Bertahun-tahun hidup bersama, ternyata telah membuatmu berubah. Tidakkah kau ingat aku berusaha memenuhi semua apa yang kau pinta? Menyediakan semua kebutuhanmu, berusaha pulang cepat saat kau sedang menunggu, dan mengikuti keinginanmu.
Tidakkah kau ingat, masa-masa kita bersama? Aku mengikuti kemana kau mau pergi. Aku menyetujui pilihanmu, mencoba mendukung keputusanmu. Tentu saja aku pasti memberi saran, namun selalu kulakukan dengan cara halus agar kau paham.
Awalnya kau begitu dekat padaku. Bagimu aku adalah nomor satu. Selalu dinanti kedatangannya, selalu ditunggu kehadirannya. Pelukan selalu kau siapkan saat ku pulang dan kecupan kau berikan saat ku berpamitan.
Tapi kini kau telah berubah. Seenaknya saja kau menceritakan wanita-wanita cantik di sekitarmu. Tanpa sadar kau ulang-ulang nama mereka, seakan untuk meyakinkanku atas keseriusanmu. Bahkan saat tak sengaja bertemu mereka, kau tak segan memalingkan muka dariku untuk menatap dan menggoda mereka. Ah, apa sih maumu?
Akhirnya, keluarlah keinginan itu dari bibirmu.
‘Aku ingin menikah dengan Evelyn!’
Ah, aku mendesah. Akhirnya keluar juga apa yang kau inginkan. Tak kau hargai hari-hari yang telah kita lewati. Aku tidak mau diduakan!
Dengan pasrah kukatakan ‘Ngga bisa, kamu masih 5 tahun, Nak.’
Hihihihi! Tar udah dewasa, liat yg lebih cantik lupa deh sama Evelyn…
What a great fam! Nice pic! 🙂
Kikikik…waduh saya mesti siap2 ya…
Makasih ya Mbak ^_^