Aku menatap kembali itineraryku.
Ngga menarik. Sama sekali ngga menarik.
Begitu landing, ambil bagasi, cari terminal skybus yang akan mengantarku ke CBD.
(Kalau ada kamu, kan aku bisa menatap senyummu dari jauh, lalu aku akan berjalan cepat, peluk kamu, satu kecupan untukku di kening, dan trolley bag kuserahkan padamu *grin*. Lalu di bus, kamu masih bisa memelukku, menanyakan kabarku, sampai aku ngga peduli pemandangan indah yang harus aku lewati.)
Sampai di Southern Cross Station, pilih kereta yang menuju Flagstaff Station. Jalan kaki sedikit ke hotel, melewati Flagstaff Garden.
(Stasiun interchange. Huf. Pasti ramai deh. Kamu akan menggandeng tanganku, sementara tangan satunya sibuk menyeret trolleyku. Aku akan berlari-lari kecil di sampingmu, untuk mengimbangi langkah-langkah lebarmu. Di kereta, mungkin kita tak mendapat tempat duduk. Tak apa, kamu akan berdiri di tengah, bersandar pada tiang. Sementara aku akan bersandar di dadamu. Mmm..mungkin kamu akan memelukku lagi *can hardly wait!*
Berjalan melewati taman..eh..pohon Elm itu masih ada ngga ya?)
Check in. Balik lagi ke arah yang tadi. Nyegat tram yang kelilingan bawa turis.
(‘Mau lihat apa?’
‘Perpus dulu deh!’
‘Ngga ke market aja? Jalan dikit.’
‘Ngga mau. Rame.’
‘Kamu tuh yaaa..dari dulu selalu malas ketemu banyak orang.’
‘Biarin. Maunya cuma ketemu kamu.’
Pembicaraan berakhir ketika kamu mulai mengacak-acak rambutku.)
Aku bengong melihat daftarku. Perpustakaan. Gedung parlemen. Katedral.
Ha! Siapa nanti yang mau motoin disana, sementara kamu ngga ada? Minta tolong orang lain..ngga enak. Ngga asyik. Ngga seru.
Ngga seindah waktu ada kamu.
Skip. Skip. Skip.
Then…Federation square.
(OK. Kalau ada kamu, kita akan duduk di bawah payung jingga. Menatap Flinders Street yang sibuk.
‘Duduk di sini aja, sambil ngeliatin orang.’ begitu katamu.
‘Ngeliatin, atau diliatin?’ balasku.
Ah, tapi peduli amat. Asalkan ada kamu di depanku. Sharing calamari dan chips yang kita pesan. Lalu menghirup mint cocoaku. Kamu, espresso.
‘Takut ngga bisa tidur.’ setiap kamu tanya, kok ngga pesan kopi aja.
‘ Ngga bisa tidur, karena kopi, atau…mikirin aku?’ katamu sambil senyum -senyum jail.
Huh. Males amat ya….punya pacar yang bisa baca pikiran kita…*I miss that time, when I lost my words in front of you…*)
Kali ini, ngga pake cafe-cafean. Cukup masuk resto jepang itu, pesan ramen, the chicken one, terus green tea ice cream, dan nyegat tram lagi. Nyegat? Eaaa…kaya di Jakarta saja. Disini ngga ada yang berhenti seenaknya.
Museum. Skip. Aquarium. Skip.
Finally, Victoria Harbour, Dockland.
(Kalau kuikuti semua itinerary ini, kita akan sampai di dermaga pada sore hari. Saat mentari tak garang lagi, dan malu – malu menyembunyikan diri. Akan kurebahkan kepalaku di dadamu, dan kau akan membelai rambutku mesra.
‘Kangen ya?’ bisikmu di telinga.
‘Penting ya, nanya gitu?’ seperti biasa aku akan bercanda menjawabnya. Menempuh ribuan kilometer, untuk ketemu kamu, apa lagi kalau bukan karena kangen yang luar biasa…
‘Kapan yah, begini lagi?’ tanyamu lagi.
‘Menurut kamu, gimana?’ aku balik bertanya.
Dan kamu tak pernah menjawabnya….)
Aku mengusap layar tablet yang telah dihiasi titik air mata. Kutekan lambang tempat sampah di bagian bawah, dan ketuk tombol ‘Delete Note’.
Tak ada kamu.
Tak perlu ada perjalanan.
***
Partisipasi untuk grup CLBK…eh…grup WA Mudasiana ^_^