Sebagai mahasiswa atau pekerja di rantau, memilih tempat kos menjadi keputusan yang sangat penting. Kos menjadi rumah kedua kita, dalam arti sebenarnya maupun kiasan. Kos menjadi tempat berlindung dan beristirahat, sementara orang-orang di dalamnya menjadi keluarga.
Berikut tips memilih rumah kos, dari saya yang sudah 3 kali pindah tempat kos. Penomoran berikut bukan urutan, dan dapat diubah urutannya sesuai prioritas.
1. Lokasi
Lokasi yang dekat kampus atau tempat kerja, adalah yang paling ideal. Apalagi buat yang tidak membawa kendaraan. Namun perlu diingat biasanya harganya lebih mahal. Perlu dipikirkan alternatif yang ada. Mahal tapi dekat, atau murah tapi jauh.
2. Garasi
Kalau membawa kendaraan, perhatikan garasi yang dimiliki. Apakah cukup untuk semua kendaraan, apakah aman, dan pelajari urutan penataannya. Biasanya anak baru dapat posisi paling ’sial’ alias susah dimasukkan, susah juga dikeluarkan (hiyaaa..ngomong apa ini…). Atau aturan lain seperti yang terakhir masukkan kendaraan harus mengunci pintu gerbang, dan lain-lain.
3. Kamar
Kamar yang diperlukan saya rasa tidak perlu terlalu luas. Asal cukup menampung tempat tidur, meja, kursi dan lemari pakaian. Toh di kos kita cuma numpang tidur saja, lainnya banyak keluyuran di luar (atau cuma saya saja ya? :P). Kamar yang luas memang lebih nyaman, jadi tidak sumpek meskipun berantakan. Tapi biasanya lebih mahal.
Kriteria utama saya adalah kamar tersebut harus berjendela, sehingga udara segar bisa masuk, matahari terlihat sinarnya. Ruangan tidak akan terasa pengap.
Jika membawa televisi, PC atau kulkas mini, tempat yang dibutuhkan harus lebih luas, atau menambah meja lagi. Mungkin laptop pilihan yang tepat untuk menghemat tempat. Lainnya perhatikan fasilitas dalam kamar, mungkin ada AC atau kamar mandi dalam. Yang pasti ada harga ada rupa.
4. Kamar Mandi
Hitung jumlah kamar mandi yang tersedia, bandingkan dengan jumlah penghuni. Jika terlihat terlalu padat, cek jam penggunaan kamar mandi. Kapan peak hour terjadi (eaaa…serius!) dan apakah kita bisa menghindari jam tersebut tanpa membuat terlambat. Perhatikan pula aturan di kamar mandi, misal siapa yang bertugas membersihkan kamar mandi, siapa yang bertugas mengisi bak mandi (astaga, ini jaman apa ya??)
5. Fasilitas
Pertama, masalah pangan. Apakah ada fasilitas yang disediakan pemilik kos? Misal makan dalam, nasi putih disediakan, atau pemilik kos merangkap pemilik depot. Kalau ya, sejahteralah perut Anda. Bila tidak, siap-siap katering atau keluar makan setiap hari. Fasilitas lain seperti kompor atau microwave yang ada di dapur, perlu ditanyakan juga apakah boleh dipergunakan. Aturan juga perlu diperhatikan, misal menjaga kebersihan dapur, urunan beli gas, atau giliran siapa yang masak buat semua.
Kedua adalah masalah sandang. Jika harus mencuci sendiri, perhatikan dimana kita bisa mencuci, air dari mana, menjemur dan menyetrika dimana. Paling sip kalau pembantu kos bisa mencucikan sampai me-nye-tri-ka-kan (halah, ribet banget diucapkan!). Sepakati harga yang mesti dibayarkan. Lainnya, bisa cari tetangga yang mau mencucikan, atau manfaatkan laundry kiloan.
Fasilitas lain seperti internet, televisi, pencucian kendaraan, membawa peliharaan (hewan maksudnya!) harap ditanyakan terlebih dahulu kepada pengelola kos.
6. Ibu/Bapak Kos
Entah pemilik atau sekedar pengelola, keberadaan Ibu/Bapak Kos sangat diperlukan. Terutama buat Anda yang niatnya murni untuk belajar atau bekerja, keberadaan mereka akan membuat sungkan penghuni kos, untuk tidak sembarangan memasukkan tamu ke kamar. Tidak nyaman kan, lagi konsen belajar, mendengar ‘uh..ah…uh…ah..’ dari sebelah kamar ? 😛
Reposted, edited
thanks yah… membantu sekali untuk referensi bahan blog saya….
🙂
Ok, you’re welcome 🙂