‘Saya memperkosanya karena dia seksi’
Pernah dengar kalimat seperti ini? Seorang wanita, yang dianugrahi tubuh seksi, ternyata menjadi alasan terjadinya tindakan yang tidak senonoh tersebut. OK kita bisa salahkan itu adalah aksi pengalihan isu dari seorang lelaki yang pada dasarnya memang bejat, biarpun kambing, asal perempuan, tidak mampu dia membendung hasrat.
Namun banyak juga kita lihat, perempuan-perempuan dengan tubuh yang bagus bagai model, tahu benar bagaimana memanfaatkan keelokan tubuhnya. Menggunakan pakaian ketat dan terbuka, riasan yang menarik dan body language yang menggoda, sungguh membuat iman dan imron ingin teriak saja. Sehingga ada kemungkinan, tindakan pemaksaan tersebut terjadi karena faktor perempuannya juga.
Kenapa kok sampai seperti itu? Anugrah yang diberikan Tuhan, ternyata menjadi masalah di kemudian hari. Apakah Tuhan yang salah? Mungkin seperti perumpaan bijih sawi yang ditanam di berbagai jenis tanah. Ada yang di tanah subur, tanah kering dan tanah yang berbatu-batu. Hal ini menyebabkan ada bijih yang tumbuh dengan baik, bijih yang mati, dan bijih yang dipatuk oleh burung-burung. Demikian juga dengan anugrah, yang diberikan adalah sama-sama hadiah dari surga. Namun anugrah sendiri bisa berkembang menjadi beragam hasil, sama seperti bijih tadi.
Bagaimana prosesnya, sehingga anugrah bisa menjadi salah?
Ketika anugrah begitu disanjung dan dipuja, akibatnya adalah keterikatan dan lupa tujuan awal kenapa Tuhan menganugrahkannya. Anugrah menjadi sesuatu yang menunjukkan siapa diri kita, eksistensi kita, padahal sebelumnya saat anugrah belum datang, kita ya baik-baik saja. Kenapa jadi begitu tergantung dan memujanya? Anugrah menjadi pangkal keangkuhan, pangkal lupa segalanya.
Sebaliknya, ketika anugrah diremehkan, dia menjadi tak berkembang. Entah karena kita tak sadar, atau tak mengindahkannya sebagai bagian dari hidup kita, akibatnya manfaatnya tidak begitu terasa. Kita tidak berusaha mengembangkannya, kita minder dengan apa yang kita miliki, kita selalu membandingkan dengan lain. Maka anugrah menjadi tak berguna.
Ada juga yang sadar potensi anugrah, mengembangkannya, tapi salah dalam mempergunakannya. Harusnya untuk kebaikan, malah untuk kejahatan. Contoh perempuan seksi tadi, jika ia memanfaatkannya untuk mendapatkan uang dengan tidak halal, maka anugrah lambat laun akan jadi masalah.
Anugrah memang akan memperkaya hidup kita, asal kita tidak berlebihan, tidak mengecilkan arti atau menyalahgunakannya. Yang penting, anugrah itu titipan dari Tuhan. Sehingga sewaktu-waktu jika Tuhan mengambilnya, jangan ada penyesalan. Karenanya mumpung anugrah sedang ada di tangan, nikmati dan kembangkan potensinya, agar berguna bagi diri sendiri dan sesama.
.
IndriHapsari
