri besar dan megah, melebar ya. Begitu masuk langsung berasa di film Fantastic Beast, samaaa banget. Jadi rupanya arsitektir tahun 1800an itu di seluruh dunia menganut mazhab yang sama 😀 Lantainya mewah, langit-langitnya tinggi, furniturenya juga besar-besar dan mewah. Jadi berasa kereeen gitu kalau bisa ikut rapat disana. Beda kalau di film ya kesannya biasa aja. Tapi begitu merasakan langsung, mau dong jadi salah satu foto jajaran direktur bank ini 😛 #ngayal
Museum BI ini penataannya bagus dan modern, sampai tata cahaya juga dipikirin. Displaynya menjelaskan soal keadaan perekonomian sejak jaman Belanda hingga kebijakan moneter saat ini. Perpaduan poster, benda, audio dan video membuat museum ini jadi no 1 di Trip Advisor. Emang pantas sih, saya belum ketemu konsep yang serupa di luar.
Selain display, pengunjung dapat berinteraksi dengan peralatan yang sudah disiapkan. Misal berfoto selayak wajah di uang kertas. Atau mengangkat 1 batangan emas yang jadi mikir, pantesan Gerombolan Siberat itu harus mencuri sama-sama. Berat 1 batang emas itu 16.3 kg 😀 Meneliti detail uang kertas juga bisa dilakukan melalui kaca pembesar yang sudah disiapkan.
Setelah selesai, pengunjung dapat membeli souvenir di toko museum. Dan salut untuk barang-barangnya. Unik, berfungsi dan ngga pricy. Oya untuk ongkos masuknya 2-5 ribu per orang. Lalu semua tas harus dititipkan. Yang pasti, ini kunjungan ke museum yang teramai dibandingkan ke museum lain yang kadang cuma kita sendiri yang keliling 😀
***
IndriHapsari