‘Bagaimana cara memenangkan hatimu?’
‘Hahaha…tak usah…tak perlu. Buat apa sih, penasaran begitu?’
‘Oh, hanya ingin tahu. Apa hatimu terbuat dari batu? Atau kayu? Atau sebuah pintu?‘
‘Ah, kenapa menuduh seperti itu?’
‘Susah banget mau tahu kamu..’
‘Ngga usah pusing. Emangnya penting?’
‘Ya!’
‘Apa gunanya, kalau kau sudah tahu?’
‘Aku jadi bisa tahu maumu.’
‘Lalu?’
‘Ya akan kuikuti maumu, biar kau cinta padaku’
‘Cinta itu meskipun, bukan karena. Jadi meskipun kau tak tahu mauku, atau kau tahu mauku tapi tak kau ikuti selalu, kalau sudah cinta, ya sudah diam di sini saja’
‘Begitu? Tapi aku cinta kamu karena kau misteri bagiku’
‘Berarti, tanyakan dulu, itu cinta, atau penasaran saja’
…
Seribu misteri
Ada banyak hal
Yang ingin kuketahui
Tentang rasa
Yang mengusik hati
Satu demi satu ingin kusingkap
Tanpa perlu kata terucap
Banyak yang ingin kumengerti
Tentang hatimu pasti
Tiap saat ingin kucoba memahami
Apa yang tersembunyi
Melihat apa yang tak terlihat
Mendengar apa yang tak terucap
Biarpun ada seribu misteri
Ku kan terus mencoba mengetahui
Hingga pada akhirnya nanti
Kau akan pelan membisiki
‘Sudah ya, berhenti.
Kau telah menjadi kunci’
Sumber gambar : img0.etsystatic.com
.
IndriHapsari
http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/12/08/ringkihku-indri-hapsari-514981.html
Ups. Dibikinin khusus? Makasih ya ^^
keren mbak tulisannya, saya dh mulai menikmati tulisan mbak indri di kompasiana
Wah..makasih ya berkenan mampir^^