Ve sayang sekali dengan HPnya. Seakan sudah menjadi nyawa kedua. Karena dengan HP itulah dia bisa berhubungan dengan pacar-pacarnya.
Ada Alex yang suka meneleponnya. Selain dering yang khas, ada lampu putih yang berkedip di ujung kiri.
Kalau ada SMS, terutama dari Bobby, maka lampu hijau akan bolak balik menyala selama SMS belum dibuka.
Charlie, yang baru dikenalnya lewat Facebook, akan membuat lampu warna biru menyala, jika ia menyapa lewat message atau saat nama Ve di-mention.
Untuk Donny yang suka ngobrol panjang, maka ada email Yahoo yang mudah digunakan. Sama dengan warna backgroundnya, kali ini lampu akan berkedip merah.
Ve sudah hafal betul siapa yang menghubunginya, hanya melihat dari indikator lampu saja. Namun kadang sulit juga, karena mereka lebih suka menggunakan multi channel saat menghubunginya.
Contoh, waktu itu lampu berkedip putih. Ve segera mengangkatnya, dan menyapa dengan mesra ‘Apa lagi Alex, lu kok nelpon gue lagi?’. Ve baru sadar, ketika sang penelpon berkata dengan tajam ‘Saya bukan Alex. Ini Bobby. Alex siapa, Ve?’. Ah, salah! Ve harus cepat mencari akal.
‘Oh..eh…Alexandra, temanku. Biasa dipanggil Alex..’ sambil berusaha tetap tenang. Rupanya Bobby belum puas.
‘Lalu, kenapa kok pake lu gue? Biasanya kamu pakai kata saya kan?’
Ve nyengir. Kebohongan pasti akan diikuti kebohongan berikutnya.
‘Ah, sama si Alex emang gitu, ngakrab’. Untung Bobby ngga meneruskan meminta ketemuan dengan Alex-Andra itu.
Kali lain ia ingin Donny yang menghubunginya, sehingga saat lampu berkedip merah, cepat dibukanya aplikasi emailnya. Lah, kok Charlie? Rupanya Charlie mendapatkan alamat emailnya dari FB. Untung kesalahan yang ini ngga bikin malu.
Tapi Ve lagi pusing. Edwin, cowok jago basket itu sedang mendekatinya. Lewat jalur apa lagi ya? Ah, pakai aplikasi chatting saja. Jangan YM, karena akunnya jadi satu dengan email Yahoo. Jadi install aplikasi baru, dan Edwin juga harus begitu. Akhirnya muncul warna lampu baru, kuning. Kini , Ve sedang sibuk mengetikkan percakapan untuk Edwin.
‘Ve’ tegur seorang lelaki di depannya. ‘Jangan mainan HP terus doong. Masa’ aku dicuekin?’
Ve tertawa. ‘Entar ya Falen…ini anak-anak pada tanya tugas’.
Kini mata Ve beralih lagi, karena lampu merah dan biru mulai menyala bergantian.
.
IndriHapsari