Film persembahan Disney-Pixar ini memang masih terasa aroma Carsnya, namun ada beberapa perbedaan yang saya rasakan. Ada nuansa global, jika sebelumnya lokal. Buat yang sebal dengan Amerika Serikat, film ini akan memicu kesebalan Anda. Karena mau rasa lokal ataupun global, yang namanya Amerika tetap saja jadi pemenang.
Itu juga yang dikeluhkan oleh para kritikus yang dikumpulkan pendapatnya di Wikipedia. Yah, mungkin maksudnya Disney untuk merangkul semua pemirsa kecilnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia, selain menambah keunikan film ini. Karena masing-masing pesawat sungguh mewakili negaranya. Dari cara bertingkah laku (yang secara ajaib bisa diperankan oleh para pesawat ini), berbicara, dan bersikap. Siap-siap empet jika digambarkan negatif. Misal Bulldog yang dari Inggris, digambarkan sensitif dan sombong. Atau El Chupacabra dari Mexico, yang PD abis, sekaligus grasa grusu.
Menurut saya, kekuatan film animasi buatan Amerika Serikat adalah pengisian karakter suaranya, yang belum bisa dikalahkan oleh negara lain. Sepertinya mereka serius benar memilih siapa dubber yang pantas mengisi karakter film yang akan dibuat. Tokohnya adalah pesawat pembasmi hama, Dusty, yang diisi suara oleh Dane Cook. Saya tidak terlalu terkesan dengan suara para pria di film ini.
Yang saya salut malah para pengisi suara wanita. Forklift teknisi, Dottie dengan suara cewek -suka-ngomel yang disuarakan oleh Terri Hatcher (dulu jadi ceweknya Superman dan main di film Desperate Housewives). Kemudian ada pesawat dari Kanada, Rossele dengan aksen Prancis yang dibawakan oleh Julia Louis-Dreyfus. Julian ini yang main sitkom Seinfield puluhan tahun sebagai Elaine Benes, temannya Jerry Seinfield. Lah, dulu aksennya Amerika banget, sekarang jadi Prancis banget, kagum dong saya ^_^. Lainnya adalah pesawat anggun Ishani yang disulih suara oleh Priyanka Chopra, Miss World 2000. Kok bisa ya punya suara seanggun itu, aksennya juga ngga India banget. Adegan Ishani yang terbang berdua dengan Dusty, di atas sungai Gangga menuju Taj Mahal, diiringi nyanyian khas India, is my favourite.
Keunikan lain adalah film ini mempermainkan adrenaline kita. Saya bayangin kalau Planes dibuat sajian 4D, seperti Shrek yang di Universal Studio Singapura, pasti bakal seru! Adegan mau keluar dari terowongan dan hampir nabrak kereta Himalaya, saat harus mendarat di USS Flysinhower (plesetan dari USS Dwight D. Eisenhower), atau saat kena badai sampai tenggelam di Samudra Pasifik. Ya, film ini memang mengajak penontonnya menikmati dunia, dengan tujuh etape yang harus dilalui.
Seperti yang saya ungkapkan di artikel-artikel sebelumnya, film anak-anak selalu punya resep yang sama. Kebaikan menang melawan kejahatan. But how do they do it, itu yang membuat penasaran. Dan film-film Disney-Pixar sampai saat ini mampu menghibur penonton-penonton kecilnya, dan memuaskan penonton-penonton besarnya ^_^
***
IndriHapsari
Foto : Wikipedia