Waktu pertama baca reviewnya mbak Geutrida Malthida, yang pertama ada dalam kepala saya ini film Disney yang termasuk ‘berat’. Dalam artian pesan yang ingin disampaikan begitu banyak, dan entah bagaimana menyampaikannya ke anak-anak. Film animasi yang bagus, menurut saya adalah yang bisa menghibur penonton kecilnya, dan memberi makna bagi penonton besarnya. Maklum, sebagai orang tua, kami rutin menemani mereka menonton film favoritnya.
Namun kali ini saya mesti angkat topi tinggi-tinggi bagi Frozen.
Dirilis November 2013, film yang diadaptasi dari cerita Hans Christian Andersen dengan judul The Snow Queen ini memang mengangkat kepedihan pengarangnya soal ‘kenapa kok saya beda.’ HC Andersen suka sekali mengangkat tema ini, terkait dengan kepribadiannya pula (bisa baca di Sastrainment #2: HC Andersen, Mengubah Kelainan Seksual Menjadi Dongeng Terkenal). Kekuatan yang mestinya menggembirakan, malah menjadi kutukan karena takut dan tak mampu mengendalikan.
Entah mengapa, kalau review film seperti ini, saya paling malas menceritakan plotnya. Seperti mengulang cerita lama, dan saya khawatir malah menghilangkan penasarannya. Maka yang saya tuliskan disini adalah pendapat pribadi saya, yang rutin mengikuti film-film animasi yang diputar di bioskop.
Film Disney kali ini penuh dengan musik dan tarian, full orchestra. Saya bayangkan kalau diangkat ke pertunjukan panggung, seperti yang pernah saya lihat di Disneyland Hongkong, paketnya sudah komplit. Bisa langsung dibawa ke pentas, dengan penekanan di beberapa bagian saja. Lagu-lagunya memang asyik-asyik. Meskipun yang paling banyak dipublikasikan adalah Let It Go, tapi saya sendiri menyukai lagu ‘Do You Want To Build A Snowman?’ Berikut musiknya.
Kenapa?
Karena pada lagu ini penggambaran visual, musik, liriknya menyatu semua. Bercerita kerinduan seorang adik, Anna, pada kakaknya, Elsa, yang mengurung diri di kamarnya, karena ketakutannya atas kekuatannya. Ia disarankan orang tuanya untuk tidak menunjukkannya pada siapapun, termasuk adiknya. Mereka dulu sempat bermain-main dengan kekuatan Elsa, yang melukai Anna. Sejak itu Elsa trauma.
Anna sendiri gigih meminta kakaknya keluar. Sejak umur 5 hingga 15 tahun, ia selalu membujuk kakaknya agar keluar. Suasana awal lagu yang ceria, berpadu dengan kesedihan Elsa, dihiasi dengan peristiwa tenggelamnya kapal raja dan ratu, yang menyebabkan mereka jadi yatim piatu. Anna masih setia mengetuk pintu kakaknya. Lagu yang semula bersemangat, terakhir jadi mellow karena kesedihan kedua kakak beradik itu. Hiks banget pokoknya 😥
Elsa tak mampu mengemban tugasnya sebagai ratu yang baru. Ia lari membangun istananya sendiri di pegunungan utara. Disini komputer animasinya bekerja baik sekali. Salju yang ‘cuma gitu-gitu aja’ menjadi ornamen yang megah di ketinggian. Lengkap sama tangga kristalnya.
Kisah ini juga dihiasi dengan pencarian cinta sejati. Cinta yang tadinya disebut sebagai ‘pintu yang terbuka’ menjadi ‘aku rela meleleh untukmu’. Pesan yang bagus buat anak-anak jaman sekarang, jangan buru-buru ambil keputusan untuk ia yang baru kau temui. Adegan Anna memandang Kristoff, pemuda yang berusaha mengantarkan Anna yang sakit ke Hans, kekasih Anna, asli bikin terharu. Apalagi yang lebih sejati daripada cinta yang rela menyerahkan kebahagiaan itu pada orang lain?
Untungnya topik-topik berat ini dihiasi dengan kelucuan yang muncul dari para figurannya. Mungkin yang paling terkenal (dan berani taruhan, ntar lagi muncul game-nya 😛 ) adalah Olaf, si snowman yang lincah, tulus, dan lucu. Tapi saya pribadi menyukai Oaken (pengisi suara Chris Williams) pemilik Wandering Oaken’s Trading Post and Sauna, tempat Anna dan Krisstoff bertemu. Logatnya khas banget, visualisasinya juga ‘kena’. Jadi teringat orang Norwegia, dan memang pada beberapa scene dihiasi dengan Aurora Borealis, pita kehijauan yang menghiasi angkasa, hanya muncul di langit utara.
Selain must see movie, Frozen juga must have item, DVDnya harus dibeli! *semangat :D*
IndriHapsari
Gambar : en.wikipedia.org, dan pribadi
Tes…tes…, yuhuuuu…*pake logat oaken* aku komen ya 🙂
Totally corect, mba…temanya emang agak berat untuk film animasi yg 99% penontonnya anak2. Kenapa aku berbeda?
Tapi ya itu hebatnya Disney *maklum fanatik, senyebelin2nya animasi buatan mereak tetep aja bilang bagus…haha*, selalu ada “kartu AS” yg mereka punya. Dan taraaaa, di film ini menurut saya kartu AS nya ada pada Olaf.
Soal OST, semua OST nya saya suka & sdh download (nawaitu banget..wakaka). Tapi ya itu, tetep……”Let It Go” buat saya OST paling epic dan gak akan bisa dilupain dengan mufahnya krtika kita keluar dari bioskop. Magic dan megah nya Disney ada di scene ice-olation Elsa(istilah ngarang) dan suara Idina Menzel dilagu ini…….
Hmm, apa lagi yak?saya udh nongton Frozen 2x mba Indri udah tau?eh, skip aja inpoh gak penting inih huahuahuaaaa…..
Tul, harus punya downlotan dan DVD nya!Harta karun buat anak cucu. Ini buat saya bener2 masterpiece Disney setelah dulu pas kecil saya meng-agung2kan Lion King (smp sekarang masih sih…hihi). Awas aja klo Frozen gak dapet Oscar……….*ngasah golok*
Thanks review kerennya mba, happy Frozen!
Yuhuuuuuuu 😀
Owh, Oaken came here!
Hihihi, iya nih mbak Ida, sy malah inget terus sm Oaken, soalnya dia khas banget. Olaf, sy yakin bakal jd game, serial, merchandise yang bakal dijual dimana2.
Teknologi animasi ya sepertinya masih setara dgn yg lain. Hanya harus kreatif penerapannya, dan Frozen sdh melakukannya. Kekuatan utama menurut sy di musikalitas itu. Kalau baca kritik dr berbagai media di Wiki, mrk memuji2 bagian ini.
Waah, pantes apal, sdh berkali2 rupanya. Sy nunggu DVD aja deh, biar bs nonton di TV. Trims Mbak Ida ^_^
dvd-nya aja, hehehe
Hehehe, iya biar bs berulang2 🙂
belum nonton, kalo liat sekilas posternya sih kurang begitu menarik (my opinion), karakternya terlihat biasa saja, tapi setelah baca review ini jadi penasaran hehe
Sy sdh baca review, trus liat videonya Let It Go. Agak skeptis sih, tp ternyata memang bagus. Menang perhargaan film animasi, dan kalau dr Wiki, para kritikus memberi nilai hampir sempurna untuk film ini. Trims pak 🙂
kapan2 cari ah….makasih dah berbagi…
Sdh ada kok Pak 🙂 Sama2 Pak Ve 😀