Runwaynya Sydney Airport panjang, dan melintasi pantai. Pemandangannya bagus. Lalu berhubung airport besar, maka penumpang turun naik menggunakan belalai.
Bandara ini selain besar, juga ramai. Petunjuknya ngga terlalu jelas, jadi kita yang mau naik kereta ke hotel agak bingunh nyari stasiunnya. Rada duduls juga mengingat stasiun kan selalu di bawah, misal di KLIA sama di Svarnabhumi.
Untung semua petugasnya ramah, jadi saya yang nanya ke petugas valet parking misalnya, langsung dia tunjukin jalannya. Demikian juga pas salah masukin tiket sehingga pintu di stasiun ngga kebuka.
Begitu kereta dateng, jreng…keretanya tingkat. Wow…nice strategy to load more people. Tapi…kereta gini ngga gitu nyaman buat yang bawa barang. Terpaksa berdiri untuk jagain barang, daripada ngangkut-ngangkut ke atas atau ke bawah.
Stasiunnya ada yang di atas tanah, jadinya ngangkut lagi barang-batang ke platform. Sebagian ada lift, tapi lainnya silakan gotong sendiri.
Keadaan di suburb bagian selatan, jadi inget Indonesia deh. Panas dan ngga gitu bersih. Agak ngga terawat ya, mungkin karena saking gedenya, atau ngga semua orang care masalah kebersihan, dan mungkin juga sistemnya belum berjalan dengan baik.
Sampe di Bankstown, nyebrang jalan baru tahu how small this station. Sesekali melintas Metrobus, bisa jadi alternatif kalau bepergian (ntar, cari rutenya dulu š )
.
Hari ini kita berada di dua pelabuhan yang berbeda. Awalnya di sisi kanan Darling Harbour (SeaLife), trus selanjutnya ke Harbourside di sisi kiri Darling Harbour. Saling bersebrangan, dan kalau mau sih jalan kaki aja melintasi jembatan. Cuma iseng ada kereta kelinci lagi ngetem, ya sudah kita naik itu sampai tujuan terdekat.
Lalu lanjut naik tram. Tram adanya hanya di kota, biasanya hanya ada dua atau tiga gerbong, dan bayarnya on board alias waktu di atas tram. Begitu kita masuk, ada petugas yang nanti memnagih pembayaran. Dia bawa handheld, tas pinggang, dan tempat koin. Dengan handheldnya dia mengetikkan penumpangnya siapa aja, karena harga anak-anak beda. Lalu dia juga ngecekin penumpang yang langsung ngasi tiket terusan (misal pulang pergi) dan kartu langganan.
Tram ini cukup mahal sih mengingat pendeknya jarak, tapi jadi moda transportasi yang memungkinkan daripada jalan. Sydney ini ramenya di Harbour aja sepertinya. Naik tram ini kita jadi tahu dalam kotanya ya sepi juga. Misal seperti pas kita ke Fish Market.
Atau ke Paddy’s Market ini. Dasar duduls, ngga ngecek jadwal bukanya, padahal udah bacaaa š
(Bersambung)
***
IndriHapsari