Ngeronda

20130426-190354.jpg

Ronda atau siskamling atau menjaga keamanan lingkungan, tidak sangka sempat menjadi impian saya sejak kecil. Beneran! Ngga pakai bohong! Jaman dulu yang namanya ronda malam ya warga, biasanya bapak-bapak, pakai sarung, bawa kentongan keliling kampung. Bukan di tempat saya sih, nonton di TV. Dan perasaan saya saat itu, keren!

Apalagi sebabnya kalau bukan boleh tidur malam (sebenarnya malah tidak boleh tidur sama sekali kan?). Maklum, anak sekolah, sudah harus tidur jam 9 malam. Tapi kalau peronda dan hansip, kok boleh sih tidur larut malam? Sirik!

Kegiatannya juga menurut saya cukup menyenangkan. Berkumpul dengan teman-teman yang lain, mengobrol, merokok (yang ini sih saya ngga), minum kopi, main kartu domino, remi, memainkan kentongan, nonton TV, di pos ronda yang bentuknya seperti panggung, beralas tikar dan berdinding rendah. Pasti bapak-bapak itu juga ngegosip deh. Maklum, jarang bersosialisasi, kan kerja setiap hari. Ronda menjadi saat-saat bergaul antar warga.

Kegiatan lain yang menyenangkan adalah boleh jalan malam-malam keliling kampung, bersama teman-teman. Bercanda sambil memainkan senter, berselimutkan sarung untuk menahan dingin, dan sesekali membunyikan kentongan yang dibawa.

Lalu ronda juga keren kalau bisa menangkap maling. Wah, seru sekali, mengejar maling ramai-ramai. Ingat, ini masih jaman dulu ya, dimana maling masih jalan kaki dan ngga bawa pistol. Rasanya semangat sekali memukul kentongan kuat-kuat untuk membangunkan warga, dan berlari mengejar pencuri. Pas jaman kerusuhan atau teroris ronda bisa mencegah orang luar memancing kerusuhan di kampung kita, dan mencegah kejahatan di lingkungan. Ingat kata bang Napi, kejahatan terjadi karena ada niat dan KESEMPATAN. Jadi, ronda akan mengurangi adanya kesempatan tersebut.

Hmm..tapi begitu sudah dewasa seperti sekarang, saya jadi mikir juga, apa ngeronda ini tetap keren ya? Karena:

1. Masuk angin

Ngga kebayang deh berada di luar selama 8 jam, iya kalau cuaca cerah. Kalau hujan? Saya rasa sarung saja tidak bisa menahan udara dingin, apalagi anti air.

2. Kehujanan

Kalau lagi keliling, tiba-tiba hujan bagaimana ya? Apa ngga basah kuyup tuh, apalagi kalau posnya masih jauh dan masih setengah putaran.

3. Ngantuk

Kalau besoknya tidak bekerja tidak apa-apa, lha kalau bekerja, masa’ ngantuknya dipindah ke kantor? Jam 9an masih semangat lah ngobrol-ngobrol, saya bayangin kalau lepas midnight pasti dah sudah teler, rindu bantal.

4. Bosan

Sekali ronda mungkin masih exciting ya, lama-lama..bosaaaan. Nonton TV, main kartu, ngobrol, memang perlu berjam-jam? Paling 4 jam sudah kelar. Sisanya mungkin mainan HP buka Kompasiana (eh, jaman dulu belum ada HP ding…apalagi Kompasiana)

5. Tidak ada ceweknya

Ini juga kendala, mana mungkin saya sendirian di sana, di kelilingi para pria? Kalau diganti semua ibu-ibu yang ronda, bisa-bisa acaranya selain menggosip bersama, tukeran resep, sama rujakan (ngga sakit perut tuuuh). Lagian, malingnya jadi ngga takut.

6. Pocong dan teman-temannya

Terima kasih pada semua film Indonesia yang dengan teganya memperlihatkan petugas ronda ini jadi favorit para hantu Made In Indonesia. Senengnya nongol tiba-tiba, ngagetin, dan ngikut kita kemana-mana. Hiiiy! Serasa punya fans. Ngga sibuk mikirin ngejer maling malah mikir gimana caranya meloloskan diri.

Akhirnya, ronda sekarang hanya dilakukan oleh orang yang kita bayar, misal hansip atau satpam perumahan. Kelilingnya pun pakai sepeda motor, sendirian, sesekali berhenti di tiang listrik dan mengetuknya dengan batu sebagai tanda dia telah lewat. Tidak perlu senter karena banyak penerangan jalan. Dan yang pasti, pocongpun enggan muncul karena sudah tidak ada unsur surprisenya.

Coba ya, kalau ronda itu:

1. Ada di ruang tertutup, ada kursinya biar ngga capek ngelesot, ada mejanya, ada cappucinonya, ada TV layar lebarnya, ada pertandingan sepakbolanya…serasa nobar di café ya…pasti ngga bosen dan ngga masuk angin!

2. Free Wi-Fi! Pasti banyak anak muda yang daftar ikutan ronda, sambil bawa laptop untuk Skype-an, nonton Youtube, atau chatting tengah malam.

3. Maling? SATPAM aja deh, yang ngejer….hihihi…

20130421-140809.jpg
***
Gambar :pinterest.com
Reposted.

4 comments

  1. kalau di rumah, yg ngeronda biasanya juga pukul tiang listrik, mbak. untuk kasih tanda udah jam berapa. pukul sekali tandanya udah jam satu, pukul dua kali berarti jam dua. tapi waktu jam 12 kok tiangnya nggak dipukul ya 🙂

Komen? Silakan^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s